Berbagai jenis layanan disuguhkan lewat aplikasi kesehatan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi kesehatan. Baik dalam bentuk artikel, kesempatan untuk berkomunikasi langsung dengan dokter melalui chatting atau telepon, dan ragam layanan kesehatan lainnya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terpilih, dr. Daeng M. Faqih, SH., MH., dalam seminar “Mencari Layanan Kesehatan yang Etis dan Pro-Publik” pada tanggal 17 Januari 2017 lalu mengutarakan, meski belum ada peraturan detil dari pemerintah dan organisasi terkait, pihaknya sebagai organisasi profesi dokter di Indonesia menganggap fenomena aplikasi kesehatan ini sebagai sesuatu yang baik bagi masyarakat.
Artikel Lainnya : Cara Menjaga Kesehatan Punggung dan Tulang Belakang
“Hingga kini tenaga kesehatan tidak tersebar merata di berbagai wilayah di Indonesia. Sementara itu angka kesakitan akibat gaya hidup tidak sehat terus meningkat. Adanya teknologi informasi dalam dunia kesehatan diharapkan bisa membantu meningkatkan taraf kesehatan masyarakat dan mencegah terjadinya penyakit”, ungkap dr. Daeng di sela-sela seminar.
Menurutnya, dalam hal memberi informasi tentang penyakit, aplikasi kesehatan dapat membantu masyarakat. Demikian pula dalam mengenali masalah kesehatan yang dialami secara dini. “Jadi, aplikasi kesehatan akan sangat bermanfaat dalam promosi kesehatan dan pencegahan penyakit di Indonesia,” tuturnya.
Meski demikian, dr. Daeng juga mengingatkan bahwa provider layanan aplikasi kesehatan berbasis teknologi digital hendaknya tidak menyediakan layanan yang melampaui batas. Misalnya untuk menentukan diagnosis dan memberikan pengobatan kepada pasien, karena hal tersebut hanya dapat dilakukan bila dokter memeriksa pasiennya secara langsung. Dokter yang melayani pasien secara digital pun dihimbau untuk mematuhi aturan dalam Undang-undang Praktik Kedokteran dan Kode Etik Dokter Indonesia.
Semoga dengan adanya aplikasi kesehatan yang berbasis teknologi digital ini, upaya promosi kesehatan dan prevensi penyakit semakin berkembang dan dapat turut memajukan kesehatan masyarakat di Indonesia.
(DA/ RH)