Skoliosis bukan merupakan suatu penyakit, melainkan keadaan abnormalitas dari lengkung tulang belakang. Dalam keadaan normal, jika kita melihat tulang belakang dari arah belakang, tulang tersebut akan terlihat lurus.
Namun pada skoliosis, terdapat 3 variasi, antara lain: tulang membengkok ke kiri, ke kanan, atau kedua arah tersebut sehingga tampak seperti huruf “S”. Lengkungan akibat skoliosis yang berat dapat memicu gangguan pada organ tubuh.
Lalu bagaimana jika seseorang sudah terdiagnosis skoliosis?
Beberapa kasus yang dilaporkan pada Global Advances in Health and Medicine menyebutkan bahwa pasien skoliosis yang melakukan satu pose yoga selama 1-2 menit dalam sehari, dan dilakukan selama beberapa hari dalam waktu seminggu dapat mengurangi kelengkungan tulang belakang secara bertahap.
Terapi skoliosis pada umumnya berupa rangkaian olah tubuh rutin, penggunaan brace, atau operasi. Namun selain terapi tersebut, National Scoliosis Foundation di Amerika Serikat kini juga merekomendasikan 25 pose yoga sebagai tatalaksana pasien skoliosis.
Dalam studi yang dilakukan oleh Loren M. Fishman, MD, dari Universitas Columbia di New York dan koleganya, ia mengevaluasi efek dari pose yoga side plank pada 25 pasien skoliosis idiopatik atau degeneratif. Pasien tersebut memiliki kurva primer bervariasi mulai dari 6° hingga 120°.
Para peneliti mengajarkan pose tersebut pada pasien skoliosis dan memerintahkan mereka untuk menahan pose tersebut selama 10-20 detik setiap hari selama minggu pertama. Setelah itu, pasien diintruksikan untuk menahan pose tersebut selama mungkin, sekali dalam sehari, namun hanya pada sisi yang cembung atau sisi yang menonjol dari tulang belakang mereka. Pose yang diinstruksikan adalah pada sisi yang lemah saja untuk memperkuat otot tulang belakang pada sisi yang menonjol dan lemah, sehingga mampu membantu mengurangi derajat skoliosis pasien.
Kemudian, ahli radiologi atau dokter bedah ortopedi yang tidak diberitahu tentang latihan tersebut membandingkan gambaran radiologi tulang belakang yang diambil sebelum latihan dan gambaran radiologi yang diambil 3-22 bulan setelah pasien melakukan latihan tersebut.
Rata-rata pasien melaporkan bahwa mereka menahan pose tersebut selama 1.5 menit. Dan hasilnya, rata-rata pasien mengalami penurunan, rata-rata sebesar 32% pada kurva primer mereka. Pasien yang mengalami perbaikan paling signifikan adalah 19 pasien yang paling patuh terhadap instruksi dan melakukan latihan setidaknya 4 kali dalam seminggu.
Pasien usia remaja dengan skoliosis idiopatik yang menyelesaikan latihan setidaknya 4 kali per minggu mengalami perbaikan sebesar 49.2% pada kurva utama mereka. Sementara pasien usia dewasa yang mengikuti instruksi dan memiliki skoliosis degeneratif, mengalami penurunan, rata-rata sebesar 38,4% pada kurva primer mereka.
Pada remaja, latihan ini disimpulkan lebih bermanfaat dibandingkan penggunaan brace yang dapat mempengaruhi kondisi psikologis dan rasa percaya diri mereka sehari-hari. Oleh karena itu, apabila Anda mengalami skoliosis, tidak ada salahnya mencoba gerakan tersebut sebagai bagian latihan olah tubuh Anda sehari-hari. Namun, ingatlah untuk mendiskusikan hal ini dengan dokter Anda untuk mendapatkan metode dan durasi yang paling sesuai untuk Anda.