Tinggi badan adalah salah satu hal yang dapat memengaruhi kepercayaan diri seorang anak. Beragam usaha pun dilakukan orang tua agar sang anak mendapatkan ukuran tubuh yang dianggap ideal. Salah satunya adalah dengan bermain basket.
Benarkah Dapat Tambah Tinggi Badan dengan Main Basket?
Tak heran banyak orang tua yang menyarankan anaknya yang bertubuh lebih pendek dari teman sebayanya untuk bermain basket. Dengan banyak melompat dan bergerak, harapannya anak dapat tumbuh lebih tinggi.
Namun, tampaknya hal ini masih butuh pembuktian lebih lanjut. Faktanya, bermain basket dan tinggi badan tidak berhubungan secara langsung. Ada beberapa orang pemain basket yang rajin berlatih, tapi tidak memiliki tinggi badan di atas rata-rata.
Tinggi rata-rata pemain NBA adalah 6,7 kaki (atau sekitar 2 meter). Angka itu 10 inci (25,4 cm) lebih tinggi dari tinggi rata-rata pria Amerika. Apakah hal ini berarti bermain basket bisa mendongkrak pertumbuhan tinggi badan?
Sejauh ini, tidak ada studi yang memastikan hal tersebut. Akan tetapi, ada penelitian yang menunjukkan bahwa tindakan melompat terus-menerus mengirimkan sinyal ke otak dan mengaktifkan hormon pertumbuhan.
Aktivitas tersebut dapat meningkatkan aliran darah ke tulang belakang dan kaki. Hal ini disebut dapat merangsang pertumbuhan.
Pergerakan melompat ketika bermain basket juga menyebabkan kelenjar pituitari melepaskan hormon pertumbuhan lebih banyak. Selain basket, olahraga yang dapat menambah tinggi badan antara lain lari, bola voli, dan gimnastik.
Artikel lainnya: Benarkah Berenang Bisa Menambah Tinggi Badan Anak?
Faktor Penentu Tinggi Badan
Sebenarnya, tak hanya olahraga, ada banyak faktor yang memengaruhi tinggi badan seseorang. Salah satu yang utama adalah genetika.
Jika orang tuanya bertubuh tinggi, biasanya sang anak juga akan mengikuti. Sebaliknya, saat orang tua mungil, buah hatinya juga akan bertubuh pendek.
Di lain sisi, ada juga perhitungan potensi tinggi badan anak berdasarkan tinggi orang tua dan jenis kelamin. Berikut ini rumusnya:
- Anak laki-laki = (tinggi ibu + tinggi ayah + 13) (dalam cm) dibagi 2 ± 8,5 cm.
- Anak perempuan = (tinggi ibu + tinggi ayah - 13) (dalam cm) dibagi 2 ± 8,5 cm.
Faktor lain yang sangat memengaruhi adalah nutrisi. Tentunya, untuk bertumbuh diperlukan nutrisi yang cukup. Sama juga dengan tinggi badan, diperlukan nutrisi untuk pertumbuhan tulang dan tubuh.
Berbagai nutrisi yang diperlukan untuk kekuatan tulang adalah vitamin D, kalsium dan fosfor. Ketiga nutrisi tersebut dapat ditemukan dalam makanan, seperti daging, ayam, ikan, putih telur, tahu, tempe, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.
Itu sebabnya, pastikan anak cukup mengonsumsi asupan bergizi lengkap di atas setiap hari, terutama di masa pertumbuhannya.
Selain ketiga hal di atas, tinggi badan anak juga sangat dipengaruhi oleh kecukupan tidurnya. Hormon pertumbuhan akan dilepaskan saat anak sedang tidur.
Artikel lainnya: Benarkah Latihan Peregangan Bikin Tinggi Badan Bertambah?
Studi dari Neuroendocrinology membuktikan bahwa anak yang kurang tidur atau kualitas tidurnya buruk cenderung memiliki tinggi badan yang kurang dibandingkan anak yang tidurnya cukup dan berkualitas.
Karena itu, pastikan durasi tidur si Kecil cukup sesuai usianya. Untuk bayi baru lahir, kebutuhan tidurnya 18 jam per hari. Sementara, balita umumnya membutuhkan waktu tidur 10-13 jam per hari.
Untuk anak usia sekolah, rata-rata durasi tidur yang ideal adalah 8-11 jam per hari.Di lain sisi, Anda juga sebaiknya berhati-hati dengan produk yang menjanjikan kenaikan tinggi badan.
Produk-produk tersebut belum tentu terbukti kebenarannya, ditambah dengan harganya yang cenderung mahal.
Lebih baik dan aman Anda mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi serta berolahraga untuk memaksimalkan tinggi badan.
Meski perlu dikaji hubungannya lebih dalam, berolahraga—termasuk main basket—dapat merangsang penambahan tinggi badan. Di sisi lain, penuhi juga kebutuhan anak untuk menunjang pertumbuhannya, seperti nutrisi dan durasi tidur. Cari tahu informasi tumbuh kembang anak lainnya di aplikasi KlikDokter.
[HNS/AYU]