Sudah gerah dengan lemak di perut yang masih juga betah dan terus menumpuk? Mari segera lakukan sesuatu untuk menghilangkannya! Mengusir lemak di perut memang tak cukup hanya dengan olahraga yang fokus pada perut, tapi juga dipengaruhi beberapa faktor lainnya yang menyangkut gaya hidup.
Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk membakar lemak di perut. Kunci utamanya ada empat, yaitu olahraga, diet, tidur, serta manajemen stres. Lalu, bungkus keempatnya dengan tekad kuat dan disiplin. Berikut di bawah ini adalah penjabaran lengkapnya.
Olahraga
Jenis olahraga intensitas tinggi bisa membantu memangkas lemak di tubuh, termasuk lemak yang melekat pada organ dalam.
Lakukanlah setidaknya olahraga intensitas sedang selama 30 menit, selama lima hari dalam satu minggu. Ini setara dengan total 150 menit olahraga aerobik intensitas tinggi dalam satu minggu. Bagaimana cara mengetahui Anda melakukan olahraga intensitas sedang? Misalnya Anda berjalan cepat hingga berkeringat, lalu merasakan semakin sulit untuk bernapas, detak jantung meningkat—ini sudah masuk kategori olahraga intensitas sedang.
Contoh sederhana aktivitas intensitas sedang lainnya adalah menyapu seluruh halaman, berjalan cepat, berkebun, zumba, main bola, dan lain-lain. Nah, jadi “belum menjadi anggota gym” tak bisa lagi dijadikan alasan untuk tidak berolahraga.
Jika sampai saat ini Anda masih memiliki gaya hidup sedenter, sebaiknya konsultasi terlebih dahulu dengan dokter mengenai olahraga yang ingin Anda lakukan. Ini penting agar pemilihan olahraganya sesuai dengan kemampuan tubuh yang sudah lama tak dilatih.
Diet
Urusan menghilangkan lemak perut tak ada jalan pintas. Namun, ketika Anda berolahraga dan mengalami penurunan berat badan, umumnya lemak di perut adalah yang pertama terlihat berkurang.
Memperbanyak konsumsi serat dapat membantu. Penelitian membuktikan bahwa individu yang mengonsumsi 10 gram sumber serat larut air per harinya – tanpa perubahan diet apa pun – memiliki lemak pada organ dalam yang lebih sedikit. Ini semudah konsumsi buah apel kecil atau satu gelas kacang polong.
Tak hanya itu, jika Anda mengubah diet dan hanya beralih ke roti yang mengandung serat lebih banyak, Anda sudah bisa menjaga berat badan lebih baik dalam jangka waktu panjang.
Tidur
Memastikan tidur yang cukup sangat membantu dalam mengontrol lemak di perut. Dalam sebuah penelitian, ditemukan bahwa individu yang mendapatkan 6-7 jam tidur per malam memiliki lemak pada organ dalam lebih sedikit selama 5 tahun, dibandingkan dengan individu yang tidur kurang dari 5 jam per malam.
Kurang tidur bisa tingkatkan hormon kortisol, yang berkontribusi terhadap penumpukan lemak di perut.
Stres
Semua orang pasti pernah stres, dan ini wajar. Namun, yang terpenting adalah bagaimana Anda mengatasinya. Atasi dengan bersantai dengan teman atau keluarga, meditasi, berolahraga, atau jika stres yang dirasakan sangat berat dan dirasakan dalam jangka waktu lama, sebaiknya berkonsultasi dengan profesional.
Jika Anda cuma bisa fokus pada satu poin yang disebutkan di atas, prioritaskan olahraga. Karena, olahraga merupakan aktivitas fisik yang memberikan keuntungan dengan segera. Tak hanya bisa membantu menurunkan berat badan dan mengatasi kegemukan, tapi juga meredakan stres.
Perlu diketahui bahwa stres bisa bikin lemak di perut bertambah. Pemicunya adalah kelenjar adrenal untuk memproduksi hormon kortisol alias hormon stres. Kadar kortisol yang tinggi bisa membuat nafsu makan meningkat, sehingga lemak di perut pun menumpuk. Kondisi ini bisa lebih dirasakan wanita karena memang ukuran pinggangnya lebih besar, sehingga cenderung memproduksi lebih banyak kortisol sebagai respons terhadap stres. Ini tentunya bisa berdampak buruk pada penambahan lemak di pinggang.
Menghilangkan lemak di perut butuh dukungan dari beberapa faktor. Awali dengan tekad kuat, lalu kedisiplinan dalam melakukan olaharga, diet yang tepat, istirahat cukup, serta mengelola stres dengan baik. Tak hanya membantu mengusir lemak dan mendapatkan tubuh yang ideal, upaya ini juga bisa memberi dampak positif dalam kehidupan Anda.
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar topik ini, silakan berkonsultasi dengan dokter kami melalui Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter. Gratis, lho!
(RN/ RVS)