Dalam dunia kebugaran, suplemen whey protein telah menjadi salah satu pilihan utama bagi para penggiat fitness dan gym mania untuk mendukung pembentukan otot dan pemulihan setelah latihan. Namun, seperti halnya dengan suplemen lain, penting untuk kita memahami cara konsumsi yang tepat, termasuk takaran dan dosis yang disarankan, serta potensi dari konsumsi yang berlebihan.
Bersama dr. Theresia Rina Yunita dan tim konten KlikDokter, kita akan membahas secara rinci tentang suplemen whey protein, mulai dari kegunaannya dalam kebugaran hingga cara konsumsi yang aman. Sstt.. simak selengkapnya biar gak buat kamu jerawatan dan kegemukan ya!
Takaran dan Dosis Whey Protein yang Tepat
Whey protein merupakan suplemen yang dianggap sebagai 'jembatan' antara kebutuhan nutrisi dan tujuan kebugaran seseorang. Ini karena whey protein menyediakan asam amino esensial yang diperlukan untuk sintesis protein, yang penting bagi pertumbuhan dan pemulihan otot. Untuk penggiat fitness dan gym mania, whey protein membantu memaksimalkan hasil latihan dengan mempercepat pemulihan otot dan meningkatkan pertumbuhan otot.
1. Kebutuhan Protein Harian
Sebelum menentukan dosis whey protein, penting untuk memahami kebutuhan protein harian manusia. Secara umum, RDA (Recommended Dietary Allowance) untuk protein adalah 0.8 gram per kilogram berat badan untuk rata-rata orang dewasa. Namun, bagi penggiat fitness atau mereka yang melakukan latihan beban secara teratur, kebutuhan protein bisa meningkat menjadi 1.2 hingga 2.0 gram per kilogram berat badan.
Artikel Lainnya: Mengenal 10 Alat-alat Fitnes di Gym dan Manfaatnya
2. Takaran Whey Protein
Takaran whey protein yang tepat tergantung pada beberapa faktor, termasuk intensitas latihan, berat badan, dan tujuan kebugaran. Sebagai panduan umum, 20-25 gram whey protein per porsi dianggap cukup untuk merangsang sintesis protein otot setelah latihan. Ini setara dengan satu scoop whey protein pada kebanyakan produk.
3. Frekuensi Konsumsi
Frekuensi konsumsi whey protein juga penting. Untuk mendukung pemulihan otot, disarankan untuk mengonsumsi whey protein segera setelah latihan. Selain itu, whey protein dapat dikonsumsi sebagai camilan antara waktu makan untuk membantu memenuhi kebutuhan protein harian.
4. Penyesuaian Dosis
Dosis whey protein harus disesuaikan berdasarkan asupan protein dari sumber lain. Jika kamu sudah mendapatkan cukup protein dari makanan, kamu mungkin hanya membutuhkan satu scoop whey protein. Namun, jika diet kamu kurang protein, kamu mungkin memerlukan dua atau lebih scoop per hari.
Artikel Lainnya: Cara Mendesain Program Latihan Beban untuk Diri Sendiri
Dampak Mengonsumsi Whey Protein Berlebihan
Meskipun whey protein memiliki banyak manfaat, mengonsumsinya dalam jumlah yang berlebihan dapat memiliki beberapa dampak negatif pada kesehatan
1. Masalah Pencernaan
Konsumsi whey protein yang berlebihan dapat menyebabkan masalah pencernaan seperti kembung, gas, dan diare. Ini terutama terjadi pada orang yang intoleran laktosa, karena whey protein mengandung laktosa.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi
Mengonsumsi terlalu banyak whey protein dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi. Hal ini terjadi ketika protein mengambil porsi yang terlalu besar dari asupan harian, mengesampingkan nutrisi penting lainnya.
3. Beban pada Ginjal
Ginjal bertanggung jawab untuk membuang produk sisa metabolisme protein. Konsumsi protein yang berlebihan dapat meningkatkan beban kerja ginjal, bahkan bisa menjadi masalah yang lebih berat bagi orang dengan kondisi ginjal tertentu.
Artikel Lainnya: Perlukah Suplemen Protein untuk Membentuk Otot?
4. Risiko Penyakit Jantung
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asupan protein hewani yang berlebihan dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, meskipun bukti ini masih kontroversial (masih dalam penelitian).
5. Kenaikan Berat Badan
Protein membantu dalam pembentukan otot, tetapi konsumsi kalori yang berlebihan dari sumber mana pun, termasuk whey protein, dapat menyebabkan kenaikan berat badan jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup.
6. Jerawat
Whey protein dapat meningkatkan produksi hormon seperti insulin dan IGF-1, yang dapat memicu atau memperburuk jerawat pada beberapa orang.
7. Masalah Kesehatan Jangka Panjang
Konsumsi whey protein yang berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, termasuk osteoporosis dan penyakit ginjal kronis, karena asupan kalsium yang berlebihan dan beban protein yang tinggi pada ginjal.
Jadi, walau whey protein adalah suplemen yang sangat bermanfaat bagi penggiat fitness dan gym mania untuk mendukung tujuan kebugaran. Namun, penting untuk mengonsumsi whey protein dengan cara yang benar. Mengikuti takaran dan dosis yang disarankan, mempertimbangkan kebutuhan protein harian, dan memperhatikan sinyal tubuh adalah kunci untuk memanfaatkan whey protein dengan aman dan efektif. Selalu konsultasikan terlebih dahulu kepada profesional kesehatan atau ahli gizi mengenai konsumsi whey protein ataupun suplemen pada diet harian kamu.
Jika kamu ingin tahu informasi tentang kesehatan lainnya, Yuk download aplikasi KlikDokter. Bila kamu perlu konsultasi dengan dokter, kamu juga bisa langsung tanya melalui Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter
#Yuk Jaga Sehatmu Selalu