Masturbasi pada pria alias onani sering dikaitkan dengan beragam masalah kesehatan. Salah satu yang mungkin pernah Anda dengar adalah mengenai anggapan bahwa onani dapat menurunkan kadar testosteron, sehingga pria akan mengalami gangguan kesuburan.
Jika dipikirkan secara logika, masuk akal rasanya jika onani dianggap dapat memengaruhi tingkat kesuburan seorang pria. Ini karena pada saat onani, pria akan mengeluarkan sejumlah cairan sperma. Di mana, jika hal tersebut dilakukan secara berkelanjutan dapat menurunkan kualitas dan kuantitas sperma yang pada akhirnya memengaruhi kadar hormon testosteron di dalam tubuhnya.
Namun, jika ditinjau dari sisi medis berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, apakah terbukti bahwa masturbasi pada pria alias onani benar-benar mampu menyebabkan penurunan kadar hormon testosteron?
Artikel Lainnya: Cara Mengembalikan Kejantanan Pria Akibat Sering Onani
Onani dan testosteron pada pria
Hingga kini, hasil penelitian mengenai efek jangka pendek dan jangka panjang mengenai masturbasi terhadap kadar testosteron pria masih menjadi bahan perdebatan para pakar.
Pada salah satu penelitian yang mengevaluasi kadar testosteron sebelum dan setelah hubungan seksual, serta pada hari-hari tanpa berhubungan seksual, didapatkan bahwa kadar testosteron paling meningkat pada kondisi setelah berhubungan seksual. Sebaliknya, kadar testosteron ditemukan lebih rendah pada hari-hari di mana seseorang tidak melakukan hubungan seksual, serta pada saat sebelum berhubungan seksual. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa aktivitas seksual dapat memengaruhi kadar testosteron, bukan sebaliknya.
Juga, terdapat literatur yang membahas mengenai efek dari absensi seksual (abstinens) terhadap kadar testosteron. Secara keseluruhan, penelitian tersebut menyimpulkan bahwa abstinens dari masturbasi serta hubungan seksual dapat meningkatkan kadar testosteron dalam tubuh. Ditemukan pula bahwa kadar testosteron antara 2 sampai 5 hari abstinens sebelum ejakulasi tidak banyak mengalami perubahan. Namun, kadar hormon tersebut didapatkan memuncak setelah 7 hari abstinens.
Jadi dapat disimpulkan bahwa masturbasi pada pria alias onani masih belum terbukti memiliki efek buruk bagi kadar testosteron atau kesehatan tubuh secara umum. Lagi pula, penelitian mengenai hubungan antara masturbasi dan kadar testosteron masih relatif terbatas sehingga penentuan yang sebenar-benarnya masih sulit untuk dilakukan.
Artikel Lainnya: 6 Efek Onani dan Dampaknya yang Berbahaya bagi Kesehatan
Pria harus tetap waspada
Pada dasarnya, penurunan hormon testosteron lebih disebabkan oleh adanya gangguan tiroid, diabetes melitus tipe 2, efek samping obat dan genetik. Apabila seorang pria terbukti memiliki kadar testosteron yang rendah, dirinya akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Massa otot yang rendah
- Penurunan kekuatan atau ketahanan
- Sedikit atau tidak ada rambut di tubuh dan wajah
- Gangguan mood
- Disfungsi ereksi
- Kesulitan berkonsentrasi
- Gangguan tidur.
Jika Anda merasakan beberapa gejala di atas, sebaiknya segera konsultasikan lebih lanjut pada dokter. Dengan demikian, Anda akan mendapatkan sederet pemeriksaan untuk memastikan kondisi yang sedang dialami. Jika terbukti mengalami gangguan hormon testosteron, tindak lanjut yang paling sesuai dapat segera diterapkan.
Setelah tahu fakta bahwa onani atau masturbasi pada pria belum terbukti dapat memengaruhi kadar testosteron, Anda sebaiknya bersikap lebih bijak dalam menanggapi segala informasi yang beredar. Jangan “menelan mentah-mentah” tanpa kroscek lebih lanjut, agar Anda tidak terjebak dalam kemelut yang justru akan merugikan diri sendiri.
(NB/ RVS)