Bagi sebagian orang, kloset duduk lebih diminati karena masalah kenyamanan dan estetika. Namun sebagian yang lain masih menyenangi kloset jongkok karena buang air besar (BAB) dianggap lebih lancar jika menggunakan kloset jenis ini. Di luar masalah estetika, kenyamanan, atau teknologi, tapi sebenarnya lebih sehat mana antara kloset jongkok dan duduk?
Kekurangan kloset duduk
Menurut dr. Resthie Rachmanta Putri, M.Epid, dari KlikDokter, posisi duduk sebenarnya menghambat kelancaran buang air besar.
Kloset duduk berkembang pesat di Indonesia sekitar tahun 1990. Meski popularitasnya sudah mengalahkan kloset jongkok, tetapi kloset duduk tetap memiliki sejumlah kekurangan yang berkaitan dengan kesehatan.
Kata dr. Resthie, saat tubuh dalam posisi duduk, ternyata bagian usus besar terlipat. Sehingga, buang air besar di kloset duduk akan membutuhkan usaha yang lebih keras dan waktu yang lebih lama untuk mengeluarkan feses.
“Sebaliknya, saat tubuh dalam posisi jongkok, usus besar akan berada dalam posisi yang lurus dengan anus. Buang air besar jadi lebih lancar,” jelasnya.
Ingat, terlalu lama dan terlalu keras mengejan saat buang air besar atau duduk terlalu lama di kloset duduk bisa meningkatkan risiko penyakit seperti wasir. Selain itu, kontak langsung kulit paha bagian dalam dan vagina yang mungkin menempel di dudukan kloset akan meningkatkan risiko infeksi bakteri, khususnya di tempat umum yang kebersihannya tidak terjaga.
Solusinya, Anda bisa membawa serta produk toilet seat sanitizer berbentuk spray, sehingga bisa disemprotkan ke dudukan kloset. Ada juga produk kertas pelapis sekali pakai untuk diletakkan di dudukan kloset. Sedikit repot, tetapi langkah-langkah tersebut efektif untuk mencegah penularan penyakit yang tidak diinginkan akibat kloset duduk dan toilet umum yang jorok.
Kekurangan kloset jongkok
Meski buang air besar jadi lebih lancar, kloset jongkok juga tak lepas dari kekurangan.
“Kloset jongkok bisa bikin sendi dan otot tak nyaman, khususnya jika Anda jongkok dalam waktu yang lama,” ujar dr. Resthie.
Modelnya yang kuno dan mirip seperti jamban di pedalaman bikin banyak orang enggan menggunakannya lagi, atau baru melihatnya saja keluar kata “ih”.
Bagi Anda yang memiliki gangguan di pergelangan kaki, penderita radang sendi, keseleo, patah tulang, serta tendonitis, buang air di kloset jongkok akan sangat menyiksa.
Pilih mana, kloset jongkok atau kloset duduk?
Jika tidak ada kondisi kesehatan tertentu, baik kloset jongkok maupun kloset duduk sama-sama baik untuk digunakan. Namun, bila Anda mengalami sembelit atau wasir, kloset jongkok lebih disarankan. Tujuannya tentu saja untuk mendukung kelancaran buang air besar.
Jika di rumah hanya ada kloset duduk, cobalah untuk tetap jongkok. Naikkan bibir kloset agar tidak retak atau rusak, dan lepaskan alas kaki agar kloset tidak kotor.
Untuk Anda yang punya masalah sendi, otot, atau mengalami kegemukan atau obesitas, gunakan kloset duduk. Namun, jangan duduk terlalu lama karena bisa meningkatkan risiko infeksi bakteri, khususnya di toilet umum yang tak jelas kebersihannya.
Jadi, lebih sehat mana antara kloset jongkok dan kloset duduk? Pada dasarnya sama-sama baik dan sehat asal disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi fisik penggunanya. Satu hal penting yang harus diperhatikan adalah, jaga selalu kebersihan kamar mandi dan kloset di rumah agar tidak menjadi sarang kuman. Jika menggunakan toilet umum, gunakan toilet seat sanitizer atau kertas alas dudukan toilet untuk menekan risiko paparan kuman.
(RN/ RVS)