Gemar menonton pertandingan Mixed Martial Arts (MMA), atau Anda menggeluti olahraga tersebut? Berdasarkan pengertian, MMA adalah seni bela diri campuran yang memperbolehkan berbagai teknik pertarungan seperti pergumulan, tendangan dan pukulan.
Lewat peraturan yang ada, masing-masing praktisi di MMA didorong untuk membaurkan teknik dari berbagai cabang seni bela diri demi melumpuhkan lawan. Jauh sebelum popularitas MMA seperti sekarang, pertandingan sejenis ini telah berlangsung sejak zaman Yunani kuno.
Tentu, menonton MMA amat menarik dan memicu adrenalin. Bahkan, bagi Anda yang mempraktikkan dan menggeluti seni bela diri campuran ini, sebenarnya manfaat sehat juga bisa Anda dapatkan. Namun di balik itu, tahukah Anda bahwa MMA juga turut meningkatkan risiko terjadinya cedera kepala?
MMA dan risiko cedera kepala
Berdasarkan studi yang dilakukan tim peneliti dari Universitas Toronto, tingkat cedera kepala atlet MMA lebih tinggi dua kali lipat daripada pemain sepak bola Amerika.
"Ketika orang membandingkan MMA dengan olahraga lain, kita perlu mempertimbangkan risiko cedera yang tinggi akibat kegiatan tersebut,” kata ketua studi yang juga berasal dari Universitas Toronto, Michael Hutchison, dilansir dari Reuters.
Para peneliti menilai bahwa risiko cedera kepala para atlet belum dipelajari dengan baik oleh pihak asosiasi MMA. Kontak fisik yang sangat tinggi dan terkesan kejam ini membuat para peneliti bertanya-tanya seberapa tinggi risiko yang dialami karena terpukul berulang kali.
Guna menelaah hal tersebut, studi dilakukan dengan cara menonton rekaman video dari 844 pertandingan MMA dari salah satu promotor terkenal, Ultimate Fighting Championship (UFC). Studi ini bertujuan untuk menyelidiki dua jenis peristiwa, knock-out (K.O) secara langsung dan knock-out teknis alias berdasarkan keputusan wasit.
Jenis K.O yang pertama merupakan kondisi dimana pemain benar-benar jatuh ambruk dan pingsan. Sementara K.O teknis terjadi saat wasit menilai salah satu pemain sudah sempoyongan dan tak bisa melanjutkan pertandingan. Perlu diketahui, K.O tersebut dinilai dari seberapa parah benturan kepala yang dialami setiap pegulat.
Peneliti menggunakan metode statistik untuk menyelidiki jenis K.O mana yang lebih sering terjadi. Singkat cerita, ditemukan bahwa 12,7% pegulat MMA mengalami K.O langsung dan 19% lainnya mengalami K.O teknis.
Menyorot persentase kedua jenis K.O yang digabungkan, hal tersebut membuktikan bahwa sepertiga pertandingan berakhir sebagai akibat dari beberapa jenis cedera kepala.
Penelitian tersebut menyimpulkan, dari setiap 100 pertandingan dimana seorang atlet seni bela diri campuran bisa tersingkir (eksposur atlet), cedera yang terjadi adalah sebanyak 6,4 kali. Angka ini tergolong tinggi dibanding olahraga lainnya. Risiko cedera kepala akibat olahraga ekstrem ini juga diamini kebenarannya oleh sejumlah praktisi medis.
Menangkal risiko cedera kepala dari sekarang
Pada tingkat kompetisi, cedera kepala merupakan hal yang paling sering ditemukan pada hampir seluruh jenis olahraga bela diri. Menurut dr. Rio Aditya dari KlikDokter, risiko yang terjadi pada MMA cukup tinggi.
“Pada olahraga mixed martial arts (MMA), sekitar 75% cedera terjadi pada bagian kepala dan leher. Cedera kepala yang sering terjadi adalah gegar otak. Cedera ini paling sering terjadi karena kepala merupakan bagian yang paling sering mendapatkan benturan dibandingkan dengan anggota tubuh lain,” ujarnya.
Menyambung hal tersebut, dr. Ellen Theodora dari KlikDokter menganjurkan orang yang cedera agar segera menghentikan latihan. Ini guna mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Setelah itu, orang yang cedera dianjurkan untuk segera menerapkan terapi PRICE sebagai penanganan pertama.
- Protection. Berikan perlindungan sementara pada bagian yang sakit agar cedera tidak semakin memburuk karena adanya gerakan-gerakan berlebihan yang tidak seharusnya terjadi.
- Rest. Segera beristirahat dan jangan terlalu banyak bergerak, karena dapat membuat anggota gerak semakin sakit.
- Ice. Kompres daerah yang sakit dengan es untuk mengurangi rasa nyeri.
- Compress. Balut bagian yang cedera agar peredaran darah tetap lancar.
- Elevate. Jika cedera dialami di bagian kaki, letakkan posisi kaki lebih tinggi dari kepala agar peredaran darah tetap terjaga.
Bela diri Martial Mixed Arts alias MMA dan sejenisnya terbukti dapat mengakibatkan risiko berupa cedera kepala. Jika Anda adalah salah satu orang yang menekuni olahraga sejenis, lakukanlah dengan lebih hati-hati dan sesuai prosedur. Anda tak ingin perilaku yang seharusnya bermanfaat justru mendatangkan malapetaka, bukan?
[NB/ RVS]