Karbohidrat terbaik kerap dicari orang-orang yang sedang dalam program menurunkan berat badan. Pasalnya, sumber utama energi bagi tubuh ini punya peran penting dalam keberhasilan diet. Bahkan, beberapa orang memilih menjalani diet rendah karbohidrat demi menurunkan berat badan.
Diet Rendah Karbohidrat
Salah satu jenis diet rendah karbohidrat yang marak dilakukan adalah diet keto atau ketogenik. Prinsip diet ini adalah mengonsumsi karbohidrat sesedikit mungkin (biasanya hanya 5-10% dari total kalori) dan mengonsumsi lemak dalam jumlah yang sangat besar (bisa mencapai 60-70%).
Padahal, dalam diet seimbang yang dianjurkan porsi karbohidrat adalah 50-60% total kalori, sementara lemak 20-30%. Dalam hal ini, lemak digunakan sebagai energi utama untuk menggantikan karbohidrat.
Diet keto dapat membantu menurunkan berat badan dengan cepat. Namun, para ahli tidak menyarankan diet keto dilakukan jangka panjang (lebih dari 12 bulan). Menurut penelitian, menjalankan diet keto jangka panjang dikhawatirkan dapat menyebabkan efek samping.
Artikel Lainnya: 5 Makanan Tinggi Karbohidrat yang Baik untuk Tubuh
Misalnya, perlemakan hati, kerusakan ginjal, dan gangguan metabolisme tubuh secara umum. Itu karena pada dasarnya, tubuh memang diprogram sedemikian rupa untuk menggunakan karbohidrat sebagai energi utama.
Sebenarnya, karbohidrat tidak melulu buruk dan harus dihindari saat diet, kok. Asalkan Anda tahu mana jenis karbohidrat yang baik, program diet Anda pun dapat berhasil. Karbohidrat terbaik apa untuk membantu menurunkan berat badan?
Kekuatan Serat
Tahukah Anda, bahwa serat itu juga termasuk ke dalam golongan karbohidrat? Serat yang terdapat di dalam sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian, dan kacang-kacangan dapat membantu Anda menurunkan berat badan. Bagaimana caranya?
Serat terdiri dari dua jenis, yakni serat larut dan serat tidak larut. Serat tidak larut antara lain bisa Anda dapatkan dari sayur-sayuran hijau, seperti kangkung, bayam, kailan, selada, pocai, dan pakcoy. Sementara serat larut antara lain terdapat pada apel, pisang, bawang, labu siam, dan wortel.
Artikel Lainnya: Tips Memilih Sumber Karbohidrat yang Sehat
Serat—terutama serat tidak larut—dapat mengenyangkan lebih lama karena dapat “memenuhi” lambung dan memiliki massa. Apabila Anda kenyang lebih lama, maka godaan untuk makan lebih banyak dan ngemil pun akan berkurang.
Selain itu, serat—baik itu serat larut maupun tidak larut—memiliki kandungan kalori yang rendah. Mengonsumsinya akan dapat membantu mengurangi jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh Anda.
Setelah mengonsumsi makanan dengan kalori rendah, Anda juga disarankan berolahraga untuk membakar dan membuang kalori lebih di dalam tubuh.
Memasukkan Serat ke Menu Makanan
Bagaimana cara memasukkan serat ke dalam menu makanan Anda sehari-hari? Dimulai dari sarapan, misalnya. Anda dapat mengonsumsi roti gandum atau nasi merah. Selain itu, Anda juga dapat mengonsumsi sereal yang berserat tinggi, seperti oatmeal, barley, atau quinoa.
Untuk makan siang dan malam, Anda dapat mengganti nasi putih dengan nasi merah atau cokelat. Belum terbiasa dengan nasi merah atau cokelat? Jangan khawatir. Mulailah dengan memasak nasi merah dan nasi putih dengan perbandingan 1:1.
Apabila Anda telah terbiasa dengan tekstur dan rasa nasi merah, perlahan-lahan tingkatkan porsi nasi merah. Hingga akhirnya, Anda mengonsumsi nasi merah atau nasi cokelat seutuhnya.
Anda juga bisa mengurangi porsi nasi (maksimal 100 gram sekali makan). Apabila masih belum kenyang, Anda bisa menambah porsi sayuran (setidaknya 1 gelas belimbing.
Jika masih lapar antara makan pagi ke makan siang dan makan malam, Anda dapat mengonsumsi buah seperti apel, jeruk, dan pir. Pilihan ini jauh lebih baik ketimbang ngemil.
Jadi, serat dapat menjadi pilihan karbohidrat terbaik untuk Anda yang sedang menjalani diet. Anda tinggal memadukannya dengan pilihan nutrisi lain, seperti nasi cokelat, oatmeal, ataupun buah-buahan. Agar usaha menurunkan berat badan Anda semakin lancar, jangan lupa barengi dengan olahraga secara rutin, ya. Selamat berdiet!
[HNS/AYU]