Memiliki berat badan ideal bukanlah perkara yang mudah. Hal ini terbukti dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 yang menyebutkan bahwa 19,7% populasi pria dewasa di Indonesia tergolong obesitas. Pada wanita, angka tersebut hampir mencapai dua kali lipatnya, yaitu 32,9%.
Obesitas atau berat badan berlebih adalah keadaan ketika tubuh menimbun lemak dalam jumlah melimpah. Kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
Kurang aktivitas fisik
Jarang olahraga, termasuk malas bergerak, membuat tubuh membakar kalori lebih sedikit. Oleh karena itu, jika Anda punya keinginan makan yang tinggi namun tidak melakukan aktivitas fisik dengan rutin dan teratur, obesitas sangat mungkin untuk terjadi.
Pola makan tidak sehat
Pola makan tidak seimbang, mengonsumsi asupan lemak dan kalori secara berlebihan, serta kurangnya konsumsi buah dan sayur merupakan cikal-bakal obesitas di kemudian hari.
Kebiasaan begadang atau kurang tidur
Jika Anda tak mampu mencukupi waktu istirahat dalam sehari, hormon yang mengatur nafsu makan akan mengalami gangguan dan perubahan fungsi. Kejadian ini membuat Anda lebih sering lapar, sehingga keinginan untuk mengonsumsi makanan yang tinggi kalori dan karbohidrat juga ikut meningkat. Pada akhirnya, Anda akan mengalami obesitas atau berat badan berlebih.
Genetik atau keturunan
Gen yang Anda miliki dapat memengaruhi penyimpanan dan distribusi lemak di dalam tubuh. Maka dari itu, jika Anda memiliki orang tua atau anggota keluarga yang obesitas, risiko Anda untuk mengalami kondisi yang sama akan meningkat kali-kali lipat.
Obesitas bukan sekadar masalah penampilan
Obesitas atau kelebihan berat badan tentu menimbulkan rasa khawatir yang tinggi. Sebab kondisi ini dapat mencetuskan berbagai penyakit sebagai berikut:
-
Diabetes
Obesitas dapat menyebabkan hormon insulin mengalami gangguan fungsi, sehingga akan menyebabkan resistensi insulin. Keadaan ini adalah asal mula penyakit diabetes mellitus tipe 2.
-
Penyakit jantung dan stroke
Lemak yang menumpuk akibat obesitas dapat membentuk plak aterosklerosis di pembuluh darah. Plak ini bisa menyumbat pembuluh darah jantung dan otak, sehingga risiko penyakit jantung dan stroke menjadi sangat tinggi.
-
Darah tinggi atau hipertensi
Pembuluh darah dituntut untuk mengedarkan darah lebih banyak ke jaringan-jaringan yang tertimbun lemak. Peristiwa ini membuat jantung harus bekerja ekstra, agar bisa memompa lebih banyak darah. Alhasil, tekanan pada dinding pembuluh darah akan meningkat bersamaan dengan tekanan darah.
-
Kanker
Pada pria, obesitas dapat meningkatkan risiko kanker usus besar dan kanker prostat. Sedangkan pada wanita, keadaan tersebut meningkatkan risiko kanker payudara, kanker usus besar, kanker rahim, dan kanker kantung empedu.
Tindak lanjut obesitas di Indonesia
Mengetahui bahwa angka kejadian obesitas semakin meningkat dari tahun ke tahun, Kalbe Nutritionals melalui produknya Slim & Fit bekerja sama dengan Indonesian Nutrition Association untuk mengadakan simposium tahunan dengan tema “Nutrition Innovation in Disease Prevention and Treatment”.
“Kami berkomitmen untuk senantiasa meng-update ilmu terbaru kepada tenaga kesehatan agar dapat bersama-sama meningkatkan status gizi dan kesehatan masyarakat Indonesia,” kata Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc. Menurutnya obesitas dapat diatasi dengan kombinasi antara pemilihan nutrisi yang tepat dan pola aktivitas fisik yang baik.
“Dalam hal nutrisi, protein, karbohidrat, lemak, sebagai sumber kalori semuanya dibutuhkan tubuh. Hanya saja, kita harus pandai dalam memilih kandungan yang tepat dan dalam jumlah yang tepat pula,” pungkasnya.
Jadi, sebagai upaya mencegah obesitas dan meraih berat badan ideal, aktivitas fisik saja tidaklah cukup. Anda juga wajib memilih asupan yang tepat dengan porsi yang seimbang. Jangan lupa untuk mengombinasikannya dengan gaya hidup sehat, istirahat cukup, serta hindari rokok dan alkohol, ya!
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut seputar topik ini, silakan berkonsultasi dengan dokter kami melalui Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter. Gratis, lho!
[RVS]