Normalnya, tubuh memiliki kemampuan atau memiliki faktor untuk membekukan darah dalam kondisi-kondisi tertentu. Namun, bagi penderita hemofilia, hal tersebut tidak berlaku. Sebab, menurut dr. Sara Elise Wijono, MRes dari KlikDokter, perdarahan akan sulit berhenti akibat kekurangan faktor pembekuan darah. Alhasil, muncullah gejala berupa mimisan, haid atau menstruasi yang banyak dalam waktu yang lama, mudah memar atau lebam, dan sebagainya.
Salah satu komplikasi yang kerap menimpa penderita hemofilia adalah kerusakan sendi. Pada keadaan tersebut, perdarahan sering terjadi pada rongga sendi akibat benturan, olahraga, ataupun tanpa penyebab yang jelas. Bahkan, dr. Sara juga mengungkapkan bahwa penderita hemofilia yang tengah melakukan terapi faktor pembekuan darah dapat mengalami kondisi inhibitor.
“Hal itu muncul saat sistem kekebalan tubuh membentuk antibodi yang menyerang faktor pembekuan darah tersebut, yang kemudian dianggap sebagai benda asing yang perlu dihancurkan. Akibatnya, terapi yang diberikan tidak akan memperbaiki gejala yang muncul,” jelas dr. Sara.
Pantangan makanan untuk penderita hemofilia
Supaya komplikasi tak semakin parah, perlu dibantu dengan menghindari beberapa jenis makanan. Dilansir dari Healthline, penderita hemofilia sebaiknya menghindari makanan tinggi lemak dan gula. Makanan yang digoreng, snack, permen, serta soda pun sebaiknya tidak dikonsumsi terlalu sering. Selain itu juga penderita hemofilia dianjurkan untuk:
- Tidak mengonsumsi porsi besar jus kemasan yang cenderung mengandung banyak pemanis buatan.
- Tidak mengonsumsi minuman ringan, minuman berenergi, dan teh manis
- Tidak mengonsumsi banyak saus
- Tidak mengonsumsi banyak mentega ataupun olahan susu tinggi lemak
Konsumsi suplemen pun patut diperhatikan. Bahkan, sebaiknya penderita hemofilia tidak mengonsumsi suplemen, baik itu bahan kimia maupun herbal, bila tidak mendapat anjuran langsung dari dokter. Pasalnya, vitamin E atau minyak ikan tidak baik dikonsumsi oleh penderita hemofilia karena dapat mencegah trombosit darah menggumpal. Suplemen herbal tertentu dapat memperburuk perdarahan, seperti:
- Ginseng
- Ginkgo biloba
- Bawang putih
- Jahe
Makanan yang sebaiknya dikonsumsi oleh penderita hemofilia
Meski bagi orang umum suplemen herbal di atas bisa menyehatkan tubuh, tetapi penderita hemofilia justru akan mendapatkan hasil sebaliknya. Namun, jangan berkecil hati, penderita hemofilia masih bisa mendapatkan sejumlah manfaat sehat dari makanan alami seperti berikut ini:
- Daging tanpa lemak yang dipanggang (jangan sampai gosong)
- Biji-bijian utuh seperti gandum dan beras merah. Keduanya dapat membantu mengurangi nafsu makan dan menstabilkan gula darah
- Ketimbang mentega, gunakan minyak jagung, minyak zaitun, minyak canola, ataupun minyak biji bunga matahari
- Konsumsi makanan yang kaya akan kalsium dan zat besi seperti susu dan produk olahannya yang rendah lemak
- Susu kedelai atau sereal yang telah mendapatkan fortifikasi kalsium
- Sayuran berdaun hijau gelap seperti bayam dan brokoli
- Kacang almon
- Kacang polong
- Jeruk
- Tomat
- Stroberi
Protein sangat dibutuhkan dalam proses pembekuan darah, sementara zat besi dibutuhkan untuk mengganti darah yang hilang. Oleh sebab itu, pastikan penderita hemofilia mendapatkan asupan protein, baik itu dari protein hewani (daging merah tanpa lemak) maupun nabati yang tanpa lemak jenuh (tidak digoreng dalam minyak). Zat besi pun bisa didapatkan dari konsumsi dua jenis makanan tersebut.
Memperingati Hari Hemofilia Sedunia, mari tingkatkan kesadaran dan pengetahuan akan kelainan genetik pada darah ini. Dari segi pengaturan pola makan, jauhkan penderita hemofilia dari makanan berlemak jahat dan mengandung tinggi gula, termasuk beberapa jenis suplemen. Jika pantangan tersebut tidak dipatuhi, bisa-bisa tubuh penderita akan semakin kehilangan kemampuannya dalam pembekuan darah, sehingga kondisinya makin memburuk.
(RN/ RVS)