Manfaat mendengarkan musik bagi mereka yang gemar olahrasa terasa lebih kuat saat musik yang diputar bertempo cepat. Saat berada di gym – baik ketika bersepeda statis atau berlari di atas treadmill - Anda tentu sering mendengar musik yang diputar berirama cepat.
Musik dengan tempo cepat tersebut diharapkan bisa membangkitkan mood orang yang mendengarnya untuk berolahraga. Sepintas, cara ini dirasa berhasil. Meski demikian, efektifkah mendengarkan musik tempo cepat untuk mendorong orang agar mau berolahraga?
Musik tempo cepat dan olahraga
Bukan cuma mengikut tren, mendengarkan musik bertempo cepat, seperti hip-hop, RnB, dan rock saat berolahraga nyatanya bisa sangat bermanfaat. Menurut hasil sebuah penelitian, musik tempo cepat seperti ini bagus untuk didengarkan saat Anda berolahraga. Terutama, bila Anda melakukan olahraga interval intensitas tinggi atau high-intensity interval training (HIIT).
Olahraga HIIT membutuhkan konsistensi. Latihan interval intensitas tinggi ditandai dengan sesi latihan intensif singkat dan berulang yang dipisahkan oleh periode istirahat. Hal ini dapat menjadi tantangan berat bagi siapa pun.
"Olahraga interval intensitas tinggi adalah latihan yang efisien secara waktu, tapi Anda dapat memperoleh manfaat kesehatan yang signifikan, apalagi bila Anda sebelumnya kurang aktif. Namun, satu kelemahan utama olahraga jenis ini adalah Anda mungkin merasa itu tidak menyenangkan,” kata Matthew Stork.
Akibatnya, kata peneliti School of Health and Exercise Sciences di Universitas British Columbia, Kanada itu, Anda cenderung tidak bisa konsisten berolahraga.
Namun, musik dengan tempo cepat ternyata bisa membantu Anda yang ingin melakukan olahraga interval intensitas tinggi. Penelitian yang dipimpin oleh Stork dan diterbitkan dalam jurnal Psychology of Sport and Exercise itu menunjukkan bahwa musik yang ceria dapat membuat latihan HIIT terasa “mudah”. Bahkan, dapat memotivasi orang yang tidak aktif untuk mulai berolahraga.
Stork bersama peneliti Brunel University London, Costas Karageorghis, bekerja mengumpulkan panel para ahli untuk menilai 16 lagu dengan tempo tinggi. Mereka pun memilih tiga lagu yang dianggap paling memotivasi.
Lagu-lagu yang dipilih adalah "Let’s Go" dari Calvin Harris feat. Ne-Yo, "Bleed It Out" dari Linkin Park, serta "Can't Hold Us" dari Macklemore dan Ryan Lewis. Lagu-lagu tersebut memiliki tempo lebih tinggi dari rata-rata, yakni lebih dari 135 beat per menit (bpm).
Peneliti kemudian menempatkan kelompok yang terdiri dari 24 orang yang melakukan latihan HIIT singkat. Mereka melakukan tiga kali sprint selama 20 detik yang dipisahkan oleh periode istirahat singkat selama total 10 menit (termasuk periode pemanasan dan pendinginan). Performa latihan dinilai dengan musik yang memotivasi serta dengan pemutaran podcast non-musik dan sesi tanpa musik.
Peserta melaporkan kenikmatan HIIT yang lebih besar ketika musik diputar. Detak jantung dan kinerja puncak mereka selama latihan juga meningkat seiring dengan irama.
Hasilnya, kata Stork kepada Healthline, ada temuan yang mencerminkan fenomena "entrainment". Ini adalah kecenderungan manusia untuk mengubah ritme biologis mereka menjadi irama musik.
Musik alihkan perhatian, nyeri, dan lelah
Hal ini serupa yang pernah diungkapkan oleh dr. Rio Aditya kepada KlikDokter. Ia menyatakan bahwa musik – terutama yang bertempo cepat – dapat mengalihkan perhatian, rasa nyeri, dan lelah. Selain itu, musik bisa meningkatkan suasana hati dan ketahanan (endurance). Ketika mendengarkan musik, Anda dapat berlari lebih jauh, bersepeda lebih lama, dan berenang lebih cepat.
"Namun, untuk mendapatkan manfaat yang maksimal dari musik, Anda tentu perlu memilih lagu yang tepat. Tempo musik yang cepat dapat meningkatkan performa olahraga dengan meningkatkan denyut jantung," ujar dr. Rio.
"Saat mendengarkan musik hip-hop dan rock dengan tempo cepat, denyut jantung akan terasa semakin cepat mengikuti tempo musik. Dengan demikian, aliran darah ke otak, otot, dan sendi menjadi lebih lancar," katanya.
Lirik sama pentingnya
Selain tempo dan ketukan dari tiga lagu yang disebutkan di atas, peneliti percaya sifat motivasi dari lirik juga dapat berperan dalam meningkatkan dan mempertahankan latihan. Misalnya, lirik yang banyak menggunakan kata "ayo", biasanya mendorong pendengar untuk tidak membuat alasan sekarang.
"Lirik sangat penting dalam hal potensi motivasi mereka," ujar Joe Bennett, PhD, seorang ahli musik di Berklee College of Music di Boston, kepada Healthline.
Bennett juga mencatat bahwa lagu-lagu yang digunakan dalam penelitian ini memiliki karakteristik lain seperti ketukan 4/4 yang kuat dan dinamis yang seperti membuat Anda semangat. Keduanya umum dalam musik dansa energi tinggi.
Penelitian tentang olahraga intensitas rendah seperti joging telah menemukan bahwa musik memiliki efek disosiatif, yakni mengalihkan perhatian Anda dari rasa sakit atau ketidaknyamanan yang dialami selama latihan.
"Sepertinya musik paling efektif ketika memiliki tempo cepat dan sangat memotivasi untuk olahraga jenis HIIT,” kata Stork.
Anda yang kini merasa sedang kekurangan motivasi dalam berolahraga, dapat memetik manfaat mendengarkan musik tempo cepat saat berlatih. Temukan lagu yang Anda sukai dan sesuai dengan kepribadian Anda. Dengan cara ini diharapkan mood Anda untuk berolahraga bisa kembali meningkat.
[HNS/ RVS]