Ajang Surabaya Maraton yang digelar kemarin, Minggu (4/8) menyisakan duka mendalam. Dua orang pelari marathon meninggal dunia saat ikut ajang lari terbesar di Surabaya tersebut. Pelari marathon memang rentan mengalami gangguan kesehatan jika tidak mempersiapkan kondisi fisik dengan optimal.
Seperti melansir dari cnnindonesia.com, dua korban meninggal adalah Chusnun N. Djuraid (60) dengan nomor peserta 5721 dan Oentung P. Setiono (55) dengan nomor peserta 5755. Keduanya mengikuti Surabaya Marathon pada nomor jarak 10 kilometer.
Baik Chusnun maupun Oentung tumbang sebelum sampai garis finis dan buru-buru dibawa ke RSU dr. Soetomo, Surabaya. Kedua pelari tersebut akhirnya dinyatakan meninggal setelah petugas medis melakukan beberapa upaya untuk menyadarkan mereka.
Gangguan kesehatan yang harus diwaspadai pelari marathon
Berapa pun jarak lari marathon yang ditempuh seorang atlet, akan terasa berat jika kondisi fisik tidak dipersiapkan dengan baik. Akibatnya, pelari marathon sangat rentan mengalami beragam gangguan kesehatan.
Menurut dr. Dyah Novita Anggraini dari KlikDokter, jarak tempuh lari akan sangat berpengaruh pada kondisi tubuh. Saat lari marathon seluruh organ tubuh akan bekerja berat untuk menghasilkan energi saat berlari.
Jika seorang pelari tidak sedang berada dalam kondisi fisik yang prima, ia akan menjadi mudah mengalami gangguan kesehatan, seiring dengan jauhnya jarak yang ditempuh. Berikut beberapa gangguan kesehatan yang bisa dialami pelari marathon:
-
Dehidrasi
Kecukupan cairan dalam tubuh perlu diperhatikan saat mengikuti ajang lari marathon, khususnya bagi mereka yang ikut full marathon atau jarak 42 km.
"Saat berlari marathon, diperkirakan seorang pelari akan berkeringat sebanyak 0,5 sampai 1 liter per jam. Jika keringat yang berlebihan ini tak diimbangi dengan asupan cairan yang cukup, maka dapat memicu dehidrasi," ujar dr. Dyah.
-
Iritasi kulit
Lari marathon juga bisa menyebabkan masalah kulit. Gangguan kulit yang paling sering terjadi adalah iritasi. Menurut dr. Dyah, pengeluaran keringat yang berlebihan dan gesekan yang terus-menerus saat berlari bisa menyebabkan iritasi kulit. Terutama di daerah ketiak, paha, dan kaki.
-
Kram otot kaki
Kram otot dapat terjadi tiba-tiba saat sedang berlari. Tandanya, bagian kaki yang kram akan menegang dan kaku. Hal ini dapat disebabkan penggunaan otot yang berlebihan sehingga otot mengalami kontraksi yang tidak diinginkan.
"Bisa juga karena pelari tersebut tidak melakukan pemanasan dan peregangan yang baik sebelum olahraga dimulai," ungkap dr. Dyah.
Selanjutnya
-
Cedera otot dan sendi
"Otot dan sendi yang digunakan secara berlebihan rentan memicu cedera yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Area otot dan sendi yang paling sering terkena adalah area lutut," kata dr. Dyah.
-
Henti jantung
Henti jantung atau cardiac arrest adalah suatu kondisi ketika jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba karena gangguan gaya listrik pada otot jantung. Kondisi ini dapat terjadi saat lari jarak jauh, terutama jika pelari memiliki riwayat keluarga penyakit jantung atau ada riwayat peningkatan kolesterol tinggi.
Sebagaimana diketahui, salah satu peserta Surabaya Marathon yang meninggal dunia pernah memiliki riwayat jantung. Jadi, bagi Anda yang sebelumnya punya riwayat jantung, Anda harus memperhatikan betul kondisi ini. Periksakan dulu kondisi Anda ke dokter, sebelum terjun berlaga.
Cegah masalah kesehatan saat lari marathon
Siapa saja yang berminat untuk mengikuti ajang lari ini harus melakukan persiapan yang matang. Hal ini bertujuan agar atlet terhindar dari gangguan kesehatan.
Untuk menghindari berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan, berikut beberapa persiapan yang dapat dilakukan:
- Menjaga asupan makanan. Selama persiapan, Anda disarankan untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi setiap harinya. Namun pada hari pertandingan Anda disarankan untuk memperbanyak asupan karbohidrat, tinggi protein, dan rendah serat minimal 6 jam sebelum berlari.
- Cukupi asupan cairan tubuh. Menjaga asupan cairan tubuh sebelum pertandingan membantu Anda terhindar dari risiko dehidrasi saat berlari.
- Tidur cukup. Pastikan kualitas tidur Anda cukup terjaga sebelum waktu pertandingan. Disarankan untuk tidur selama 8 jam setiap malam agar sistem kekebalan tubuh Anda tetap terjaga. Cukup tidur juga memberikan waktu yang cukup bagi otot untuk beristirahat.
- Memastikan peralatan lari Anda nyaman dan sesuai ukuran tubuh.
- Periksa pakaian, sepatu, dan kaus kaki yang akan Anda gunakan untuk pertandingan dan pastikan sudah sesuai dengan ukuran tubuh. Ukuran yang tidak pas akan membuat tidak nyaman dan menimbulkan efek samping saat dipakai.
Banyaknya kasus pelari marathon cedera – bahkan meninggal dunia – saat mengikuti ajang lari jarak jauh tersebut, perlu menjadi pembelajaran. Beratnya pertandingan membuat kondisi fisik para pelari rentan mengalami gangguan kesehatan. Untuk itu, siapa saja yang tertarik untuk mengikuti ajang lari marathon harus mempersiapkan fisik jauh-jauh hari sebelumnya, dan tidak dilakukan secara mendadak. Lakukan tips di atas untuk menjaga kondisi fisik Anda.
[RVS]