Olahraga merupakan salah satu cara terbaik mengatasi kondisi peradangan dalam tubuh. Meski begitu, aktivitas ini justru dapat menyebabkan peradangan yang dipicu stres oksidatif, utamanya jika dilakukan secara berlebihan.
Dijelaskan Lance Dalleck, PhD, stres oksidatif merupakan kondisi ketika jumlah sel radikal bebas melebihi antioksidan yang dihasilkan tubuh maupun asupan makanan. Kondisi ini sangat berbahaya bagi kesehatan.
“Karena kelebihan radikal bebas dapat merusak DNA, menyebabkan gangguan otot, kelelahan, penuaan dini, penyakit jantung, dan kanker,” kata profesor ilmu olahraga di Western Colorado University, Amerika Serikat itu, dikutip dari Livestrong.
Lantas, mungkinkah olahraga berlebih penyebab stres oksidatif membahayakan kesehatan? Simak penjelasan dokter berikut ini.
Artikel Lainnya: Manfaat Stress Ball untuk Mengatasi Stres dan Cemas
Olahraga yang Memicu Stres Oksidatif
Scott Powers, PhD, profesor fisiologi dan kinesiologi terapan di University of Florida, AS, mengungkapkan radikal bebas diproduksi tubuh sebagai respons terhadap fungsi biologis, lingkungan, polusi, ketinggian, sinar ultraviolet (UV), serta suhu ekstrem.
Ditambahkan dr. Atika, berbagai hal dan aktivitas tersebut, termasuk olahraga, memicu tubuh memproduksi radikal bebas.
“Semua aktivitas sel tubuh yang menggunakan energi adenosin trifosfat (ATP), termasuk bernapas dan pencernaan akan menghasilkan radikal bebas sebagai produk sampingannya,” jelas dr. Atika.
“Hanya perlu ditekankan, jumlahnya mungkin tidak berlebihan, apalagi jika di-counter dengan antioksidan yang dihasilkan secara alami oleh tubuh maupun antioksidan yang diasup dari luar,” dia menambahkan.
Jika dilakukan dalam porsi tepat serta disesuaikan dengan kemampuan tubuh Anda, aktivitas seperti olahraga pada dasarnya menghasilkan radikal bebas yang bermanfaat untuk mendukung kesehatan.
Pasalnya, sel ini dapat membantu tubuh beradaptasi dengan situasi stres ketika olahraga.
Namun ketika Anda berolahraga melebihi kapasitas tubuh, radikal bebas justru memicu stres oksidatif. Disampaikan dr. Atika, hal ini terjadi karena pembakaran energi ketika olahraga terbilang besar.
Kondisi ini, jika tidak diimbangi dengan pola makan dan gaya hidup yang sehat dapat meningkatkan risiko radikal bebas menyerang sel tubuh Anda. Pada gilirannya, memicu peradangan kronis dan komplikasi penyakit akibat stres oksidatif.
Artikel Lainnya: Cara Meningkatkan Endorfin Agar Bebas dari Stres
Stres Oksidatif Akibat Olahraga Tidak Selalu Buruk
Meski begitu, beberapa penelitian menemukan stres oksidatif yang disebabkan olahraga tidak selalu buruk. Sebab, setelah latihan intens, tubuh Anda juga memproduksi antioksidan.
Sebuah studi yang dipublikasikan oleh Sports Medicine pada Januari 2020 mengungkapkan, latihan kekuatan intens menyebabkan kerusakan DNA selama 24 jam. Tetapi beberapa hari kemudian, kondisi DNA kembali normal tanpa kerusakan apa pun.
Para peneliti meyakini pemulihan DNA terjadi karena dukungan cadangan antioksidan tubuh yang diproduksi selama olahraga.
"Olahraga meningkatkan produksi antioksidan pada otot yang aktif selama latihan, maupun organ lain di sekitar tubuh," jelas Scott Powers.
Artikel Lainnya: Olahraga yang Cocok Dilakukan Usai Bekerja
Selain itu, olahraga juga memicu sel tubuh memproduksi antioksidan glutathione yang berfungsi mengatasi kerusakan sel akibat penuaan. Belum lagi, tambahan antioksidan yang diperoleh dari asupan makanan turut mendukung kesehatan.
Hal ini mengindikasikan bahwa olahraga membantu tubuh meminimalkan risiko akibat stres oksidatif.
“Bahkan bagi seorang perokok, penderita obesitas, maupun hipertensi, olahraga dapat membantu memperkecil risiko kematian akibat aktivitas dan kondisi fisik mereka. Hal ini berlaku jika dibandingkan dengan orang yang memiliki kondisi serupa, namun tidak berolahraga,” kata Lance Dalleck.
Manfaat olahraga untuk kesehatan sangat besar. Namun Anda disarankan melakukan aktivitas ini sesuai kapasitas tubuh. Imbangi pula dengan pola makan serta gaya hidup yang sehat. Hal ini dilakukan agar Anda dapat memperoleh manfaat olahraga secara optimal.
Jika ingin tahu atau bertanya lebih lanjut seputar info kesehatan lainnya, Anda bisa berkonsultasi langsung dengan dokter via Live Chat di aplikasi Klikdokter.
(OVI/JKT)