Beberapa orang merasa lebih mudah untuk tidur cepat serta bangun lebih pagi, sementara orang lain lebih memilih tidur larut malam dan bangun siang. Pilihan ini mungkin berkaitan dengan ritme sirkadian atau jam biologis masing-masing orang. Namun, studi terbaru menemukan, mereka yang terbiasa bangun pagi ternyata lebih bahagia.
Studi yang mempelajari ratusan ribu peserta ini menemukan fakta bahwa mereka yang terbiasa bangun pagi memiliki kesehatan mental yang lebih baik. Di sisi lain, mereka yang terbiasa bangun hingga larut memiliki risiko lebih tinggi terkena masalah mental, misalnya skizofrenia atau depresi.
Studi lainnya yang mempelajari ratusan orang menemukan hasil yang serupa. Mereka yang terbiasa bangun pagi (sekitar pukul 7 atau bahkan lebih pagi) memiliki peningkatan rasa bahagia hingga 25 persen.
Bangun pagi tetap lebih baik
Mereka yang secara alami bangun pagi lebih mudah mengikuti jadwal yang diharapkan di lingkungan sekitarnya. Misalnya saja pekerjaan di kantor dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore atau jadwal kuliah pagi hari.
Dengan demikian, mereka tidak terpapar pemicu tambahan untuk terbangun lebih pagi dari yang mereka inginkan.
Di sisi lain, mereka yang terbiasa terbangun hingga larut bisa mengalami kekurangan tidur apabila perlu bangun pagi keesokan harinya, sehingga memengaruhi kebahagiaan.
Kemungkinan lainnya, bangun pagi membuat Anda terpapar lingkungan yang berbeda dengan saat terbangun lebih siang. Misalnya saja, dengan bangun pagi Anda mendapatkan sinar matahari pagi hari, yang diketahui dapat meningkatkan mood seseorang dalam menjalani harinya.
Dengan adanya temuan ini, apakah itu berarti Anda harus mengubah jam tidur, walaupun secara alami lebih memilih tidur malam dan bangun lebih siang?
Sayangnya, bangun pagi saja tidak langsung menjamin Anda akan bahagia. Serupa dengan itu, tidur malam tidak menjamin seseorang terkena skizofrenia ataupun depresi.
Hubungan antara keduanya adalah proses yang rumit, yang mungkin pula bergantung pada kondisi genetik masing-masing orang. Walau demikian, ada banyak faktor lain yang memengaruhi hal ini.
Misalnya saja lingkungan sekitar, apakah Anda dapat menjalani pekerjaan sesuai dengan jam biologis atau malah berlawanan.
Menariknya, kebiasaan untuk bangun pagi atau siang dapat berubah-ubah sesuai dengan usia. Contohnya, mereka yang berusia muda lebih cenderung untuk tidur lebih malam.
Fenomena ini memuncak pada mereka yang berusia 20-an, setelah itu akan mulai bergeser menjadi terbiasa bangun pagi. Sehingga, kebanyakan orang yang berusia 60 tahun ke atas punya kebiasaan bangun pagi.
Manfaat bangun pagi dan yang sebaiknya Anda lakukan
Selain lebih bahagia, ada beberapa manfaat kebiasaan bangun pagi yang perlu Anda ketahui. Misalnya, berat badan cenderung ideal, lebih teliti dan fokus pada detail, lebih konsisten dalam berolahraga, serta memiliki nilai yang lebih baik di sekolah.
Memaksakan diri bangun pagi mungkin malah dapat merugikan kesehatan mereka yang secara alami terbangun hingga larut malam. Namun, jika tuntutan pekerjaan atau sekolah memaksa, apa yang dapat dilakukan?
Salah satu trik yang bisa dicoba adalah memastikan untuk istirahat yang cukup, sehingga keesokan harinya tetap segar untuk menjalani aktivitas. Menghindari paparan lampu pada malam hari dan memastikan mendapat cahaya alami pada pagi hari mungkin dapat membantu Anda menggeser jam tidur.
Artinya, minimalkan pencahayaan di kamar tidur menjelang waktu tidur (bahkan tidur dalam keadaan gelap), serta hindari menonton televisi atau menggunakan gawai sebelum tidur. Bukalah tirai jendela, sehingga matahari pagi bisa membantu membangunkan Anda.
Penelitian membuktikan bahwa bangun pagi dapat membantu seseorang menjadi lebih bahagia. Jadi, usahakan untuk menjalankan tips di atas agar tidur Anda berkualitas dan bisa terus bangun pagi. Selain itu, tanamkan kebiasaan hidup sehat dan pola pikir positif, ya!
[NP/RN]