Bulan Ramadan telah tiba. Seluruh umat Muslim di dunia diwajibkan untuk berpuasa sebulan penuh. Berpuasa tak hanya sekadar untuk menyucikan batin, namun ternyata juga memiliki manfaat untuk kesehatan!
Apa yang terjadi di dalam tubuh saat berpuasa?
Saat berpuasa, tubuh tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman dari subuh hingga matahari terbenam. Pada kondisi normal, tubuh menyerap nutrisi dari makanan dan diubah menjadi glukosa, yang kemudian disimpan di hati dan otot sebagai sumber energi.
Selama berpuasa, cadangan glukosa ini yang pertama digunakan untuk sumber energi. Setelah cadangan glukosa habis, lemak akan dijadikan sumber energi yang selanjutnya. Jika puasa berlanjut selama berhari-hari hingga berminggu-minggu, maka protein yang ada di otot yang akan digunakan sebagai sumber energi.
Apakah puasa dapat mendetoks racun dari tubuh?
Hal ini yang seringkali menjadi pro dan kontra, karena puasa dianggap dapat mengeluarkan racun dari tubuh. Pada dasarnya, tubuh memiliki cara dan sistem sendiri untuk mengeluarkan zat-zat yang tidak diperlukan oleh tubuh. Dalam hal ini, hati menjadi pusat detoks dan bekerja sama dengan paru-paru, usus, ginjal, kelenjar limfa dan kulit untuk mengeluarkan toksin.
Namun, pendapat lain mengatakan bahwa sehari-hari kita banyak mengonsumsi makanan olahan atau makanan cepat saji yang tidak sehat. Dengan berpuasa (dan mengatur pola makan yang sehat tentunya), tubuh diberikan “kesempatan” untuk mengeluarkan zat-zat buangan yang berbahaya dan tidak diperlukan tubuh. Pada dasarnya tubuh kita memang “dirancang” berpuasa. Seperti saat kita tidur di malam hari, tubuh tidak diberikan asupan makanan dan minuman selama berjam-jam lamanya.
Apa saja manfaat berpuasa untuk kesehatan?
Puasa telah lama diaplikasikan di dunia medis. Misalnya saat Anda akan menjalani operasi, Anda akan diminta berpuasa supaya tidak mengganggu kelancaran operasi dan obat anestesi. Selain itu, ketika Anda hendak melakukan pemeriksaan darah seperti kolesterol atau gula darah, Anda juga akan diminta untuk berpuasa supaya hasilnya lebih akurat.
Tak hanya itu, puasa juga dianggap dapat mengurangi tingkat keparahan penyakit tertentu seperti artritis, depresi hingga mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes. Sebuah penelitian yang diterbitkan di The Journal of Nutrition menyebutkan bahwa mencit yang berpuasa secara berselang-seling memiliki kadar insulin yang lebih terkontrol dibandingkan dengan mencit yang menjalani diet rendah kalori.
Pada penderita depresi atau stres, puasa ternyata juga memberikan manfaat secara psikologis, karena saat berpuasa pasien akan belajar untuk berkata ‘tidak’ pada makanan. Hal ini merupakan langkah awal untuk mengambil kontrol penuh dalam hidupnya.