Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh Anda mengalami kekurangan cairan. Hal ini dapat terjadi akibat asupan cairan yang minim atau pengeluaran cairan yang berlebih melalui keringat, air mata, muntah, buang air kecil, maupun buang air besar.
Jumlah air yang direkomendasikan untuk diminum adalah delapan hingga sepuluh gelas per hari. Bagi orang yang tergolong aktif, atlet, dan orang yang terpapar dengan cuaca tinggi, mungkin bisa lebih dari itu.
Dehidrasi bisa berakibat gawat
Ketika tubuh kehilangan banyak air, organ, sel, dan jaringan tidak akan mampu berfungsi dengan baik. Jika dehidrasi tidak tertangani segera, maka dapat memicu syok. Dehidrasi bisa ringan dan berat. Dehidrasi ringan dapat diatasi sendiri di rumah, sedangkan dehidrasi yang berat harus mendapat pertolongan medis di rumah sakit atau unit gawat darurat.
Gejala dehidrasi berbeda-beda tergantung pada kondisinya, apakah ringan atau berat. Pada dehidrasi ringan hingga sedang, gejalanya meliputi mengantuk, mulut kering, haus, jarang buang air kecil, kulit kering, konstipasi, pusing, dan sakit kepala. Sementara itu, gejala dehidrasi berat adalah haus yang berlebihan, produksi keringat sedikit, tekanan darah rendah, detak jantung cepat, demam, dan urine berwarna gelap.
Selain akibat berkeringat berlebih (olahraga, paparan cuaca panas) dan penyakit tertentu (diare), dilansir Health, dehidrasi juga dapat disebabkan oleh kebiasaan sehari-hari seperti:
1. Minum minuman beralkohol
Selain dapat memabukkan, mengonsumsi alkohol juga dapat menyebabkan dehidrasi. Alkohol yang masuk ke dalam sistem pencernaan akan meningkatkan pembakaran dan reaksi kimia yang membuat air dalam tubuh justru keluar. Misalnya lewat keringat.
2. Mengonsumsi minuman bersoda
Terlalu sering mengonsumsi minuman bersoda juga dapat menyebabkan dehidrasi. Minuman bersoda akan menyerap elektrolit dalam tubuh, sehingga tidak heran setelah minum minuman bersoda Anda akan semakin haus.
3. Sering minum teh dan kopi
Teh dan kopi mengandung kafein yang bersifat diuretik atau menarik cairan dari dalam tubuh. Karena itu, Anda pasti pernah merasa lebih sering ke toilet jika mengonsumsi kedua minuman ini. Jika terlalu sering mengonsumsi kafein, tubuh akan kehilangan cairan lebih banyak lewat produksi urine.
4. Melakukan diet rendah karbo
Karbohidrat tersimpan di dalam tubuh bersamaan dengan cairan. Inilah mengapa Anda akan kehilangan beberapa pon berat air ketika melakukan diet rendah karbo. Mungkin diet ini tampak bagus pada timbangan, tapi tidak untuk kadar hidrasi.
5. Stres
Ketika stres, kelenjar adrenal akan mengeluarkan hormon stres. Ujung-ujungnya, hal ini akan membuat produksi hormon aldosteron menurun sehingga memicu dehidrasi dan kekurangan elektrolit.
6. Kurang makan buah dan sayur
Banyak dari buah dan sayur kaya akan air sehingga dapat membantu mencukupi kebutuhan air dalam tubuh. Jika Anda kurang makan buah dan sayur, dan tidak mengompensasinya dengan minum banyak air, Anda akan rentan terkena dehidrasi.
Kiat mudah cegah dehidrasi
Berdasarkan rekomendasi dr. Nitish Basant Adnani dari KlikDokter, untuk mencegah terjadinya dehidrasi Anda bisa melakukan sederet upaya berikut ini:
-
Minum cukup air mineral
Salah satu hal terpenting dalam mencegah kekurangan cairan adalah mengonsumsi air mineral secara teratur. Pastikan untuk selalu membawa botol minum di dalam tas agar Anda tidak kesulitan untuk mencari air minum.
-
Batasi asupan kafein dan alkohol
Mengonsumsi minuman berkafein dan beralkohol dapat meningkatkan produksi urine dalam tubuh. Bila tidak diimbangi dengan asupan air yang cukup, maka dapat mempercepat terjadinya dehidrasi.
-
Konsumsi makanan yang tepat
Beberapa jenis makanan dapat membantu menjaga hidrasi tubuh. Contohnya buah dan sayur karena lebih mudah dicerna dan memiliki kandungan air yang tinggi.
Yuk, mulai perhatikan kebiasaan Anda sehari-hari. Jika itu dirasa dapat memicu kekurangan cairan dalam tubuh, cobalah cari cara agar tidak terkena dehidrasi. Bisa dengan minum cukup air, membatasi kafein jika Anda senang minum teh atau kopi, dan sebagainya.
[RS/ RVS]