Siapa sangka, ukuran alat vital bisa menjadi topik hangat perbincangan di ajang sebesar Olimpiade! Berita viral tentang atlet lompat galah yang gagal karena masalah ini tentu saja mengundang tawa.
Namun, di balik candaan tersebut, ada fakta ilmiah menarik yang perlu kita ketahui. Yuk, kita kupas tuntas 8 faktor yang memengaruhi ukuran penis pria, sekaligus membahas mengapa berita seperti ini begitu mudah menyebar di era media sosial.
1. Genetik
Genetik adalah faktor penentu ukuran penis pria yang tidak dapat dimodifikasi atau diubah. Faktor ini diturunkan dari kedua belah pihak, yaitu ayah dan ibu, atau campuran keduanya. Akan tetapi, genetik semata tidak bisa menentukan ukuran penis karena masih ada banyak faktor lain yang memengaruhinya.
Pria akan memiliki kromosom XY. Kromosom Y didapatkan dari ayah, dan memengaruhi perkembangan testis dan penis. Sementara kromosom X yang didapatkan dari ibu akan memengaruhi panjang dan diameter penis.
Perlu diingat, setiap kromosom memiliki variasi gen ratusan hingga ribuan. Maka wajar jika antar-saudara sedarah ataupun orang tua dan anak ada perbedaan ukuran penis.
Artikel lainnya: Berapa Rata-Rata Ukuran Penis Normal Orang Indonesia?
2. Etnis atau Ras
Ukuran penis bervariasi berdasarkan etnis. Penelitian yang dilakukan membuktikan bahwa penis terpendek dimiliki populasi pria di Asia Timur dan Tenggara.
Adapun yang terpanjang ditemukan di Amerika Selatan, seperti Venezuela dan Kolombia, serta negara-negara Afrika seperti Sudan.
3. Kadar Hormon Testosteron
Hormon yang bertanggung jawab dalam menentukan ukuran penis adalah hormon testosteron. Ereksi terjadi ketika pembuluh darah di sekitar penis terisi oleh darah.
Testosteron dipercaya meningkatkan volume darah. Ukuran penis pun bertambah sementara saat ereksi karena banyaknya volume darah yang mengisi pembuluh di sekitar penis.
Semasa kehamilan, keseimbangan hormonal ibu (terutama hormon hCG) akan memengaruhi produksi hormon testosteron pada janin laki-laki. Kondisi kelainan hormonal juga bisa memengaruhi produksi hormon testosteron, meski cukup jarang ditemui.
Ada pula kondisi ketika pria tidak merespons testosteron, meski jumlah hormon yang diproduksi tubuh cukup banyak. Kondisi ini dikenal dengan insensitivitas androgen.
4. Kebiasaan Merokok dan Pakai Celana Ketat
Hindari penggunaan celana dalam yang terlalu ketat karena memengaruhi peredaran darah di sekitar penis. Aliran darah yang baik akan mengisi penis ketika ereksi. Jika terdapat sumbatan, ukuran penis tidak akan maksimal.
Selain itu, merokok juga dapat merusak pembuluh darah di sekitar penis sehingga menghambat peredaran darah. Rokok juga merusak elastin yang berperan penting saat ereksi. Jadi, segera hentikan kebiasaan merokok sekarang jika Kamu ingin memiliki ukuran penis yang ideal.
Artikel lainnya: Wahai Para Pria, Kenali Ciri-Ciri Penis yang Sehat Berikut Ini
5. Suplemen Penambah Stamina
Beberapa suplemen dipercaya efektif menambah ukuran dengan meningkatkan aliran darah di penis dan produksi hormon testosteron. Salah satu contoh suplemen yang dipercaya mampu meningkatkan ukuran penis adalah omega-3.
Namun Kamu harus berhati-hati dalam memilih suplemen. Sebab, banyak juga suplemen yang berbahaya bagi kesehatan. Selain itu, belum ada cukup bukti yang menunjukkan efektivitas penggunaannya.
6. Diet
Konsumsi makanan bergizi dipercaya dapat memperlebar pembuluh darah, sehingga dapat menambah ukuran penis. Contoh makanan yang dapat memperlebar pembuluh darah adalah brokoli, kentang, tomat, wortel, salmon, telur, susu, tuna, dan hati.
Di samping itu, makanan yang mengandung vitamin E, zink, dan selenium dipercaya mampu meningkatkan kesehatan reproduksi pria. Makanan kaya serat juga penting untuk mengurangi timbunan lemak yang menghambat pembuluh darah di daerah penis.
Dalam beberapa kasus, pola makan tidak sehat khususnya yang menyebabkan malnutrisi dapat memperlambat pubertas. Beberapa dari mereka yang mengalami keterlambatan pubertas akan memiliki ukuran penis dan testis lebih kecil.
Artikel lainnya: Penis Bisa Mengecil di Usia 40 Tahun, Benarkah?
7. Kondisi Penis
Secara alamiah, penis akan bertambah ukuran saat mengalami ereksi. Sebagai contoh, rata-rata ukuran penis normal saat “lemas” adalah 8,6-9,3 cm. Bandingkan dengan rata-rata panjang penis saat ereksi, yaitu 12,9-14,4 cm. Berbeda cukup jauh, bukan?
Perubahan ukuran penis saat ereksi dipengaruhi aliran darah ke kelamin saat ereksi. Hal ini membuat penis menjadi tegang, bertambah panjang, dan keras. Kondisi ini diperlukan agar dapat terjadi penetrasi saat berhubungan intim.
8. Kondisi Lingkungan
Polusi lingkungan juga dianggap dapat memengaruhi ukuran penis secara negatif. Polutan berpotensi memengaruhi keseimbangan hormonal serta ekspresi gen dalam tubuh.
Polusi lingkungan yang dimaksud umumnya berbentuk bahan kimiawi. Misalnya, pestisida dan bahan plasticizer.
Sebagai contoh, beberapa studi menemukan paparan dengan zat kimiawi phthalate saat hamil dapat mengganggu perkembangan alat kelamin pada bayi baru lahir. Bidang keilmuan ini dikenal dengan epigenetik, dan masih terus dikembangkan.
Banyak hal yang memengaruhi ukuran penis. Itu sebabnya, ketimbang memusingkan hal yang tidak dapat diubah, coba ubah persepsi mengenai ukuran penis. Jalani juga pola hidup sehat dan aktif agar kesehatan organ reproduksi tetap terjaga.
Untuk informasi seputar kesehatan pribadi, keluarga, parenting, kehamilan, dan hewan peliharaan, segera unduh aplikasi KlikDokter atau pilih topik kesehatan sesuai keinginanmu.