Di zaman yang serba modern seperti sekarang ini, kemajuan teknologi sudah merambah ke segala aspek kehidupan, tidak terkecuali pada alat bantu seksual. Sebelumnya, mungkin sudah dikenal alat bantu seksual seperti mainan seksual atau sex toys. Karena teknologi sudah berkembang, sekarang sudah terdapat robot seks.
Robot seks adalah robot atau boneka yang berbentuk manusia yang digunakan untuk keperluan seksual. Banyak pendapat mengenai alat bantu seks ini, ada yang setuju ada pula yang menolak. Berikut pro dan kontra dari robot seks.
Perkembangan Awal Robot Seks
Robot seks komersial pertama dunia diciptakan oleh Matt McMullen dengan aksen Skotlandia. Robot tersebut dibanderol dengan harga 15000 euro atau sekitar Rp235 juta. Konon, robot versi Harmony 2.1 tersebut memiliki sifat yang lembut dan bisa melakukan hal lebih dari sekadar aktivitas seks, misalnya menjadi teman curhat.
McMullen mengatakan bahwa peminat dapat memilih lebih dari 30 wajah, 16 tipe tubuh, dan 18 kepribadian yang berbeda. Hal ini termasuk ukuran payudara.
Artikel Lainnya: Robot Seks dan Risiko Penularan Infeksi Menular Seksual
Ada pula robot yang dibuat oleh sebuah perusahaan bernama Exdoll yang bermarkas di Dalian, Tiongkok. Perusahaan ini berniat untuk menanamkan teknologi kecerdasan buatan (AI/Artificial Intelligence) pada alat bantu seksual tersebut.
Selain dua di atas, sejumlah negara lain juga mengembangkan boneka seks dengan fitur yang berbeda, menyesuaikan dengan minat pasar. Hingga akhirnya, alat ini kemudian kian mutakhir dan makin digandrungi khalayak luas. Lantas, apakah alat bantu seks mampu menjadi solusi untuk kebutuhan hasrat seksual manusia?
Pro Kontra Robot Seks
Mereka yang pro dengan adanya robot seks berpendapat bahwa alat bantu seks ini dapat memberikan solusi bagi para lansia, penderita disabilitas, serta yang mengalami trauma seksual. Mereka sering mendapatkan perlakuan yang berbeda dari masyarakat, padahal mereka juga mempunyai kebutuhan seksual yang sama.
Artikel Lainnya: Jangan Salah, Ini Cara Menggunakan Sex Toys yang Benar
Selain itu, alat bantu seksual berupa robot ini juga dapat digunakan para pria yang mengalami gangguan seksual seperti disfungsi ereksi hingga ejakulasi prematur. Itulah beberapa opini mereka yang mendukung digunakannya alat bantu seks ini.
Di sisi lain, banyak yang menganggap robot seks dapat membawa pengaruh buruk pada interaksi antarmanusia. Mereka yang menggunakan robot ini dianggap akan cenderung untuk menyendiri dari interaksi sosial. Selain itu, ada yang menganggap penggunaan alat bantu seks ini meningkatkan isu kekerasan, rasisme, hingga pedofilia.
Nilai moral manusia juga dianggap akan semakin menurun karena pengguna alat bantu seks ini akan merasa tidak perlu menyalurkan rasa kasih sayang dan cinta. Kekhawatiran lainnya adalah boneka seks membuat wanita menjadi objek seks yang tidak terkendali.
Namun, apakah benar bahwa robot seks dapat menjadi solusi untuk kebutuhan seks manusia atau bagi mereka yang memiliki masalah dalam aspek seksualnya?
Artikel Lainnya: Cara Mengembalikan Kejantanan Pria Akibat Sering Onani
Robot Seks sebagai Alat Bantu Kebutuhan Seks
Karena banyaknya pro dan kontra mengenai robot seks, para peneliti yang berasal dari St George’s University Hospital National Health Service (NHS) di London dan Women’s Health Academic Centre di King’s College London mulai mencari jawaban melalui penelitian.
Mereka menemukan bahwa manfaat alat bantu seks berupa robot sejauh ini tidak memiliki bukti ilmiah. Penelitian ini diterbitkan pada jurnal BMJ Sexual & Reproductive Health.
Para peneliti mencari segala basis data mengenai bukti bahwa alat bantu seks ini mempunyai efek pengobatan. Mereka juga melakukan pencarian melalui Internet dan berbicara kepada para ahli di segala bidang. Akan tetapi, tidak ditemukan literatur tentang bagaimana penggunaan robot ini dapat memengaruhi kesehatan seseorang.
Pada hasil penelitian itu, terdapat empat buah tema yang menerangkan dugaan manfaat yang dimiliki robot seks untuk para penggunanya. Empat tema itu adalah seks yang lebih aman, potensi terapi, potensi untuk mengobati pedofil dan pelanggar seks, serta mengubah norma sosial.
Akan tetapi, para peneliti ini mengatakan bahwa sebelum berasumsi bahwa alat bantu seks dapat membantu masalah kebutuhan seksual manusia, para spesialis harus melakukan penelitian yang lebih dalam untuk mengevaluasi manfaat klinis atau pengobatan dari penggunaan robot tersebut.
Sampai saat ini, belum ada bukti ilmiah pada bidang kesehatan yang mendukung penggunaan robot seks sebagai alat bantu untuk mengatasi masalah seksual. Jadi, Anda yang berencana untuk menyalurkan kebutuhan seks pada robot sepertinya perlu mempertimbangkan ulang.
[WA/ RS]