Dalam dunia olahraga dan kebugaran, dorongan untuk mencapai prestasi yang lebih baik sering kali menyebabkan seseorang mendorong tubuh mereka melampaui batas yang sehat.
Salah satu contoh tragis adalah banyaknya kasus pelaku olahraga, seperti pelari marathon, pemain sepak bola, dan atlet angkat beban, yang mengalami kelelahan akut hingga pingsan, bahkan meninggal dunia.
Sebuah unggahan di Instagram memberikan peringatan keras mengenai pentingnya mengenali tanda-tanda kelelahan yang diberikan tubuh sebelum terlambat.
Kisah seperti David Brown, seorang pelari marathon amatir yang tiba-tiba pingsan setelah mencapai garis finis, atau pemain sepak bola Marc-Vivien Foé yang meninggal di lapangan selama pertandingan internasional pada tahun 2003, memperlihatkan risiko nyata yang dihadapi oleh mereka yang mengabaikan tanda-tanda tubuh untuk berhenti.
Bahkan dalam dunia angkat beban, terdapat kasus di mana atlet meninggal karena beban yang mereka angkat memicu tekanan jantung yang tidak tertahankan.
Meskipun olahraga dan aktivitas fisik memiliki banyak manfaat bagi kesehatan fisik dan mental, sangat penting untuk memahami bahwa tubuh manusia memiliki batasan.
Tubuh kita memberikan sinyal yang jelas ketika sudah mencapai batas tersebut, dan mengenali serta merespons sinyal ini bisa menjadi perbedaan antara hidup sehat atau menghadapi risiko cedera serius bahkan kematian.
Artikel lainnya: Berapa Kali Sebaiknya Berolahraga dalam Seminggu?
Tubuh Memberikan Tanda ‘Cukup’ dan ‘Berhenti’ saat Berolahraga
Tubuh manusia adalah sistem yang sangat kompleks, yang dirancang untuk memberi tahu kita ketika sudah terlalu banyak bekerja atau berada dalam kondisi bahaya.
Saat berolahraga atau melakukan aktivitas fisik yang intens, tubuh akan mulai mengirimkan tanda-tanda peringatan ketika kapasitas fisik telah terlampaui.
Tanda-tanda ini tidak boleh diabaikan, karena merupakan mekanisme pertahanan alami yang dirancang untuk mencegah cedera yang lebih serius atau bahkan kematian.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tubuh kita menggunakan berbagai metode untuk berkomunikasi dengan otak ketika sudah mencapai batas tertentu.
Salah satu contoh yang paling umum adalah kelelahan otot, di mana otot mulai kehilangan kemampuan untuk berkontraksi dengan efisien karena habisnya energi atau akumulasi asam laktat.
Selain itu, jantung dan paru-paru juga memberikan sinyal yang jelas, seperti peningkatan detak jantung yang drastis atau napas terengah-engah yang tidak bisa diatasi, yang menunjukkan bahwa sistem kardiovaskular sedang bekerja terlalu keras.
Selain tanda-tanda fisik yang jelas, ada juga tanda-tanda mental atau emosional yang mungkin dialami seseorang saat tubuhnya membutuhkan istirahat.
Perasaan kebingungan, pusing, atau bahkan kecemasan ekstrem dapat muncul ketika tubuh berada di bawah tekanan yang berlebihan. Ketika tanda-tanda ini muncul, sangat penting untuk segera berhenti atau memperlambat aktivitas fisik.
Artikel lainnya: Lakukan Hal-Hal Ini Sebelum Olahraga
Tanda-tanda Tubuh saat Harus Berhenti Berolahraga
Berikut ini beberapa tanda yang diberikan tubuh ketika sudah mencapai batasnya dan memerlukan istirahat:
1. Kelelahan otot ekstrem
Kelelahan otot yang tidak biasa, seperti tidak mampu mengangkat beban atau bergerak seperti biasa, adalah tanda bahwa otot sudah mencapai kapasitas maksimumnya.
Otot-otot yang terasa lemah, gemetar, atau bahkan mulai terasa nyeri adalah tanda-tanda utama yang tidak boleh diabaikan. Ini adalah sinyal bahwa otot membutuhkan waktu untuk pulih.
2. Nyeri yang berlebihan atau tidak wajar
Saat berolahraga, sedikit nyeri atau ketidaknyamanan adalah hal yang wajar, terutama ketika meningkatkan intensitas latihan.
Namun, nyeri yang tajam, mendadak, atau nyeri yang terasa sangat tidak wajar adalah tanda bahwa tubuh mengalami cedera serius. Ini bisa berarti adanya robekan otot, peradangan sendi, atau kerusakan lain pada jaringan tubuh.
3. Detak jantung yang sangat tinggi
Detak jantung yang meningkat selama olahraga adalah hal normal. Namun, detak jantung yang melampaui batas maksimum yang dianjurkan, misalnya di atas 85-90% dari detak jantung maksimum seseorang, bisa menjadi tanda peringatan bahwa tubuh sedang bekerja terlalu keras.
Jika detak jantung tidak kembali ke tingkat normal setelah istirahat singkat, ini bisa menandakan adanya masalah serius pada jantung atau sistem sirkulasi.
4. Napas terengah-engah dan kesulitan bernapas
Napas terengah-engah atau ketidakmampuan untuk bernapas dengan normal adalah tanda bahwa sistem pernapasan sedang terlalu terbebani.
Jika seseorang merasa sulit untuk mengambil napas dalam atau mulai merasa pusing karena kekurangan oksigen, ini adalah tanda bahwa mereka harus segera berhenti dan beristirahat.
5. Pusing atau penglihatan kabur
Pusing atau penglihatan kabur sering kali disebabkan oleh rendahnya kadar gula darah atau tekanan darah yang turun drastis saat berolahraga.
Ketika tubuh kehabisan energi atau cairan, darah yang dipompa ke otak menjadi tidak cukup, yang dapat menyebabkan sensasi pusing atau penglihatan kabur. Ini adalah tanda bahwa tubuh memerlukan asupan energi atau cairan dengan segera.
6. Keringat berlebih dan dehidrasi
Keringat berlebih adalah cara tubuh untuk mendinginkan diri selama aktivitas fisik. Namun, ketika tubuh kehilangan terlalu banyak cairan tanpa penggantian yang cukup, dehidrasi bisa terjadi, menyebabkan kram otot, pusing, hingga pingsan. Dehidrasi dapat memperburuk performa fisik dan meningkatkan risiko serangan panas.
7. Kecemasan atau perasaan tidak nyaman
Tubuh tidak hanya memberikan tanda fisik saat berada di bawah tekanan, tetapi juga tanda emosional atau mental.
Jika seseorang mulai merasa cemas, gugup, atau merasa bahwa ada sesuatu yang salah selama latihan, ini bisa jadi cara tubuh memberikan peringatan. Kondisi ini mungkin terkait dengan tekanan fisik yang berlebihan atau ketidakstabilan metabolisme tubuh.
Artikel lainnya: Tanda Tubuh Kelelahan Akibat Olahraga Intensitas Tinggi
Jangan Acuh saat Tubuh Memberikan Tanda Tersebut
Mengabaikan tanda-tanda peringatan yang diberikan oleh tubuh bisa berakibat fatal. Banyak atlet dan penggemar kebugaran yang merasa bahwa menekan tubuh untuk melampaui batas adalah cara untuk mencapai hasil maksimal.
Namun, ini adalah kesalahpahaman yang berbahaya. Pushing beyond the limits of the body can lead to serious injuries, chronic health problems, and, in extreme cases, death.
Dalam dunia olahraga profesional, terdapat beberapa contoh nyata tentang bagaimana mengabaikan tanda-tanda tubuh bisa berakibat fatal.
Salah satunya adalah kasus Marc-Vivien Foé, pemain sepak bola asal Kamerun yang tiba-tiba pingsan dan meninggal di lapangan selama pertandingan internasional.
Setelah dilakukan autopsi, diketahui bahwa Foé menderita kardiomiopati, suatu kondisi yang mempengaruhi otot jantung, yang diperburuk oleh aktivitas fisik yang berlebihan.
Kasus lain termasuk pelari marathon amatir yang mendorong tubuh mereka melampaui batas hingga akhirnya meninggal akibat serangan jantung.
Kejadian-kejadian ini menekankan pentingnya mendengarkan tubuh kita sendiri dan tidak menganggap remeh tanda-tanda peringatan yang mungkin muncul.
Artikel lainnya: 4 Aturan Main agar Olahraga Lebih Bermanfaat bagi Kesehatan
Mengenali batas tubuh adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan dan mencegah cedera serius atau kematian.
Tubuh manusia memiliki cara untuk memberi tahu kita ketika sudah mencapai titik maksimal, dan tanda-tanda seperti kelelahan ekstrem, nyeri berlebihan, pusing, kesulitan bernapas, dan kecemasan adalah sinyal untuk segera berhenti.
Mengabaikan tanda-tanda ini bisa berakibat fatal, seperti yang ditunjukkan oleh beberapa kasus tragis dalam dunia olahraga. Saat berolahraga atau melakukan aktivitas fisik intens, penting untuk selalu mendengarkan signal yang dikeluarkan tubuh dan memberikan waktu yang cukup untuk pemulihan.
Jangan terjebak dalam tekanan untuk mencapai performa maksimal tanpa mempertimbangkan kesehatan jangka panjang. Keseimbangan antara latihan yang konsisten dan rutin serta pemulihan tubuh adalah kunci untuk menjaga tubuh tetap sehat dan bugar.
Jaga kesehatan tubuh saat berolahraga dengan tips dari ahli! Download aplikasi KlikDokter sekarang untuk akses informasi kesehatan, panduan olahraga aman, dan topik kesehatan lainnya hanya di KlikDokter. Yuk, #JagaSehatmu selalu.
- American College of Sports Medicine. (2017). ACSM’s Guidelines for Exercise Testing and Prescription. 10th Edition.
- Thompson, P. D., & Franklin, B. A. (2007). "Exercise and Acute Cardiovascular Events: Placing the Risks into Perspective." Circulation.
- Noakes, T. D. (2012). Waterlogged: The Serious Problem of Overhydration in Endurance Sports.