Ulkus Dekubitus
Dokter spesialis |
|
Gejala |
Perubahan warna kulit, bengkak, nyeri tekan, perubahan suhu kulit, muncul cairan menyerupai nanah |
Faktor risiko |
Imobilisasi, persepsi sensorik yang buruk, status nutrisi dan hidrasi buruk, inkontinensia, ada penyakit lain |
Cara diagnosis |
Wawancara medis dan pemeriksaan fisik kulit |
Pengobatan |
Perawatan luka, penggantian posisi berkala, obat-obatan |
Obat |
Antinyeri (ibuprofen, diclofenac), antibiotik |
Komplikasi |
Selulitis, infeksi sendi dan tulang, sepsis |
Kapan harus ke dokter? |
Segera ketika muncul gejala, punya faktor risiko, ada tanda infeksi seperti demam, bengkak, keluar nanah dari luka. |
Pengertian Ulkus Dekubitus
Ulkus dekubitus atau yang juga dikenal dengan istilah bedsore atau pressure ulcer adalah luka (ulkus) pada kulit dan jaringan di bawah kulit akibat adanya tekanan yang berlebihan pada kulit.
Kondisi ini paling sering terjadi pada kulit yang melapisi area bertulang pada tubuh, seperti tumit, pergelangan kaki, pinggul, dan bokong.
Orang yang paling berisiko mengalami ulkus dekubitus adalah mereka yang punya keterbatasan mengubah posisi tubuh akibat kondisi medis tertentu.
Mereka yang menghabiskan sebagian besar waktu di tempat tidur atau di kursi dengan pergerakan terbatas juga berisiko mengalami hal ini.
Sebagian besar luka memang dapat membaik dengan penanganan yang tepat. Namun, sebagian lainnya tidak dapat hilang dengan sempurna.
Berbagai langkah dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya ulkus dekubitus dan menunjang proses penyembuhan.
Artikel Lainnya: Komplikasi Ulkus Dekubitus yang Berbahaya
Penyebab Ulkus Dekubitus
Berikut adalah beberapa penyebab ulkus dekubitus:
1. Tekanan
Faktor utama terjadinya penyakit ulkus dekubitus adalah tekanan terus-menerus pada bagian tubuh tertentu. Tekanan itu pada akhirnya menghambat aliran darah ke jaringan tubuh di area tersebut.
Padahal, aliran darah penting untuk menghantarkan oksigen dan nutrisi lainnya ke suatu jaringan. Tanpa nutrisi esensial tersebut, kulit dan jaringan di sana dapat rusak.
Pada orang dengan mobilitas terbatas, tekanan tersebut umumnya terjadi pada area yang tidak memiliki lapisan otot atau lemak yang padat, seperti tulang belakang, tulang ekor, punggung, pinggul, tumit, dan siku.
2. Gesekan
Sama dengan tekanan, adanya gesekan atau friksi dapat terjadi apabila kulit bersentuhan terus-menerus dengan pakaian atau seprai.
Hal ini dapat membuat kulit lebih rentan terhadap kerusakan, terutama bila kulit dalam kondisi lembap.
3. Pengelupasan
Penyebab yang satu ini dapat terjadi apabila dua permukaan bergerak ke arah yang berlawanan. Misalnya, saat tempat tidur diangkat pada bagian kepala, seseorang dapat terperosok ke bawah.
Saat tulang ekor bergerak ke bawah, kulit dapat tetap melekat pada kasur, yang membuat terjadinya pengelupasan pada kulit.
Faktor Risiko Ulkus Dekubitus
Ulkus dekubitus bisa terjadi apabila seseorang memiliki faktor risiko, seperti:
1. Imobilitas
Kondisi ini dapat disebabkan oleh kesehatan yang kurang baik, cedera tulang belakang, dan penyebab lainnya.
2. Persepsi Sensorik Berkurang
Gangguan neurologis, cedera tulang belakang, ataupun kondisi lainnya bisa memicu hilangnya sensasi.
Kesulitan merasakan nyeri atau ketidaknyamanan dapat terjadi akibat seseorang tidak menyadari tanda-tanda bahaya dari ulkus dekubitus dan pentingnya mengubah posisi.
3. Nutrisi dan Status Hidrasi yang Buruk
Setiap orang membutuhkan cairan, kalori, protein, vitamin, dan mineral yang cukup dalam diet sehari-harinya, termasuk mereka yang sedang sakit.
Hal ini berguna untuk menjaga kondisi kulit dan mencegah kerusakan jaringan.
4. Kondisi Medis yang Memengaruhi Aliran Darah
Masalah kesehatan yang memengaruhi aliran darah, seperti diabetes dan penyakit vaskular, dapat meningkatkan risiko terjadinya kerusakan jaringan.
5. Inkontinensia
Ketika seseorang yang tirah baring (bed rest) memiliki masalah inkontinensia atau tidak dapat menahan BAK dan/atau BAB sehingga sering mengompol atau tanpa sadar BAB, tanpa disadari kulit akan bersentuhan dengan urine maupun feses secara terus-menerus.
Apabila kondisi ini sering terjadi, kulit rentan akan mengalami ulkus dekubitus.
Gejala Ulkus Dekubitus
Pada mereka yang menggunakan kursi roda, ulkus dekubitus paling sering timbul pada kulit di sekitar area bokong, punggung, tulang belakang, atau bagian belakang lengan dan tungkai yang menempel pada kursi.
Pada mereka yang menghabiskan sebagian besar waktu di tempat tidur, lokasi terjadinya ulkus dekubitus yang paling sering adalah di bagian belakang atau samping kepala, punggung, pinggul, punggung bawah, bokong, tumit, pergelangan kaki, dan bagian belakang lutut.
Beberapa tanda dan gejala ulkus dekubitus yang dapat muncul antara lain:
- Perubahan yang tidak lazim pada warna atau tekstur kulit
- Pembengkakan
- Adanya cairan yang menyerupai nanah
- Area kulit yang terasa lebih dingin atau lebih hangat dibandingkan area lainnya
- Terdapat nyeri tekan pada bagian tubuh tertentu
Ulkus dekubitus dapat dikategorikan berdasarkan derajat keparahan, yang bergantung dari kedalaman, ukuran, dan karakteristik luka lainnya.
Derajat kerusakan kulit dan jaringan pun bervariasi, dari kulit yang tampak kemerahan hingga luka dalam yang melibatkan otot dan tulang.
Berdasarkan Pressure Ulcer Advisory Panel (NPUAP), ulkus dekubitus diklasifikasikan menjadi enam derajat, yakni:
- Derajat 1: kulit pada daerah penonjolan tulang tampak kemerahan, teraba nyeri, hingga ada perubahan suhu menjadi lebih dingin atau hangat dibanding jaringan sekitarnya
- Derajat 2: bagian kulit dermis mulai hilang dan menimbulkan ulkus dangkal terbuka yang ditandai dengan kemerahan di dasar luka tanpa ada borok atau slough
- Derajat 3: kulit semakin menghilang sehingga lemak dibawah kulit mulai tampak. Pada derajat ini tulang, tendon, ataupun otot belum tampak
- Derajat 4: sudah tampak tulang, tendon, dan otot. Pada dasar luka akan tampak slough dan/atau eskar (jaringan kulit mati yang menutupi luka)
- Kedalaman tidak dapat ditentukan: pada derajat ini, dasar luka tidak dapat terlihat akibat adanya slough dan/atau eskar
- Deep pressure injury/luka tekan dalam: luka tekan dengan kecurigaan kerusakan jaringan dalam pada kulit yang masih intak, yang ditandai dengan munculnya perubahan warna merah gelap atau ungu
Diagnosis Ulkus Dekubitus
Dalam penegakan diagnosis ulkus dekubitus, dokter akan melakukan wawancara medis yang terinci untuk menanyakan tanda dan gejala ulkus dekubitus yang dialami, faktor risiko apa yang dimiliki, hingga penyakit atau perawatan apa yang sedang dijalani.
Setelah wawancara medis, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik berupa pengamatan kulit untuk melihat tanda-tanda serta derajat keparahan ulkus dekubitus.
Derajat keparahan perlu diketahui untuk membantu menentukan penanganan perawatan ulkus dekubitus selanjutnya.
Pemeriksaan penunjang lainnya, seperti tes darah dapat dipertimbangkan untuk mengetahui kondisi pasien, sekaligus melihat adakah infeksi yang meluas dari ulkus dekubitus.
Artikel Lainnya: Mengenal Jenis-Jenis Inkontinensia Urine dan Gejalanya
Pengobatan Ulkus Dekubitus
Pengobatan ulkus dekubitus utamanya melibatkan upaya mengurangi tekanan pada bagian tubuh yang terlibat, merawat luka, mengatasi rasa nyeri, mencegah terjadinya infeksi, dan menjaga asupan nutrisi yang baik.
Pendekatan dari berbagai aspek perawatan luka membutuhkan tim multidisiplin dalam penanganannya.
Mengingat kondisi setiap orang bisa berbeda-beda, sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis bedah untuk merencanakan tindakan mana yang sesuai.
Adapun secara umum, berikut adalah beberapa cara mengobati ulkus dekubitus, yaitu:
1. Menurunkan Tekanan
Langkah pertama menangani ulkus dekubitus adalah dengan mengurangi tekanan dan gesekan pada bagian tubuh yang terlibat.
Beberapa strategi yang dapat dijalani adalah melakukan pergantian posisi setidaknya setiap jam saat duduk dan setiap dua jam saat berbaring di tempat tidur.
Selain itu, dapat digunakan pula bantalan untuk menurunkan tekanan pada bagian tubuh tertentu.
2. Membersihkan dan Merawat Luka
Penanganan ulkus dekubitus bergantung pada kedalaman luka yang dialami. Secara umum, membersihkan dan merawat luka mencakup proses perawatan dengan cairan salin dan menggunakan perban.
3. Mengangkat Jaringan yang Rusak atau Mati
Untuk membantu proses penyembuhan, jaringan berubah menjadi koreng atau mati biasanya harus diangkat. Hal ini bertujuan untuk membantu pertumbuhan kulit baru yang lebih sehat.
Dalam mengangkat jaringan kulit yang sudah mati, dokter bedah akan melakukan operasi kecil atau dikenal dengan debridement.
4. Obat-obatan
Beberapa jenis terapi obat-obatan dapat diberikan pada penderita ulkus dekubitus untuk mengurangi rasa nyeri atau mengatasi infeksi.
Misalnya, obat antinyeri golongan NSAIDs seperti ibuprofen atau diclofenac. Obat antibiotik berupa obat minum ataupun salep dapat digunakan untuk membantu atasi infeksi yang ada.
5. Pembedahan
Ulkus dekubitus yang besar dan tidak dapat diatasi dengan metode penanganan lainnya bisa jadi membutuhkan prosedur pembedahan.
Tidak hanya membersihkan jaringan yang mati saja, dokter bedah akan membantu menutup luka terbuka tersebut dengan menggunakan jaringan sehat dari kulit tubuh penderita.
6. Pemenuhan Nutrisi
Selain dengan cara-cara di atas, untuk mempercepat proses pemulihan ulkus dekubitus, kamu disarankan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dalam sehari-hari.
Tercukupinya nutrisi setiap hari, utamanya protein dan vitamin seperti vitamin A dan C, dapat membantu mempercepat pertumbuhan kulit baru.
Artikel Lainnya: Mengenal Spinal Cord Injury, Bisakah Disembuhkan?
Pencegahan Ulkus Dekubitus
Ulkus dekubitus dapat dicegah dengan beberapa cara, seperti:
- Sering-sering mengubah posisi untuk menghindari tekanan yang berlebih dan terus-menerus pada bagian tubuh tertentu
- Pertimbangkan beberapa hal terkait mengubah posisi, yaitu mencoba untuk melakukan ganti posisi setidaknya setiap jam saat duduk di kursi roda. Coba juga mencari kursi roda yang fleksibel dan dapat dimiringkan
- Pilih juga kasur antidekubitus, bantalan atau seprai yang membantu mengurangi tekanan pada bagian tubuh tertentu
- Lakukan pula mengangkat sandaran ranjang di area bagian kepala sekitar 30 derajat
- Selain itu, disarankan untuk menjaga kebersihan dan kulit tetap kering, menggunakan losion serta memeriksa kulit secara rutin untuk melihat adanya tanda-tanda ulkus dekubitus
- Menerapkan asupan nutrisi dan cairan yang mencukupi, menghindari merokok, mengendalikan stres dengan baik
Komplikasi Ulkus Dekubitus
Ulkus dekubitus yang tidak ditangani dengan segera dapat menyebabkan komplikasi, antara lain:
1. Selulitis
Selulitis adalah infeksi pada kulit dan jaringan lunak yang ditandai dengan adanya peradangan, bengkak, dan teraba hangat pada area yang terinfeksi.
2. Infeksi Tulang dan Sendi
Infeksi pada ulkus dekubitus bisa menyebar pada tulang dan sendi sekitar, akibatnya fungsi tulang dan sendi sekitar pun dapat terganggu.
3. Sepsis
Meski jarang terjadi, ulkus dekubitus dapat menjadi sumber infeksi yang bisa menyebar ke darah dan berakibat fatal.
4. Kanker
Akibat luka yang tidak kunjung sembuh dalam waktu yang lama (ulkus marjolin) dapat berubah ke karsinoma sel skuamosa.
Kapan Harus Ke Dokter?
Segera ke dokter apabila ditemukan tanda dan gejala ulkus dekubitus di atas.
Terlebih apabila penderita memiliki faktor risiko, misalnya tirah baring terlalu lama dan adanya tanda infeksi seperti demam, luka mengeluarkan nanah, dan juga bengkak.
Masih punya pertanyaan seputar ulkus dekubitus? Chat dokter kami via Tanya Dokter atau booking dokter dengan layanan Temu Dokter.
Kamu juga bisa booking Layanan Medis dan Lab dan jangan lupa download aplikasi KlikDokter. Yuk, #JagaSehatmu dari sekarang. Jangan tunggu sakit.
[HNS]
- Kirman, C. (2022). Pressure Injuries (Pressure Ulcers) and Wound Care: Practice Essentials, Background, Anatomy. Retrieved 7 July 2022, from https://emedicine.medscape.com/article/190115-overview
- Zaidi, S., & Sharma, S. (2022). Pressure Ulcer. Retrieved 7 July 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK553107/
- Bedsores (pressure ulcers) - Symptoms and causes. (2022). Retrieved 7 July 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bed-sores/symptoms-causes/syc-20355893