Baru-baru ini, heboh berita mengenai Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo, yang asyik latihan tinju dengan ajudannya. Tinju sebagai salah satu jenis olahraga bela diri ini memang cukup digemari, terutama oleh para kaum pria.
Selain terlihat maskulin dan gagah, olahraga bela diri sering digunakan sebagai bekal untuk melindungi diri dari berbagai tindak kejahatan yang mungkin terjadi. Walaupun identik dengan kekerasan, bela diri yang merupakan sebuah teknik bertarung ini juga dianggap sebagai salah satu cabang olahraga yang diakui dunia.
Mulai dari tinju, taekwondo, muay thai, kungfu, karate, judo, dan masih banyak lagi. Popularitas olahraga bela diri di Indonesia, khususnya Jakarta, kian meningkat.
Berbagai risiko cedera olahraga bela diri
Olahraga bela diri menuntut penggunaan seluruh bagian tubuh dengan waktu latihan yang rutin yang kadang sangat intens. Oleh karena itu, olahraga bela diri yang mengharuskan kontak fisik penuh (full body contact) dan membutuhkan banyak pergerakan ini dapat menyebabkan berbagai macam cedera.
Sudah pasti tidak ada orang yang ingin mengalami cedera saat melakukan berbagai teknik bela diri seperti memukul, menendang, menangkis, menangkis, dan berbagai teknik lainnya. Selain bisa menyakitkan dan membuat tidak nyaman, efek cedera ini dapat dirasakan dalam jangka waktu panjang.
Berikut ini adalah beberapa jenis cedera yang sering kali menghantui Anda yang menekuni olahraga bela diri.
- Terkilir atau keseleo yang dapat terjadi pada anggota gerak seperti kaki, tangan, siku, serta daerah sendi lain
- Bengkak atau memar karena kerusakan pada otot. Bahkan, tidak menutup kemungkinan adanya massa otot yang robek akibat benturan karena pukulan atau tendangan
- Pada tingkat rekreasi, cedera kepala jarang terjadi. Namun, pada tingkat kompetisi, cedera kepala merupakan cedera yang paling sering ditemukan pada hampir seluruh olahraga bela diri. Cedera kepala yang sering terjadi adalah gegar otak
- Dislokasi dan patah tulang yang mungkin saja terjadi di paha, lengan, maupun tulang kecil seperti jari, persendian, dan sebagainya
Dengan adanya ancaman lewat kemungkinan terjadinya berbagai cedera yang disebutkan di atas, sangat penting untuk melakukan pemanasan sebelum mulai latihan agar terhidar dari risiko cedera yang tidak diinginkan. Lakukan peregangan otot sekitar 15 menit sebelum mulai latihan.
Selain selalu melakukan pemanasan sebelum latihan bela diri, faktor risiko lain yang harus dipertimbangkan adalah teknik yang buruk, kekuatan yang berlebihan, kurangnya pengalaman, latihan yang terlalu berat, berat badan yang berlebih, serta usia di atas 40 tahun.
Jika terjadi cedera, segera hentikan latihan yang Anda lakukan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Terapkan terapi PRICE sebagai penanganan pertama.
- Protection. Berikan perlindungan sementara pada bagian yang sakit agar cedera tidak semakin memburuk karena adanya gerakan-gerakan berlebihan yang tidak seharusnya terjadi
- Rest. Segera beristirahat dan jangan terlalu banyak bergerak karena dapat membuat anggota gerak yang terdampak sakit
- Ice. Kompres daerah yang sakit dengan es untuk mengurangi nyeri
- Compress. Balut bagian yang cedera agar peredaran darah tetap lancar
- Elevated. Jika cedera dialami di bagian kaki, letakkan posisi kaki lebih tinggi dari kepala agar peredaran darah tetap terjaga
Apabila kondisi cedera tak juga membaik, malah memburuk, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli medis. Perlu diingat bahwa keterlambatan penanganan cedera dapat memperlambat masa penyembuhan, serta memungkinkan adanya kerusakan secara permanen pada bagian tubuh yang cedera.
Ya, olahraga bela diri memang terdengar dan terlihat penuh risiko dengan berbagai kemungkinan cedera. Meski demikian, cedera dapat dihindari. Pastikan untuk selalu cek kondisi tubuh sebelum memulai latihan, gunakan perlengkapan yang tepat, serta tetap terhidrasi dengan baik agar otot tidak mudah keram. Selamat latihan bela diri!
(RN/ RH)