Ramadan menjadi bulan paling dinanti oleh umat Muslim di seluruh belahan dunia, termasuk Indonesia.
Berkebalikan dengan bahagia yang dirasakan, bulan puasa mungkin menjadi bulan yang paling membuat resah Palang Merah Indonesia. Tak lain, itu karena sepinya donor darah saat puasa.
Bagaimana tidak, biasanya stok darah menjelang bulan puasa semakin menipis. Bahkan golongan darah yang terbilang jarang seperti AB berpotensi kosong sama sekali di bank darah.
Kondisi tersebut terjadi karena banyak orang menganggap donor darah saat puasa tidak diperbolehkan. Bagaimana kebenarannya dari sudut pandang medis?
Artikel lainnya: Sejuta Manfaat Sehat Rutin Donor Darah
Bolehkah Donor Darah Saat Puasa?
Sebelum memberikan darahnya, calon pendonor disarankan untuk menjaga betul kesehatannya dengan beristirahat cukup, makan bergizi, dan cukup minum air putih.
Hal inilah yang kemudian menjadi dasar banyaknya muncul larangan donor darah bagi seseorang yang sedang puasa.
Saat puasa, cadangan air dalam tubuh akan berkurang. Nutrisi pun belum tentu sepenuhnya memadai.
Pengambilan darah sejumlah 250-350cc saat donor darah dikhawatirkan dapat memengaruhi kondisi kesehatan pendonor hingga dapat membahayakan fisiknya.
Artikel lainnya: Donor Plasma Darah, Ini Manfaat dan Efek Sampingnya
Kenyataannya, pendapat ini tidak sepenuhnya benar. Mendonorkan darah saat puasa pada dasarnya aman bagi orang yang sehat.
Namun, ada beberapa hal yang sebaiknya kamu perhatikan saat akan donor darah selama berpuasa. Salah satunya adalah soal pemilihan waktu.
Saat bulan puasa, donor darah sebaiknya dilakukan pada pagi hari di mana kondisi tubuh masih cukup fit dan cadangan air dalam tubuh masih memadai.
Sebaliknya, donor darah di siang atau sore hari sebaiknya dihindari. Pada waktu-waktu ini, biasanya orang-orang sudah banyak beraktivitas. Cadangan energi serta cairan tubuh pun sudah jauh berkurang.
Persiapan Donor Darah Saat Puasa
Salah satu efek donor darah saat puasa bila dilakukan pada siang dan sore hari adalah penurunan tekanan darah dan keluhan pusing. Tentu dua kondisi ini dapat sangat memengaruhi kelancaran ibadah puasa di hari itu.
Oleh karena itu, selain pemilihan waktu donor, persiapan fisik juga harus diperhatikan.
Bagi Anda yang akan melakukan donor darah saat puasa, ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan sebelum hari pendonoran, seperti:
-
Istirahat yang Cukup
Pastikan Anda beristirahat yang cukup agar kondisi tubuh fit dan tidak merasa lemas saat hari pendonoran. Bagi orang dewasa, tidur malam yang dianggap cukup berdurasi 7-8 jam.
Artikel lainnya: Pernah Kena Hepatitis A, Bolehkah Donor Darah?
-
Konsumsi Makanan yang Bergizi
Asupan makanan dan air putih saat sahur wajib diperhatikan. Pilih menu makanan bergizi lengkap yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, serat, buah, serta sayur agar energi tubuh tetap stabil sepanjang hari.
Bila donor darah sudah direncanakan jauh hari, akan lebih baik bila menu yang dikonsumsi kaya akan zat besi, seperti daging merah bebas lemak, telur, dan ikan.
-
Minum Air yang Cukup
Saat sahur, minum setidaknya 4-5 gelas air putih agar cadangan cairan dalam tubuh tetap memadai dan tidak mudah pusing setelah mendonorkan darah. Hindari minuman seperti kopi atau yang mengandung alkohol.
-
Hindari Obat yang Mengandung Aspirin
Apabila yang Anda donorkan adalah trombosit, sebaiknya hindari konsumsi obat yang mengandung aspirin sampai 48 jam sebelum donor.
Dengan persiapan yang matang dan pemilihan waktu yang pas, donor darah saat puasa tetap dapat dilakukan dengan aman. Jadi, jangan ragu untuk mendonorkan darah Anda di bulan Ramadan.
Intip berita lainnya seputar tips menjaga kebugaran selama puasa dengan mengunduh aplikasi KlikDokter. Anda juga dapat berkonsultasi dengan dokter melalui layanan Live Chat 24 jam.
[RS]