Gusi berdarah merupakan gejala awal dari penyakit jaringan penyangga gigi atau jaringan periodontal. Penyakit periodontal adalah penyakit gigi yang paling banyak diderita oleh masyarakat Indonesia maupun di negara lainnya.
Tak heran WHO (World Health Organization), FDI (World Dental Federation) dan IADR (International Association for Dental Research) sepakat bahwa salah satu sasaran Oral Health 2020 adalah mengurangi kehilangan gigi akibat penyakit periodontal pada usia 18 tahun, 35-44 tahun dan 65-74 tahun. Terutama untuk kasus kebersihan mulut yang buruk dan penyakit sistemik, merokok, dan stres.
Agar terhindar dari gejala gusi berdarah, kenali beberapa penyebabnya berikut ini:
Gingivitis
Gingivitis atau peradangan pada gusi merupakan penyebab utama terjadinya gusi berdarah. Kondisi ini paling sering disebabkan oleh penumpukan karang gigi. Pada gingivitis, gusi mengalami pembesaran, lunak dan mudah berdarah saat terkena sikat gigi. Gingivitis yang ringan masih dapat disembuhkan dengan pembersihan karang gigi yang benar.
Efek samping obat-obatan
The American Dental Association (ADA) mengatakan bahwa obat-obatan golongan pengencer darah merupakan salah satu penyebab gusi mudah berdarah. Selain itu, obat-obatan yang menghambatnya produksi air liur dan menyebabkan pembesaran gusi dapat membuat gusi lebih rentan terhadap plak gigi.
Perubahan hormon saat kehamilan
Perubahan hormon ikut menyebabkan perubahan respons tubuh terhadap bakteri penyebab penyakit periodontal. Karena itu, ibu hamil sering mengalami gusi meradang dan berdarah saat menyikat gigi. Gejala ini akan berhenti saat ibu sudah melahirkan.
Mengganti sikat gigi
Mengganti sikat gigi yang berbulu lembut ke jenis yang lebih kasar dapat menyebabkan gusi berdarah. Sebisa mungkin, kembalilah menggunakan jenis sikat gigi dengan bulu yang lebih lembut atau medium.
Menunda jadwal rutin cek gigi
Idealnya, jadwal rutin untuk memeriksa gigi adalah enam bulan sekali. Namun karena tidak adanya keluhan, kadang banyak orang suka menunda. Saat diperiksa ke dokter, ternyata gusi sudah telanjur meradang.
Kekurangan vitamin C dan K
Vitamin C dapat ditemukan pada jeruk, brokoli, stroberi, tomat, kentang, dan paprika. Sedangkan, vitamin K bisa diperoleh dari selada air, kale, bayam, kacang kedelai, minyak kanola, dan minyak zaitun.
Penyakit kelainan darah
Penyakit seperti hemofilia, leukemia, trombositopenia, dan anemia dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya gusi berdarah.
Kebiasaan merokok dan stres
Kebiasaan merokok berisiko meningkatkan penyakit periodontal akibat toksin di dalam rokok. Stres juga menyebabkan peradangan di pembuluh darah, yang menghambat reaksi imun tubuh untuk melawan bakteri penyebab penyakit periodontal.
Apabila faktor penyebab gusi berdarah tidak diatasi, maka dapat menjalar menjadi periodontitis (infeksi pada jaringan penyangga gigi). Lama-kelamaan periodontitis dapat menyebabkan gigi goyang, tanpa pasien tersebut mengalami gejala ataupun rasa sakit. Karena itu, sayangi gigi Anda dengan memeriksanya teratur setiap enam bulan sekali. Jangan lupa juga untuk menyikat gigi minimal dua kali sehari.
(RS/RH)