Kanker terjadi ketika sel pada organ tertentu membelah dengan sangat cepat, melebihi sel-sel normal. Pertumbuhan dan pembelahan sel yang tidak terkontrol dapat menyebabkan massa yang disebut tumor.
Siapa saja dapat mengalami penyakit kanker, tidak terkecuali anak-anak. Kondisi ini mesti segera diatasi dengan pengobatan yang tepat, agar tak memicu komplikasi berbahaya.
Kendati demikian, Anda juga mesti paham bahwa pengobatan kanker pada anak dapat meningkatkan risiko efek samping yang merugikan.
Berikut ini beberapa efek samping pengobatan kanker yang mungkin saja dirasakan:
1. Kelelahan
Setelah melakukan pengobatan kanker, baik kemoterapi maupun terapi radiasi, si kecil bisa saja merasakan kelelahan.
Anak-anak bisa mengeluhkan tubuh yang terasa lemas, bahkan sedikit pusing. Orangtua tidak perlu khawatir, karena ini adalah hal yang wajar dan sering terjadi setelah menjalani terapi kanker. Keluhan ini pun umumnya akan membaik dalam beberapa hari.
Guna mengurangi keparahan keluhan, orangtua mesti memberikan waktu kepada si kecil untuk beristirahat dengan cukup. Selain itu, berikan pula ia makanan sehat dan bergizi seimbang agar tubuhnya bisa kembali fit.
Artikel Lainnya: Apakah Kanker Akibat Keturunan Bisa Dicegah?
2. Gejala Seperti Flu
Beberapa obat-obatan kanker dapat memicu respons peradangan tubuh. Hal tersebut dapat menimbulkan gejala mirip flu, seperti menggigil, batuk, pilek, dan sakit kepala.
Guna mengatasi kondisi ini, berikan si kecil cairan yang cukup dan makanan bergizi seimbang untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuhnya.
Apabila keluhan memberat, konsultasikan dengan dokter terkait kondisi si kecil. Tanyakan pula apakah si kecil dapat diberikan obat tertentu untuk mengurangi keluhannya.
3. Rasa Nyeri
Nyeri bisa saja terjadi setelah seseorang menjalani kemoterapi. Efek samping kemoterapi kanker ini dapat berupa sakit kepala, nyeri otot, nyeri perut, atau bahkan kerusakan otot sementara yang menimbulkan sensasi terbakar, kesemutan, dan mati rasa di tangan maupun kaki.
Apabila anak mengalaminya, orangtua sebaiknya mengonsultasikan hal tersebut kepada dokter. Hindari menggunakan obat-obatan apa pun tanpa persetujuan dokter. Hal ini bertujuan untuk menghindari interaksi obat kemoterapi dengan senyawa lainnya.
4. Masalah pada Rongga Mulut
Kemoterapi dan terapi radiasi (terutama di kepala dan leher) dapat menyebabkan masalah pada rongga mulut, seperti sariawan, gusi berdarah, tenggorokan kering dan nyeri, hingga meningkatnya risiko gigi rusak.
Guna meminimalkan efek samping ini, dokter biasanya akan memberikan resep obat kumur. Obat tersebut digunakan untuk membantu mengurangi iritasi akibat pengobatan kanker.
Selain itu, usahakan pula agar si kecil mengonsumsi makanan yang halus dan dingin agar mudah ditelan. Hindari memberikan makanan yang berasa asam untuk sementara waktu. Pastikan juga ibu membawa si kecil ke dokter gigi untuk pemeriksaan rutin.
Artikel Lainnya: Kanker Payudara Bisa Menyerang Anak, Benarkah?
5. Masalah pada Saluran Pencernaan
Efek samping pengobatan kanker pada anak yang cukup sering terjadi adalah gangguan saluran pencernaan.
Banyak obat kemoterapi yang memberikan efek samping, seperti mual, muntah, kehilangan nafsu makan, diare, atau kesulitan BAB.
Selain itu, si kecil juga bisa mengalami perubahan preferensi rasa atau tekstur makanan setelah menjalani pengobatan kemoterapi.
Untuk meringankan keluhan, orangtua mungkin bisa memberikan obat antimual kepada si kecil. Berikan pula anak makanan dalam porsi kecil, namun lebih sering.
Jangan lupa memastikan si kecil cukup minum. Tak harus dengan air putih, orangtua bisa memberikannya susu, jus, atau air kaldu agar si kecil tak bosan.
6. Perubahan Kulit
Kemoterapi dapat menyebabkan munculnya efek samping pada kulit, seperti ruam, kemerahan, iritasi, bengkak, mengelupas, hingga melepuh.
Jika si kecil mengalami kondisi ini, berikan ia pakaian yang longgar dan berbahan lembut agar nyaman digunakan. Oleskan obat dan pelembap yang diberikan oleh dokter.
Jika kondisi kulit membaik, jangan lupa menggunakan tabir surya yang setidaknya mengandung SPF 30 ketika akan beraktivitas di luar ruangan.
Artikel Lainnya: Perawatan Kulit pada Anak Penderita Kanker yang Sedang Menjalani Kemoterapi
7. Berat Badan Berubah
Saat menjalani pengobatan kanker, anak-anak dapat mengalami perubahan berat badan. Ada yang mengalami kenaikan, ada juga yang justru kehilangan berat badannya.
Kenaikan berat badan pada anak sering terjadi apabila ia mendapatkan pengobatan steroid.
Di sisi lain, anak-anak dapat kehilangan berat badan apabila ia mengalami masalah saat makan, misalnya penurunan nafsu makan, mual, muntah, atau kesulitan menelan usai kemoterapi.
8. Rambut Rontok
Saat kemoterapi, penipisan dan kerontokan rambut dapat terjadi di seluruh tubuh. Terapi radiasi, khususnya di area kepala dan leher, juga sering menyebabkan kerontokan rambut pada area tersebut.
Kehilangan rambut dapat membuat rasa percaya diri si kecil menurun. Orangtua mesti menjelaskan kepadanya bahwa rambutnya akan tumbuh kembali.
Hanya saja, membutuhkan waktu dan mungkin rambutnya akan memiliki tekstur maupun warna yang sedikit berbeda ketika tumbuh nanti.
Untuk sementara waktu, orangtua bisa menyarankan si kecil untuk menggunakan topi, bandana, atau wig untuk membantu mengembalikan kepercayaan dirinya.
9. Masalah Ginjal dan Kandung Kemih
Obat kemoterapi dapat memberikan efek samping pada organ ginjal. Untuk itu, ikuti selalu anjuran dokter yang menyarankan pemeriksaan fungsi ginjal secara berkala.
Selain itu, pastikan pula si kecil cukup minum air. Segera ke dokter apabila anak mengeluhkan sulit buang air kecil atau terdapat darah pada urine.
Artikel Lainnya: Kanker pada Anak dan Orang Dewasa, Adakah Bedanya?
10. Anemia
Obat kemoterapi dan terapi radiasi juga menghancurkan sel sehat di dalam tubuh, tak terkecuali sel darah merah. Akibatnya, produksi sel darah merah pun terganggu dan bisa membuat anak mengalami anemia.
Anemia bisa menunjukkan gejala seperti wajah pucat, badan lemas, sesak napas, hingga detak jantung lebih cepat.
Pemeriksaan darah rutin perlu dilakukan untuk mengevaluasi kondisi ini. Apabila kadar hemoglobin dalam tubuh terlalu rendah, transfusi darah bisa dipertimbangkan.
11. Gangguan Pembekuan Darah
Kemoterapi dapat menyebabkan efek samping berupa gangguan pembekuan darah. Hal ini dapat terjadi karena obat kemoterapi menyebabkan jumlah trombosit dalam tubuh menurun. Padahal, trombosit berperan penting dalam pembekuan darah.
Gangguan pembekuan darah dapat ditandai dengan munculnya bintik-bintik kemerahan di kulit, muntah atau BAB berdarah, mimisan, dan gusi berdarah.
12. Infeksi
Infeksi menjadi efek samping pengobatan kanker pada anak yang cukup sering terjadi. Keluhan ini terjadi karena tubuh anak belum memiliki daya tahan tubuh yang cukup kuat untuk melawan kuman di sekitar.
Apabila si kecil mengalami keluhan demam tinggi, menggigil, hidung tersumbat, muntah, diare, nyeri, atau ada bengkak dan kemerahan pada bagian tertentu, sebaiknya segera hubungi dokter agar dapat segera ditangani.
13. Gangguan Pendengaran
Beberapa obat kemoterapi bisa menyebabkan efek samping berupa gangguan pendengaran.
Keluhan yang terjadi dapat berupa tinnitus (telinga berdenging) atau bahkan penurunan fungsi pendengaran.
Konsultasikan dengan dokter apabila si kecil mengalami kondisi ini. Nantinya, dokter akan melakukan tes pendengaran untuk menegakkan diagnosis.
Efek samping pengobatan kanker kerap tak bisa dihindari. Meski begitu, manfaat dari pengobatan kanker jauh lebih besar daripada kemungkinan efek samping tindakan tersebut.
Dukungan orangtua dan keluarga pada anak sangat dibutuhkan dalam kondisi ini. Selalu konsultasikan kondisi yang dialami si kecil kepada dokter, ya!
Apabila Anda memiliki pertanyaan terkait efek samping pengobatan kanker pada anak, jangan sungkan untuk bertanya kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.
(NB/JKT)