Mutasi virus corona kemungkinan menjadi salah satu kendala efektivitas vaksin. Karena itulah, para ahli berpendapat masyarakat dunia membutuhkan sebuah booster vaksin yang mesti diberikan setiap tahun.
Kondisi ini sebenarnya mirip dengan vaksin flu. Vaksin ini hanya bisa memberi perlindungan selama satu tahun dan harus disuntikkan lagi.
Dari sekian banyak pilihan, vaksin Sinopharm disinyalir akan menjadi booster untuk melawan mutasi virus SARS-CoV-2.
Bagaimana Kemampuan Vaksin Sinopharm Booster?
Dilansir dari Reuters, China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) sedang meneliti lebih lanjut apakah dosis penguat diperlukan di tengah kekhawatiran munculnya varian-varian baru dari virus corona.
Mereka khawatir, vaksin yang sekarang beredar memberikan respons yang lebih lemah atau kurang bisa memberikan perlindungan terhadap mutasi.
Hasil yang didapatkan oleh ilmuwan Sinopharm sementara ini adalah vaksin booster mereka dapat secara efektif meningkatkan titer atau jumlah konsentrasi antibodi penawar dan persistensi antibodi di dalam tubuh.
Alhasil, mereka mengklaim vaksin keluarannya efektif melawan mutasi.
Artikel Lainnya: Mengenal Vaksin Corona CanSino yang Cuma Sekali Suntik
Meski hasil sementara yang didapat terbilang memuaskan, pihak Sinopharm masih belum mengetahui pasti apakah masyarakat dunia memerlukan booster vaksin atau tidak.
Mereka juga belum menentukan kapan sebaiknya booster itu diberikan. Pihaknya akan menunggu hasil studi klinis fase tiga di masa mendatang.
Antibodi yang dipicu oleh dua produk vaksin virus corona Sinopharm memiliki efek penetralan yang cukup baik pada varian Inggris dan Afrika Selatan.
Hal tersebut diketahui setelah para peneliti mendapatkan hasil dari tes laboratorium menggunakan sampel darah peserta uji klinis.
Artikel Lainnya: Syarat Penderita Asma Bisa Vaksinasi COVID-19
Kini, uji coba di laboratorium tengah berlangsung untuk melihat apakah vaksin Sinopharm juga berhasil menangkal varian dari Zimbabwe dan Brasil.
Di sisi lain, efek dari antibodi yang diberikan oleh vaksin Sinovac Biotech menurun terhadap varian yang diidentifikasi di Afrika Selatan.
Untung saja, vaksin yang berhasil menghadang varian Wuhan (virus SARS-CoV-2 lama) tersebut masih memberikan respons kuat terhadap varian asal Inggris.
Sinovac akhirnya mengimpor varian dari Brasil sebagai bahan penelitian dan pengembangan vaksin. Untuk sementara ini, mereka masih memfokuskan studi pada varian Afrika Selatan.
Sama seperti Sinopharm, pihak Sinovac juga sedang melakukan uji klinis terhadap booster vaksinnya di China. Diperkirakan, peserta akan mendapatkan dosis yang ketiga kurang lebih delapan bulan usai menerima dosis kedua.
Varian virus corona baru asal Afrika Selatan termasuk jenis yang menimbulkan ancaman lebih besar dibanding yang lain.
Bahkan, antibodi yang dihasilkan oleh satu dosis vaksin CanSinoBIO menunjukkan penurunan empat kali lipat saat memblokir varian tersebut. Padahal, efek pelemahan oleh varian yang lain tidak separah itu.
Artikel Lainnya: Menolak Vaksinasi Corona, Ini Alasan Psikologisnya
Apakah Booster Vaksin Virus Corona Sungguh Diperlukan?
Mengutip dari laman resmi Department of Health Australia, belum diketahui berapa lama perlindungan vaksin COVID-19 akan bertahan.
Uji klinis saat ini sedang dilakukan untuk mengetahui apakah kita benar-benar memerlukan dosis penguat setiap tahun atau tidak.
Hal yang penting dilakukan sekarang adalah setiap individu harus mendapatkan dulu dua dosis vaksin dari jenis yang sama dan sesuai jadwal.
Dengan pengembangan vaksin COVID-19 setiap hari, wajar bila ada banyak pertanyaan dan kekhawatiran.
Dokter Valda Garcia mengatakan, “Pada dasarnya, vaksin booster bertujuan untuk membantu menghadapi virus corona yang bermutasi. Namun, kita masih harus menunggu dulu penelitian terbaru yang lebih pasti terkait efektivitasnya.”
Sejauh ini, vaksin Sinopharm tetap disuntikkan 2 kali dengan rentang waktu 21 hari. Dosis yang dimasukkan ke tubuh dalam 1 suntikan ialah 0,5 ml.
Bila ada pertanyaan seputar vaksinasi COVID-19, tanya langsung kepada dokter kami lewat fitur Live Chat di aplikasi Klikdokter.
(FR/AYU)