Wabah virus corona yang menyebar luas ke seluruh dunia, termasuk Indonesia, harus membuat kebanyakan karyawan bekerja WFH atau work from home.
Sistem bekerja di rumah seperti ini, tentunya berdampak pada jam kerja karyawan tersebut. Jam kerja yang lebih fleksibel di rumah, jadi banyak disalah artikan. Para karyawan tersebut kadang tetap mengerjakan banyak pekerjaan atau stand by di depan laptop meskipun jam kerjanya sudah lewat.
Padahal, penambahan dan pengurangan jam saat bekerja berdampak pada kesehatan fisik dan mental karyawan, lho.
Pengurangan Jam Kerja dan Manfaatnya untuk Kesehatan Karyawan
Salah satu perusahaan asal negara Selandia Baru membuktikan bahwa pengurangan jam kerja punya manfaat baik pada kesehatan karyawan.
Artikel Lainnya: Wanita dengan Jam Kerja Panjang Lebih Rentan Depresi?
Perusahaan di Selandia Baru ini melakukan percobaan selama 8 minggu terhadap 200 karyawannya. Mereka memberikan 1 hari libur tambahan dalam seminggu, namun tidak terdapat perubahan pada gaji dan insentifnya.
Hasilnya, meski jam kerja karyawan berkurang, namun tingkat produktivitas dan kebahagiaan karyawan naik hingga 20%.
Tak hanya Selandia Baru, Islandia juga melakukan percobaan serupa dengan melakukan pengurangan waktu kerja sebanyak 4-5 jam seminggu pada karyawan di kota Reykjavik.
Kesimpulan dari penelitian tersebut menjelaskan, karyawan sebetulnya masih tetap dalam keadaan produktif, namun tingkat kepuasan kerja mereka menjadi meningkat. Selain itu, jumlah cuti sakit karyawan juga menjadi jauh lebih berkurang.
Artikel Lainnya: Awas, Sering Kerja Lebih dari 10 Jam Sehari, Picu Risiko Stroke!
Pada studi lain yang dilakukan oleh Erasmus University di Rotterdam, Belanda, juga menemukan hasil yang sama. Penelitian tersebut melaporkan, tingkat produktivitas karyawan dapat meningkat hingga 13% saat karyawan tersebut bahagia. Salah satu caranya dengan melakukan pengurangan jam kerja sehari-hari atau bahkan per minggu.
Bertambahnya Jam Kerja Menyebabkan Karyawan Gampang Sakit
Sebaliknya, kerja terlalu berlebihan dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan karyawan, misalnya menyebabkan stres dan kelelahan.
Menurut data dari the American Heart Association, karyawan di bawah usia 50 tahun memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami stroke saat bekerja lebih dari 10 jam per hari selama lebih dari 10 tahun.
Penelitian lain yang dilakukan pada 14 negara juga menyebutkan hal serupa. Karyawan yang bekerja dalam waktu yang lama berisiko 12% lebih tinggi mengalami ketergantungan alkohol.
Sedangkan data dari Centers for Disease Control and Prevention, menyebutkan bahwa penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor 1 di dunia.
Artikel Lainnya: 4 Tips Sehat untuk Para Pekerja Lepas
Berdasarkan studi yang dipublikasikan di the American Journal of Industrial Medicine, dampak bekerja berlebihan ini dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.
Pada penelitian tersebut dilaporkan, karyawan yang bekerja selama 61-70 jam per minggu akan meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner hingga 42%. Sementara itu risiko ini semakin meningkat hingga 63% pada karyawan yang bekerja 71-80 jam per minggu.
Selain stroke dan penyakit jantung, menurut penelitian dari International journal of environmental research and public health, bekerja berlebihan juga dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit seperti kelelahan, gangguan tidur, dan cedera okupasional.
Tips Tetap Sehat Meski Harus Lembur
Meski berbagai penelitian menyebutkan bahwa bekerja berlebihan memicu dampak buruk pada kesehatan, namun nyatanya para karyawan atau pekerja masih tetap harus untuk lembur.
Artikel Lainnya: Kenali Gangguan Tidur Akibat Kerja Shift
Agar tetap sehat dan tidak mengalami dampak risiko seperti yang disebutkan penelitian-penelitian di atas, usahakan untuk tidur cukup. Tidur cukup adalah hal penting untuk membuat tubuh tetap sehat dan bugar meski jadwal kerja padat dan Anda harus lembur.
Di saat tidak lembur, usahakan untuk tidur lebih cepat agar Anda dapat datang ke kantor lebih pagi dan lebih cepat menyelesaikan berbagai pekerjaan.
Buatlah daftar pekerjaan yang harus dilakukan setiap harinya dan hindari menunda pekerjaan. Jika memang Anda harus lembur, pergunakan waktu dengan efisien dan fokus pada pekerjaan tersebut.
Hindari juga kebiasaan yang tidak sehat saat lembur seperti merokok, makan gorengan, ataupun minum kopi.
Jadi bekerja lebih lama justru tidak meningkatan produktivitas seseorang, malah dapat menurunkan efisiensi serta dapat berdampak pada kesehatan.
Untuk tahu lebih lanjut tentang tips sehat meski lembur atau dampak lain akibat bekerja berlebihan, jangan ragu konsultasikan dengan dokter, ya. Agar lebih praktis, Anda bisa tanyakan langsung pada dokter lewat fitur Live Chat di aplikasi KlikDokter.
(OVI/RPA)