Berita Kesehatan

Alami 1500 kali Gempa dalam Setahun, Ini Rahasia Masyarakat Jepang Bertahan dari Ancaman Kematian

dr. Dyan Mega Inderawati, 13 Okt 2016

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Tak ada negara yang mampu menandingi Jepang dalam hal kesiapannya menghadapi gempa bumi. Semua sistem waspada gempa, bahkan sebelum gempa bumi benar- benar terjadi.

Alami 1500 kali Gempa dalam Setahun, Ini Rahasia Masyarakat Jepang Bertahan dari Ancaman Kematian

Siapa yang mampu menandingi Jepang dalam mempersiapkan diri terhadap gempa bumi? Dari ketenangan penduduk, kesiapan gedung pencakar langitnya, hingga kemampuan aktivasi rem darurat kereta super cepatnya. Semua sistem waspada gempa tersebut dapat dilakukan negara matahari terbit ini, bahkan sebelum gempa bumi benar- benar terjadi.

Jepang banyak belajar dari gempa bumi yang mengguncang negaranya pada 1995. Kala itu gempa bumi melanda salah satu kota besar di Jepang, yaitu Kobe dan memakan 6400 korban jiwa. Setelah gempa tersebut, pemerintah Jepang menerapkan regulasi ketat terhadap semua infrastuktur di negaranya, dari bangunan hingga sistem transportasinya. Bahkan kesiapan penduduknya pun tidak turut dibentuk demi menghadapi bencana alam gempa bumi. Semua sistem dipersiapkan untuk menghadapi 1500 gempa yang terjadi di Jepang setiap tahunnya.

Artikel Lainnya : 4 Manfaat Berbagi Cerita bagi Korban Gempa

Dari Gedung Pencakar Langit Hingga Sistem Transportasi

Siapa yang tidak tahu Tokyo Skytree? Gedung pencakar langit yang dibuka tahun 2012 kala itu masuk dalam Guinness World Records sebagai gedung tertinggi di dunia. Kendati menjulang tinggi ke langit, gedung kebanggaan Jepang ini ternyata sudah dipersiapkan untuk kebal terhadap gempa bumi dahsyat. Faktanya, tidak hanya Tokyo skytree, sekitar 87% gedung di Jepang ternyata telah teruji tahan gempa.

Shinkansen yang merupakan kereta super cepat kebanggaan Jepang ini selain super canggih ternyata juga super aman. Sensor yang dimiliki shinkansen dapat mendeteksi getaran pertama gempa bumi, bahkan sebelum gempa utamanya terjadi. Saat mendeteksi getaran awal gempa, sistem rem daruratnya akan langsung bekerja. Kereta kemudian terhenti, sehingga penumpang dapat melakukan evakuasi ke tempat terbuka dan menyelamatkan diri. Sistem inilah yang berkontribusi mengamankan Jepang saat jempa 9.0 SR mengguncang pada tahun 2011. Kala itu 27 shinkansen sedang beroperasi melayani penduduk Jepang. Berdasarkan laporan, tidak satupun korban jiwa bahkan terluka dari beratus orang yang menjadi penumpang kereta super cepat tersebut saat gempa bumi mengguncang.

Protokol Tanggap Darurat

Apa yang dilakukan penduduk Jepang saat terjadi gempa bumi? Tanyakan pada anak SD manapun di Jepang, maka jawaban mereka akan serupa. Bila berada di dalam ruangan, mereka akan berlindung di bawah meja agar terhindar dari reruntuhan saat gempa terjadi. Lalu, mereka akan menunggu hingga ada orang dewasa yang datang memberikan pertolongan. Bila gempa terjadi saat di luar ruangan, mereka akan menempatkan diri di tengah ruang terbuka yang berukuran paling besar, sehingga jauh dari bangunan atau benda- benda yang mudah runtuh.

Protokol tanggap darurat ini sering diuji coba di tempat- tempat umum seperti sekolah, perkantoran, hingga pusat perbelanjaan. Seringnya uji coba ini tidak hanya membuat warna negaranya paham betul cara penyelamatan diri, namun juga terlatih tenang ketika gempa bumi sesungguhnya benar- benar terjadi.

Gempa bumi memang lazim terjadi terutama di negara- negara cincin api Pasifik seperti Jepang dan Indonesia. Jadi bila berbicara tentang kerentanan gempa bumi, Indonesia juga sama rentanya dengan Jepang. Regulasi bangunan dan sistem transportasi di Indonesia sendiri memang tidak mudah untuk dibenahi, namun budaya tanggap darurat bisa kita mulai dari diri sendiri. Sejauh manakah kesiapan Anda menghadapi gempa bumi?

(NS/RH)

 

Bencana Alam
Gempa Bumi
Dampak Gempa