Anemia atau kurang darah bisa sangat berbahaya karena terjadi secara perlahan dan kerap tidak disadari oleh penderitanya. Bahkan, bila tidak ditangani dengan benar, katanya anemia bisa menyebabkan kematian. Benarkah demikian?
Anemia terjadi ketika kadar hemoglobin berada di bawah normal. Hingga kini, anemia masih menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang.
Berdasarkan data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), prevalensi anemia secara global cukup tinggi, berkisar 40-88 persen.
Anemia banyak terjadi pada anak-anak, wanita hamil, hingga kelompok usia lanjut. Namun, di Indonesia, kondisi anemia paling sering dialami oleh wanita usia subur (remaja putri maupun wanita hamil).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018 dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tercatat 48,9 persen wanita hamil di Indonesia mengalami anemia.
Artikel Lainnya: Pentingnya Minum Obat Penambah Darah Saat Menstruasi
Apakah Anemia Bisa Menyebabkan Kematian?
Sebelumnya kamu perlu mengetahui terlebih dulu mengenai tingkat keparahan anemia. Umumnya, kadar hemoglobin dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin. WHO menentukan ambang batas normal kadar hemoglobin dari usia balita hingga dewasa, yaitu:
- Balita: 11 gr/dL
- Usia sekolah: 12 gr/dL
- Pria dewasa: 13 gr/dL
- Wanita dewasa: 12 gr/dL
- Wanita hamil: 11 gr/dL
Apabila kadar hemoglobin kurang dari itu, seseorang bisa dikatakan mengalami anemia.
Berdasarkan WHO, ada tiga jenis anemia berdasarkan kadar hemoglobinnya, yakni:
- Anemia ringan: 10-12 gr/dL
- Anemia sedang: 7-9 gr/dL
- Anemia berat: < 7 gr/dL
Dengan mengetahui derajat anemia seseorang, maka dapat ditentukan tindakan atau pengobatan selanjutnya.
Nah, satu hal yang sering menjadi pertanyaan adalah, apakah anemia bisa menyebabkan komplikasi berupa kematian?
Benar, anemia dapat menyebabkan kematian apabila seseorang memiliki kondisi anemia berat yang tidak tertangani. Pada anemia ringan dan sedang, sangat jarang terjadi komplikasi kematian.
Risiko kematian umumnya meningkat bila seseorang yang mengalami perdarahan banyak memiliki leukemia atau gangguan pada sumsum tulang belakang, seperti anemia sel sabit maupun anemia aplastik.
Kondisi kurang darah yang berkepanjangan dan tidak ditangani dapat menyebabkan kerusakan pada organ vital seperti jantung dan otak.
Akibat berkurangnya oksigen dalam darah, kerja jantung akan memberat, sehingga dapat memicu gangguan irama jantung alias aritmia dan gagal jantung. Kondisi tersebut bisa berakhir pada hilangnya nyawa.
Artikel Lainnya: Makanan yang Wajib Dihindari Penderita Anemia
Kurangi Risiko Kematian Akibat Anemia
Pengenalan anemia secara dini merupakan salah satu kunci pencegahan komplikasi anemia. Kenalilah tanda dan gejala dari anemia. Gejala ini bisa bervariasi tergantung dari penyebab dan tingkat keparahan anemia.
Jika kadar hemoglobin dalam tubuh berkurang, maka jumlah oksigen dalam tubuh akan mengalami penurunan mengingat fungsi hemoglobin adalah mengikat oksigen dan mendistribusikannya ke seluruh tubuh.
Lalu, apabila oksigen berkurang dalam tubuh, akan muncul berbagai gejala. Mulai dari kelelahan, sakit kepala, pandangan berkunang-kunang, sulit konsentrasi, pucat, dan pada kondisi yang berat dapat mengakibatkan sesak napas dan berdebar-debar.
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika kamu memiliki berbagai gejala di atas. Selanjutnya, dokter dapat melakukan tes hemoglobin untuk melihat apakah benar ada anemia atau tidak.
Tergantung dari jenis anemia dan derajat keparahannya, anemia dapat ditangani dengan berbagai cara. Misalnya, pemberian obat suplemen besi atau transfusi darah untuk menaikkan hemoglobin secara cepat.
Itulah penjelasan mengenai apakah anemia bisa menyebabkan kematian atau tidak. Pada kasus anemia berat yang tidak tertangani dengan baik, komplikasi kematian memang dapat terjadi.
Karena itu, anemia harus mendapat penanganan yang tepat agar tidak terjadi komplikasi.
Guna mencegah komplikasi pada anemia, terapkan pola makan sehat dan seimbang, olahraga rutin, tidur cukup, serta rutin cek kesehatan. Dan bila mengalami gejala anemia, jangan ragu untuk menemui dokter agar terhindar dari berbagai bahayanya.
Untuk #JagaSehatmu, baca artikel kesehatan lainnya di aplikasi KlikDokter. Kamu juga dapat berkonsultasi online dengan dokter via layanan Live Chat 24 jam. Gratis!
[RS]