Sehat dan Bugar

Mengapa Olahraga Lari Kurang Cocok untuk Orang Obesitas

Artikel ini, bersama dr. Dyah Novita Anggraini, membahas mengapa lari mungkin tidak cocok untuk orang obesitas dan menawarkan alternatif olahraga yang lebih aman dan efektif.

Mengapa Olahraga Lari Kurang Cocok untuk Orang Obesitas

Obesitas adalah kondisi kesehatan serius yang diakibatkan oleh penumpukan lemak tubuh berlebih, yang dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan hipertensi.

Menjaga aktivitas fisik secara teratur sangat penting untuk mengatasi obesitas dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Namun, tidak semua bentuk olahraga cocok untuk individu dengan obesitas.

Salah satu olahraga yang sering kali dianggap kurang cocok adalah lari. Bersama dr. Dyah Novita Anggraini, kita akan membahas mengapa olahraga lari mungkin tidak cocok untuk orang obesitas dan apa alternatif olahraga yang lebih aman dan efektif.

Artikel lainnya: Yuk, Sama-Sama Melawan Obesitas Tanpa Stigma!

1. Tekanan Berlebih pada Sendi 

Orang dengan obesitas memiliki berat badan berlebih yang memberikan tekanan tambahan pada sendi, terutama sendi lutut, pinggul, dan pergelangan kaki.

Lari adalah olahraga berdampak tinggi yang dapat menyebabkan stres signifikan pada sendi-sendi ini. Tekanan berlebihan pada sendi dapat meningkatkan risiko cedera seperti osteoartritis, nyeri sendi, dan cedera ligamen.

2. Risiko Cedera yang Tinggi 

Karena lari adalah olahraga berdampak tinggi, risiko cedera pada orang dengan obesitas menjadi lebih besar.

Cedera umum yang dapat terjadi termasuk shin splints (nyeri tulang kering), tendinitis Achilles, fraktur stres, dan plantar fasciitis (peradangan pada jaringan di bawah kaki). Orang dengan obesitas lebih rentan terhadap cedera ini karena beban tambahan pada tubuh mereka saat berlari.

3. Kondisi Kardiovaskular 

Individu dengan obesitas sering kali memiliki kondisi kardiovaskular yang lebih buruk dibandingkan dengan mereka yang memiliki berat badan normal. Lari bisa menjadi aktivitas yang sangat menantang bagi jantung dan sistem pernapasan.

Bagi orang dengan obesitas yang belum terbiasa dengan aktivitas fisik intens, lari bisa menyebabkan kelelahan berlebihan, sesak napas, dan bahkan risiko serangan jantung.

4. Kondisi Kulit 

Orang dengan obesitas mungkin mengalami masalah kulit seperti chafing (iritasi kulit akibat gesekan) saat berlari.

Gesekan kulit dapat terjadi di daerah paha, ketiak, dan bagian tubuh lainnya yang bergesekan saat bergerak. Hal ini bisa menyebabkan ketidaknyamanan, nyeri, dan infeksi kulit.

5. Tekanan Psikologis

Bagi banyak orang dengan obesitas, lari di tempat umum dapat menyebabkan tekanan psikologis seperti rasa malu atau rendah diri.

Mereka mungkin merasa tidak nyaman dengan penampilan mereka saat berlari atau khawatir tentang penilaian orang lain. Tekanan psikologis ini bisa mengurangi motivasi untuk berolahraga dan menghambat upaya penurunan berat badan.

6. Kesulitan dalam Menjaga Konsistensi 

Lari membutuhkan tingkat kebugaran dasar yang mungkin belum dimiliki oleh individu dengan obesitas.

Karena kesulitan fisik yang dihadapi saat berlari, banyak orang dengan obesitas mungkin merasa putus asa dan sulit untuk menjaga konsistensi dalam rutinitas olahraga mereka. Kesulitan ini bisa menghambat pencapaian tujuan kesehatan dan penurunan berat badan.

Artikel lainnya: Sederet Dampak Buruk Obesitas pada Kesehatan Paru

Alternatif Olahraga yang Lebih Aman dan Efektif

Dari pada memaksakan berlari, coba dengan beberapa alternatif olahraga berikut yang pastinya membuat Kamu lebih sehat dan minim cedera:

1. Berjalan

Berjalan adalah olahraga berdampak rendah yang lebih aman untuk sendi dan tetap efektif untuk membakar kalori dan meningkatkan kesehatan kardiovaskular.

Orang dengan obesitas dapat memulai dengan berjalan santai dan secara bertahap meningkatkan kecepatan dan durasi seiring meningkatnya kebugaran.

2. Bersepeda 

Bersepeda, baik di luar ruangan maupun menggunakan sepeda statis, adalah alternatif yang baik karena memberikan latihan kardiovaskular tanpa memberikan tekanan berlebih pada sendi. Bersepeda juga membantu memperkuat otot-otot kaki dan meningkatkan kesehatan jantung.

3. Berenang

Berenang adalah olahraga yang sangat baik untuk orang dengan obesitas karena air menopang sebagian besar berat tubuh, mengurangi tekanan pada sendi. Berenang memberikan latihan seluruh tubuh yang meningkatkan kekuatan otot, fleksibilitas, dan kesehatan kardiovaskular.

4. Latihan kekuatan 

Latihan kekuatan menggunakan beban ringan atau resistensi dapat membantu membangun otot dan meningkatkan metabolisme. Orang dengan obesitas bisa memulai dengan latihan yang melibatkan kelompok otot besar, seperti squat, lunges, dan angkat beban.

5. Senam aerobik 

Senam aerobik berdampak rendah, seperti Zumba atau aerobik air, bisa menjadi alternatif yang menyenangkan dan efektif untuk meningkatkan kebugaran kardiovaskular dan membakar kalori tanpa memberikan tekanan berlebih pada sendi.

6. Yoga 

Yoga membantu meningkatkan fleksibilitas, kekuatan, dan keseimbangan tanpa memberikan tekanan besar pada sendi. Yoga juga memiliki manfaat psikologis seperti mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.

Lari mungkin bukan pilihan olahraga yang paling cocok untuk individu dengan obesitas karena risiko tekanan berlebih pada sendi, risiko cedera yang tinggi, dan tantangan kardiovaskular.

Alternatif olahraga berdampak rendah seperti berjalan, bersepeda, berenang, latihan kekuatan, senam aerobik, dan yoga dapat memberikan manfaat kesehatan yang sama tanpa menimbulkan risiko cedera yang besar.

Memilih olahraga yang sesuai dan menjaga konsistensi dalam rutinitas olahraga adalah kunci untuk mencapai tujuan kesehatan dan penurunan berat badan yang berkelanjutan.

Dengan pendekatan yang tepat, individu dengan obesitas dapat meningkatkan kesehatan mereka secara keseluruhan dan mengurangi risiko penyakit kronis.

Mau punya berat badan ideal? Yuk, atur asupan kalori dan porsi makan kamu. Cek kebutuhan kalori harianmu menggunakan Kalkulator Kalori dan BMI.

Dapatkan pembahasan lebih lengkap seputar kesehatan pribadi, keluarga, parenting, kehamilan, hingga hewan peliharaan dengan mengunduh aplikasi KlikDokter atau memilih topik kesehatan secara langsung.

  • Schünemann, H. J., Willich, S. N., & Nocon, M. (2006). Cardiovascular benefits of cycling: A systematic review. Scandinavian Journal of Medicine & Science in Sports, 16(6), 291-298.
  • Jensen, M. D., Ryan, D. H., Donato, K. A., Apovian, C. M., Ard, J. D., Comuzzie, A. G., ... & Yanovski, S. Z. (2014). Guidelines (2013) for managing overweight and obesity in adults. Obesity, 22(S2), S1-S410.
  • Garber, C. E., Blissmer, B., deschenes, M. R., Franklin, B. A., Lamonte, M. J., Lee, I. M., ... & Swain, D. P. (2011). American College of Sports Medicine position stand. Quantity and quality of exercise for developing and maintaining cardiorespiratory, musculoskeletal, and neuromotor fitness in apparently healthy adults: guidance for prescribing exercise. Medicine & Science in Sports & Exercise, 43(7), 1334-1359.
  • Vincent, H. K., Heywood, K., & Connelly, J. (2012). Obesity and mobility disability in the older adult. Obesity Reviews, 13(6), 541-555.
  • Messier, S. P., Loeser, R. F., Hoover, J. L., Semble, E. L., & Wise, C. M. (1992). Osteoarthritis of the knee: effects on gait, strength, and flexibility. Archives of Physical Medicine and Rehabilitation, 73(1), 29-36.
  • Riddle, D. L., & Stratford, P. W. (2013). Body weight changes and corresponding changes in pain and function in persons with symptomatic knee osteoarthritis: a cohort study. Arthritis Care & Research, 65(1), 15-22.
  • Jakicic, J. M., & Davis, K. K. (2011). Obesity and physical activity. The Psychiatric Clinics of North America, 34(4), 829-840.
  • Baillot, A., Romain, A. J., Boisvert-Vigneault, K., Audet, M., Baillargeon, J. P., Dionne, I. J., ... & Langlois, M. F. (2015). Effects of physical activity interventions in obese older adults: a systematic review. Obesity Reviews, 16(5), 484-495.
  • Friedenreich, C. M., Neilson, H. K., & Lynch, B. M. (2010). State of the epidemiological evidence on physical activity and cancer prevention. European Journal of Cancer, 46(14), 2593-2604.
  • Wadden, T. A., Webb, V. L., Moran, C. H., & Bailer, B. A. (2012). Lifestyle modification for obesity: new developments in diet, physical activity, and behavior therapy. Circulation, 125(9), 1157-1170.