Persoalan jarak ideal menonton televisi tidak pernah berakhir. Bagi beberapa orang, menonton televisi dengan jarak terlalu dekat dapat menyebabkan mata minus. Sementara, beberapa pihak menyanggah hal tersebut. Jadi, sebenarnya berapa jarak menonton televisi yang dianggap terlalu dekat?
Terkait menonton televisi terlalu dekat dapat menyebabkan mata minus memang benar. Hanya saja, kekhawatiran tersebut terjadi saat televisi masih menggunakan layar cembung.
“Penggunaan layar cembung diketahui dapat memancarkan sinar radiasi hingga 10.000 kali lipat lebih tinggi daripada batas aman. Makanya, paparan pada televisi yang berulang dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan mata minus,” ujar dr. Dyah Novita Anggraini dari KlikDokter.
Karena itu, tutur dr. Dyah Novita, dibuatlah solusi dengan menjaga jarak duduk dengan layar televisi dan mengurangi durasi menonton televisi tidak lebih dari satu jam. “Namun saat ini, seiring perkembangan teknologi, sudah banyak televisi dengan produksi cahaya yang lebih aman bagi mata. Tapi stigma televisi sebagai penyebab mata minus sudah telanjur melekat di masyarakat sampai saat ini.”
Setelah layar cembung ditinggalkan, televisi pun mulai menggunakan teknologi LCD dan plasma. Layar panel datar modern ini diketahui tidak memancarkan radiasi. Namun begitu, beberapa orang masih khawatir menonton dari jarak terlalu dekat dapat menyebabkan cedera pada mata dan penglihatan. Penyebabnya, melihat dari dekat dapat menyebabkan kelelahan mata.
Jarak menonton yang ideal
Jadi berapakah jarak yang dianggap ideal? Dinukil dari Verywell health, sebenarnya tidak ada formula pasti untuk menghitung jarak yang tepat. Para ahli perawatan mata merekomendasikan untuk duduk sekitar 2,4 hingga 3 meter dari layar TV.
Aturan umum adalah setidaknya 5 kali jarak dari lebar layar televisi. Misalnya, jika televisi Anda memiliki lebar 32 inci, jarak menonton yang ideal adalah 160 inci atau sekitar 4,3 meter.
Meski begitu, sebagian besar dokter mata setuju bahwa jarak terbaik untuk menonton televisi adalah jarak yang terasa paling nyaman bagi Anda dan mata. Jadi, selama Anda bisa melihat layar dengan jelas tanpa mengalami ketidaknyamanan, jaraknya dapat dikatakan benar.
Selain jarak menonton, posisi televisi juga penting untuk mencegah ketegangan mata. Selalu posisikan televisi Anda – baik yang ditempel di tembok maupun di atas meja – setinggi mata atau lebih rendah sedikit untuk mencegah ketegangan di otot mata vertikal dan leher. Terus-menerus memaksa mata Anda untuk melihat ke atas akan menyebabkan otot-otot mata kelelahan.
Bahaya menonton terlalu dekat
Meski tidak ada jarak pasti menonton televisi, bukan berarti menonton televisi dalam jarak dekat disarankan ya. Menurut dr. Dyah Novita, meski tidak menyebabkan mata minus, jarak pandang yang terlalu dekat saat menonton televisi dapat memicu sejumlah kondisi berikut:
-
Sindrom mata lelah
Sindrom mata lelah ditunjukkan dengan gejala mata perih, berair, dan sakit kepala. Meski tidak berbahaya dan sembuh saat Anda berhenti memandang layar televisi, keluhan ini tak boleh diabaikan. Saat mengalaminya, segera berhenti menonton televisi. Istirahatkan segera mata Anda dengan melihat tanaman hijau di sekitar rumah.
-
Penyempitan pembuluh darah mata
Penyempitan pembuluh darah mata memang tidak berdampak saat masih anak-anak. Namun, saat dewasa nanti, kondisi ini dapat terkait dengan penyakit stroke mata.
Menonton terlalu lama dan dekat juga dapat menyebabkan ketegangan mata. Alasannya, Anda cenderung kurang berkedip saat menonton televisi. Rata-rata, orang berkedip sekitar 18 kali per menit.
Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang berada di depan televisi atau layar elektorik hanya berkedip tidak sampai 10 kali per menit. Padahal, berkedip berfungsi menyegarkan dan melumasi mata secara alami. Jarang berkedip menyebabkan mata kering, lelah, gatal, dan terbakar.
Meski tidak ada jarak menonton televisi yang benar-benar ideal, pastikan Anda tidak menonton televisi terlalu dekat. Nah, daripada Anda menghabiskan banyak waktu di depan televisi, lebih baik isi hari Anda dengan sesuatu yang lebih aktif. Misalnya saja membersihkan rumah, memasak, dan berkebun. Selain menyenangkan, aktivitas fisik tersebut tentu menyehatkan.
[RVS]