Rokok selama ini dianggap sebagai penyebab berbagai penyakit mematikan lantaran mengandung ribuan zat berbahaya. Tak heran, sebagian orang yang dulu mengisap rokok lalu beralih ke rokok elektrik karena vape dinilai lebih aman untuk kesehatan mulut.
Vape atau vaporizer itu sendiri adalah alat untuk menghasilkan uap dari pemanasan cairan dengan tenaga baterai. Cairan yang digunakan pada vape atau disebut e-liquid tersusun atas bahan-bahan kimia, seperti propilen glikol, gliserin, air, nikotin, serta penambah rasa.
Karena tidak mengandung tar dan ribuan zat berbahaya lain seperti pada rokok konvensional, vape dianggap lebih aman bagi kesehatan. Sayangnya, medis tidak setuju dengan hal tersebut. Ini karena e-liquid yang digunakan pada vape tetap mengandung zat kimia, sehingga saat dipanaskan dan berubah menjadi uap tetap bisa memunculkan reaksi yang merugikan, termasuk bagi kesehatan mulut.
Bahaya vape untuk kesehatan mulut
Berikut penjelasan bagaimana zat kimia pada e-liquid vape dapat memengaruhi kesehatan mulut orang yang mengisapnya:
-
Propilen glikol
Propilen glikol sebenarnya tidak berbahaya bagi kesehatan. Sebab, zat tersebut dapat ditemukan dalam berbagai jenis makanan, seperti es krim atau popcorn.
Akan tetapi, sifat ramah propilen glikol dapat mengancam kesehatan mulut saat zat ini mengalami proses pemanasan untuk berubah menjadi uap. Fakta menyebut bahwa propilen glikol dapat menyebabkan keringnya jaringan lunak, sehingga mulut menjadi kering (xerostomia). Kondisi ini bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit gusi atau masalah kesehatan mulut lainnya.
-
Nikotin
E-liquid vape mengandung konsentrasi nikotin yang berbeda-beda. Terlepas dari itu, nikotin adalah zat kimia yang bisa mengancam kesehatan gusi.
Tak cuma itu, nikotin juga dapat mengganggu produksi air liur sehingga menurunkan kelembapan rongga mulut. Kurangnya kelembapan di dalam mulut akan membuat bakteri lebih mudah berkembang, sehingga kerusakan gigi dan bau mulut (halitosis) lebih mungkin terjadi.
-
Gliserin dan penambah rasa
Gliserin nabati (vegetable glycerin) merupakan cairan yang tidak berwarna, tidak berbau, berbentuk kental dan memiliki rasa yang manis. Zat ini memang tidak secara langsung menyebabkan gigi berlubang. Namun, kombinasi gliserin dan penambah rasa seperti yang ada pada e-liquid vape tetap dapat meningkatkan jumlah bakteri di dalam mulut, sehingga kerusakan pada gigi bisa saja terjadi.
Lebih aman rokok konvensional atau vape?
Rokok konvensional dan vape sama-sama memiliki potensi untuk mengancam kesehatan, termasuk untuk gigi dan mulut Anda. Oleh sebab itu, jika Anda bertanya mana yang lebih aman, tentu saja tidak dua-duanya. Dengan kata lain, yang paling aman bagi kesehatan adalah menjauhkan diri dari rokok maupun vape.
Karena vape menghasilkan uap, jangan kira bahwa hal tersebut sepenuhnya aman bagi kesehatan. Sebab, proses pemanasan e-liquid hingga berubah menjadi uap tetap berpotensi menghasikan suatu reaksi yang mungkin bisa mengancam kesehatan mulut dan tubuh Anda.
Pendapat yang mengatakan bahwa vape lebih aman untuk kesehatan mulut tampaknya terbantahkan. Justru bagi Anda yang ingin menjaga kesehatan gigi dan mulut seharusnya menjauhkan diri dari rokok biasa maupun vape.
(NB/ RVS)