Banyak mitos berseliweran seputar tanda keperawanan seorang wanita. Beberapa bahkan mengatakan bahwa keperawanan bisa dilihat dari bentuk tubuh. Antara lain lewat bentuk payudara, bokong, perut, punggung, hingga telapak tangan. Benar atau tidaknya, mari lihat penjelasannya di bawah ini.
Keperawanan dan selaput dara
Sebelum membahas lebih lanjut tentang bentuk tubuh dan keperawanan, Anda perlu tahu dulu bahwa ada dua konsep yang dipahami masyarakat terkait keperawanan wanita. Yang pertama, hilangnya keperawanan yang ditandai robeknya himen (selaput dara) wanita. Kedua, hilangnya keperawanan karena telah berhubungan seksual untuk pertama kali.
Selaput dara adalah membran tipis yang berada di dekat muara vagina. Bagian ini memiliki pori atau lubang di bagian tengahnya sehingga darah menstruasi dapat keluar. Secara umum, banyak orang menyamakan bahwa wanita dengan himen yang rusak sudah pasti pernah berhubungan seksual. Padahal, itu adalah pemikiran yang salah.
Menurut dr. Alvin Nursalim, SpPD dari KlikDokter, himen wanita dapat robek walau tidak melakukan hubungan seksual. Misalnya karena kecelakaan, penggunaan tampon, atau masturbasi. Bahkan, ada juga wanita yang tidak memiliki himen. Ya, tidak semua perempuan dilahirkan dengan selaput dara!
Pada kasus seperti ini, tentunya definisi perawan tidak dapat ditentukan berdasarkan ada atau tidaknya selaput dara. Sebaliknya, ada juga keadaan di mana wanita sudah berhubungan intim, tapi himennya masih utuh atau sering disebut himen elastis.
Hanya mitos!
Lalu, bagaimana dengan pendapat yang mengatakan bahwa bentuk tubuh dapat memberitahukan kondisi keperawanan seseorang?
“Tidak. Itu hanya mitos. Keperawanan tidak bisa dideteksi dari bentuk tubuh. Dari kondisi selaput dara saja masih cukup sulit untuk dideteksi akibat beberapa faktor di luar hubungan seksual, apalagi bentuk tubuh,” jawab dr. Alvin.
Sekali lagi, banyak faktor yang memengaruhi kondisi selaput dara seorang wanita. Itu sebabnya, Anda disarankan untuk tak menghakimi seorang wanita berdasarkan bentuk tubuhnya.
Munculnya anggapan bahwa bentuk tubuh dapat memperlihatkan keperawanan wanita bisa jadi dihubungkan dengan kondisi tubuh wanita yang sudah pernah melahirkan. Pasalnya, pada wanita yang sudah melahirkan, memang ada sejumlah perubahan tubuh yang dapat dirasakan dilihat dengan mata.
Adapun sejumlah perubahan yang terjadi pada wanita yang sudah melahirkan dan sering disalah artikan sebagai ciri wanita yang sudah tidak perawan, yaitu:
-
Payudara membesar
Ini bukanlah tanda-tanda orang yang sudah melakukan hubungan seks dan kehilangan keperawanan. Ini adalah tanda-tanda bahwa wanita sudah siap memberikan ASI untuk buah hatinya. Selain membesar, perubahan lainnya yang terjadi adalah memerah dan terasa penuh.
-
Perut membesar
Ada pula yang mengatakan bahwa wanita yang sudah berhubungan seks perutnya akan mengembang dan agak buncit. Kondisi tersebut bisa terjadi karena saat berhubungan seks, wanita akan banyak menggunakan otot perutnya. Jika memang otot perutnya sering digunakan, bukankah seharusnya perut jadi lebih kencang?
Perut membesar lebih mungkin terjadi pada wanita yang sudah pernah melahirkan. Bahkan, dibutuhkan setidaknya sekitar 1,5-2 bulan sebelum rahim kembali ke ukuran sebelum hamil. Itu pun bisa terjadi jika Anda mengatur pola makan dan rajin olahraga.
-
Vagina longgar
Selain karena sudah menikah bertahun-tahun, sudah melahirkan beberapa anak secara normal, pertambahan usia juga bisa membuat vagina terasa lebih longgar. Pasalnya, semakin tua usia, kadar hormon seks wanita akan terus menurun. Alhasil, itu membuat dinding vagina menipis, kurang elastis, dan ototnya menjadi lebih longgar.
Kini, Anda sudah tahu bahwa tak ada hubungan antara bentuk tubuh dengan keperawanan wanita. Jadi, jangan mudah percaya bila ada orang yang mengatakan, keperawanan bisa dilihat dari bentuk tubuh! Di sisi lain, akan lebih baik apabila hal yang sensitif bagi wanita ini tidak dipergunjingkan.
[HNS/RPA]