Lagi-lagi muncul kasus baru COVID-19 di Hong Kong. Setelah sebelumnya masuk gelombang kedua, kini Hong Kong kembali melaporkan jumlah terbesar kasus penularan virus corona secara lokal dalam hampir tiga bulan terakhir. Kok, bisa, ya?
Kasus Virus Corona Muncul Lagi di Hong Kong
Negara itu menemukan kembali sembilan kasus lokal baru. Laporan baru ini disebutkan oleh pejabat pemerintah setempat dalam konferensi pers, Selasa (7/7) kemarin. Kasus ini kembali muncul setelah tidak ada penambahan sejak 8 April lalu.
“Selama akhir pekan, epidemi lokal di Hong Kong cepat berubah. Situasi ini sangat parah, dan kasus yang berasal dari penularan lokal cukup banyak,” ujar Wong Ka-hing, pejabat di Departemen Kesehatan Hong Kong.
Menurut Ka-hing, adanya rantai penularan virus dari orang-orang tanpa gejala merupakan salah satu faktor kemunduran bagi kota yang sebagian besar telah berhasil menahan penyakit virus corona selama berbulan-bulan.
Munculnya kasus ini juga mungkin disebabkan karena adanya pelonggaran sistem lockdown atau pembatasan sosial oleh pemerintah dalam dua minggu terakhir.
Mayoritas Pasien Baru adalah Kasus Penularan Lokal
Empat belas kasus coronavirus baru yang dikonfirmasi melibatkan pasien berusia antara 14 dan 85 tahun.
Kepala Cabang Penyakit Menular dari Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong, dr. Chuang Shuk-kwan mengatakan, 5 kasus berasal dari penularan impor dan 9 kasus lainnya ada penularan lokal.
Salah satu kasus lokal ini berasal dari seorang wanita berusia 85 tahun yang tinggal di panti jompo Kong Tai Care. Selain itu, dari tempat yang sama, pria berusia 79 tahun juga diketahui positif terinfeksi virus corona.
Artikel Lainnya: Perhatikan, Ini 5 Gejala Virus Corona yang Tidak Biasa
Kasus positif lainnya termasuk seorang pria berusia 40 tahun yang bekerja di divisi teknologi informasi di kantor pusat Otoritas Rumah Sakit yang terletak di sebuah blok di Rumah Sakit Kowloon.
Tiga kasus lainnya termasuk seorang wanita berusia 66 tahun yang tinggal di Shui Chuen O Estate di Sha Tin, seorang anak lelaki berusia 14 tahun yang tinggal di Ngau Chi Wan, dan seorang pria berusia 29 tahun dari Tuen Mun.
Pemerintah Hong Kong Waspada Gelombang Ketiga Virus Corona
Dengan adanya kemunculan kasus baru di Hong Kong, pemerintah setempat jadi waspada akan kehadiran gelombang ketiga penularan virus corona.
Menteri Kesehatan Profesor Sophia Chan Siu-chee merancang sejumlah langkah untuk mengatasi persebaran COVID-19 yang makin meningkat di negara tersebut.
Langkah-langkah ini termasuk mengendalikan lajur masuk orang ke Hong Kong. Terutama, terhadap masyarakat yang baru saja berkunjung ke sejumlah tempat atau negara yang memiliki angka kasus virus corona tinggi.
Selain mengontrol arus kedatangan masyarakat, Pemerintah Hong Kong embuat protokol kesehatan yang ketat di hotel selama masa karantina.
“Pemerintah khawatir terjadinya wabah yang lebih besar melihat angka sumber infeksinya semakin tinggi,” kata dr. Chuang.
Menanggapi hal ini, dr. Devia Irine Putri mengatakan, istilah gelombang ketiga akan muncul ketika ada penambahan jumlah kasus yang signifikan, atau kasusnya meningkat lagi setelah sebelumnya sudah menurun dan tidak ada penambahan kasus.
“Kalau memang penambahan kasusnya tidak banyak atau tidak melambung tinggi, maka ini tidak bisa disebut sebagai gelombang ketiga. Ini hanya kasus sisa sebelumnya yang mungkin baru diketahui dan terdeteksi sekarang. Meski begitu, negara juga tidak boleh menganggap remeh agar penyebarannya tidak semakin banyak,” ujar dr. Devia.
Artikel Lainnya: WHO Akhirnya Akui Ada Bukti Penularan Virus Corona Lewat Udara
Mulai Strategi Baru Hadapi Penyebaran Virus Corona di Hong Kong
Dengan adanya penambahan kasus ini, pemerintah setempat langsung menerapkan protokol baru, seperti menunda kembali sistem pembelajaran di sekolah sampai jangka waktu yang ditentukan.
Lalu, memperketat lagi sistem keluar-masuk wilayah Hong Kong, terutama bagi orang-orang yang datang dari negara-negara berisiko tinggi.
Seluruh tenaga kerja asing – termasuk dari Indonesia dan Filipina – juga akan di-skrining kesehatannya dan langsung dikarantina apabila positif atau menunjukkan gejala COVID-19.
Melihat tindakan yang dilakukan pemerintah Hong Kong, dr. Devia pun setuju. Menurutnya, dengan kembali melakukan pengetatan protokol kesehatan, maka rantai penyebaran virus corona pun akan terputus.
“Ya, dengan kembali melakukan sistem lockdown, hal ini akan jadi solusi terbaik bagi suatu negara. Bahkan, sebaiknya lockdown ini tidak dilonggarkan terlebih dahulu, sampai suatu negara benar-benar dinyatakan aman. Jika nanti sudah dilonggarkan, maka negara juga sudah harus mempersiapkan kemungkinan yang terjadi,” kata dr. Devia.
Untuk bantu memeriksa kondisi pribadi, KlikDokter bersama Kemenkes dan BNPB menyediakan tes coronavirus online. Anda perlu konsultasi kesehatan dengan dokter saat pandemi coronavirus, coba pakai fitur LiveChat 24 jam di aplikasi KlikDokter.
(FR/AYU)