Sehat dan Bugar

Alasan Orang Lakukan Revenge Travel Usai Lockdown

Aditya Prasanda, 08 Sep 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Stres akibat PPKM diperpanjang mendorong banyak orang melakukan revenge travel. Kita cari tahu penyebab dan dampak tren revenge travel.

Alasan Orang Lakukan Revenge Travel Usai Lockdown

Tidak dapat dimungkiri, perpanjangan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) membuat banyak orang jenuh. Hal ini dapat memengaruhi kondisi psikologis hingga menyebabkan stres.

Akibatnya, ketika ada peluang, masyarakat nekat berekreasi ke tempat hiburan maupun wisata. Fenomena masyarakat melakukan perjalanan atau berwisata usai menjalani isolasi ini disebut sebagai revenge travel.

Aksi “balas dendam” tersebut justru dapat menyebabkan lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia untuk kesekian kalinya. 

 

1 dari 2

Alasan Melakukan Revenge Travel

Disampaikan psikolog Gracia Ivonika, M. Psi., terdapat sejumlah faktor yang mendorong banyak orang melakukan tren revenge travel.

1. Lelah Mental

Secara umum, revenge travel dipicu oleh perasaan lelah, bosan, stres, serta isu psikologis lain yang muncul akibat keterbatasan selama pandemi. Kondisi ini juga dapat terjadi saat Anda bekerja secara berlebihan.

Artikel lainnya: Sesak Napas Saat Isolasi Mandiri, Ini Cara Mengatasinya!

Deretan kondisi tersebut menghambat individu melepaskan rasa jenuh mereka. Padahal, kebutuhan ini penting bagi kesejahteraan psikologis setiap orang. 

“Ketika dorongan-dorongan itu tidak bisa terpenuhi dapat timbul stres dan frustrasi yang lebih tinggi. Jika tidak diimbangi dengan kontrol diri yang baik, orang bisa menjadi impulsif karena terlalu lama menahan terpenuhinya kebutuhan itu (melepaskan rasa jenuh),” kata Gracia.

“Misalnya, memaksakan tetap traveling tanpa mempertimbangan dengan matang dan siap menerima konsekuensi yang bisa dialami, hanya karena level PPKM turun,” dia menambahkan.

2. Ketidakmampuan Mencari Hiburan Lain

Kebutuhan psikologis setiap orang sangatlah beragam. Ketika Anda tidak sanggup mencari alternatif hiburan selain traveling, revenge travel pun terjadi guna memenuhi kesejahteraan psikologis tersebut.

“Misalnya, walaupun PPKM, bukan berarti enggak bisa refreshing. Anda tetap bisa melakukan hobi baru di rumah, ngobrol dengan teman secara virtual, dan sebagainya,” kata Gracia.

Artikel lainnya: Tak Enak Badan Usai Vaksin COVID-19, Coba Suplemen Cordyceps!

3. Percaya Diri Usai Vaksinasi

Berdasarkan Pandemic Talks, alasan orang melakukan revenge travel selanjutnya adalah rasa percaya diri usai menjalani vaksinasi COVID-19. Vaksinasi membuat banyak orang lebih optimistis bakal terlindungi selama bepergian. 

Padahal, peluang terinfeksi virus corona usai vaksinasi tetap ada, utamanya bagi mereka yang mengabaikan protokol kesehatan. 

Selain itu, belum semua orang memperoleh vaksin. Peluang Anda membawa virus, dari/menuju tempat wisata maupun saat kembali ke rumah pun tetap ada.

2 dari 2

Dampak Revenge Travel

Tren revenge travel dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Pasalnya, ketika bepergian, Anda berisiko terpapar virus corona.

Infeksi coronavirus dapat menyebabkan demam, kelelahan, batuk kering, diare, nyeri tenggorokan, sakit kepala, gangguan indra penciuman, hingga sesak napas. Kondisi ini dapat menghambat aktivitas harian Anda, termasuk saat bekerja.

Artikel lainnya: Dukung Program Vaksinasi Ibu Hamil Lewat Donasi

Selain merugikan diri sendiri, revenge travel juga dapat membahayakan orang lain. Pasalnya, tanpa disadari, Anda bisa saja membawa virus ke destinasi wisata. Penyebaran virus lebih lanjut amat mungkin terjadi.

Tidak hanya itu, Anda juga dapat membawa virus corona kembali ke rumah, dan membahayakan keluarga. 

Revenge travel juga dapat memicu norma sosial baru, utamanya ketika Anda membagikan foto liburan di media sosial. 

Bagi orang yang tidak memiliki pemahaman menyeluruh soal pandemi, hal ini dapat menjadi pembenaran. Mereka dapat berpikir keadaan aman 100 persen seperti sebelum pandemi, sehingga bebas berkeliaran kemanapun.

Deretan dampak revenge travel tersebut pada akhirnya memicu lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia.

Kondisi lelah mental saat pembatasan sosial lumrah terjadi. Meski begitu, Anda harus berhati-hati dan bijak menyikapinya. Emosi sesaat dengan melakukan revenge travel di masa pandemi justru dapat membahayakan diri sendiri dan keluarga.

Dapatkan informasi lengkap seputar virus corona, vaksin, dan penularannya dengan mengunduh aplikasi Klikdokter.

[HNS/JKT]

virus corona
psikologis