Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian penting dari kesehatan umum yang sering kali diabaikan. Salah satu masalah umum yang sering terjadi namun kurang diperhatikan adalah makanan yang tersangkut di gigi.
Walaupun terlihat sepele, membiarkan makanan nyangkut di gigi dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang serius.
Melalui artikel ini, dr. Dyah Novita Anggraini ini akan membahas bahaya membiarkan makanan nyangkut di gigi, cara mengatasi masalah ini, dan pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut.
Artikel lainnya: Daftar Makanan yang Efeknya Buruk bagi Gigi
Bahaya Membiarkan Makanan Nyangkut di Gigi
Makanan yang tersangkut di gigi bukan hanya mengganggu, tapi juga dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan gigi dan mulut jika dibiarkan terlalu lama. Sisa makanan tersebut bisa menyebabkan penumpukan bakteri, iritasi gusi, hingga infeksi.
Berikut beberapa bahaya yang dapat muncul akibat makanan yang tersangkut di gigi.
1. Pembentukan plak dan karang gigi
Makanan yang tersangkut di gigi dapat menjadi tempat berkembang biaknya bakteri. Bakteri ini akan memfermentasi sisa-sisa makanan dan membentuk plak.
Plak adalah lapisan lengket yang terbentuk di permukaan gigi dan dapat mengeras menjadi karang gigi jika tidak dibersihkan. Karang gigi yang terbentuk dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan gigi dan mulut, termasuk radang gusi dan periodontitis.
2. Radang gusi (Gingivitis)
Radang gusi atau gingivitis adalah kondisi di mana gusi menjadi merah, bengkak, dan mudah berdarah. Hal ini disebabkan oleh penumpukan plak yang mengandung bakteri di sekitar garis gusi.
Jika makanan yang tersangkut tidak dibersihkan, bakteri akan terus berkembang dan menyebabkan peradangan pada gusi. Jika tidak ditangani, gingivitis dapat berkembang menjadi periodontitis, yaitu infeksi serius yang merusak jaringan pendukung gigi.
3. Periodontitis
Periodontitis adalah tahap lanjut dari penyakit gusi yang menyebabkan kerusakan serius pada jaringan pendukung gigi, termasuk tulang penyangga gigi. Periodontitis dapat menyebabkan gigi goyang dan bahkan tanggal.
Bakteri yang berkembang biak dari makanan yang tersangkut dapat menyebar ke jaringan lebih dalam dan memicu respons inflamasi yang merusak jaringan tersebut.
4. Karies gigi
Karies gigi atau gigi berlubang adalah masalah umum yang disebabkan oleh pembusukan gigi. Makanan yang tersangkut di gigi memberikan sumber makanan bagi bakteri penyebab karies.
Bakteri ini menghasilkan asam yang merusak enamel gigi, lapisan pelindung terluar gigi. Jika tidak segera ditangani, karies gigi dapat menyebabkan rasa sakit, infeksi, dan kehilangan gigi.
Artikel lainnya: Karies Gigi dan Gigi Berlubang, Apa Bedanya?
5. Bau mulut (Halitosis)
Makanan yang tersangkut di gigi dan tidak dibersihkan dapat menyebabkan bau mulut atau halitosis. Bakteri yang memecah sisa-sisa makanan menghasilkan senyawa sulfur yang berbau tidak sedap.
Bau mulut yang disebabkan oleh makanan yang tersangkut bisa sangat mengganggu dan mempengaruhi rasa percaya diri seseorang.
6. Risiko infeksi sistemik
Masalah kesehatan mulut yang disebabkan oleh makanan yang tersangkut di gigi tidak hanya terbatas pada rongga mulut. Bakteri dari infeksi gusi atau gigi dapat masuk ke aliran darah dan menyebabkan infeksi sistemik.
Infeksi ini dapat mempengaruhi organ lain seperti jantung (endokarditis) dan menyebabkan komplikasi kesehatan serius lainnya.
Artikel lainnya: Pilihan Makanan yang Aman Dikonsumsi Saat Sakit Gigi
Cara Mengatasi Makanan Nyangkut di Gigi
Makanan nyangkut jangan dibiarkan, Kamu bisa ikuti langkah berikut untuk atasinya, agar mulut tetap sehat.
1. Menggunakan benang gigi
Benang gigi adalah alat yang sangat efektif untuk menghilangkan sisa-sisa makanan yang tersangkut di antara gigi.
Gunakan benang gigi setiap hari untuk membersihkan sela-sela gigi yang tidak bisa dijangkau oleh sikat gigi. Pastikan untuk menggunakan teknik yang benar agar tidak melukai gusi.
2. Sikat gigi secara teratur
Menyikat gigi setidaknya dua kali sehari adalah kebiasaan penting untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut. Gunakan sikat gigi dengan bulu yang lembut dan pasta gigi yang mengandung fluoride. Pastikan untuk menyikat semua permukaan gigi dan lidah untuk menghilangkan sisa makanan dan plak.
Artikel lainnya: Kapan Waktu yang Tepat untuk Menyikat Gigi?
3. Menggunakan obat kumur
Obat kumur antiseptik dapat membantu membunuh bakteri dan menyegarkan napas. Gunakan obat kumur setelah menyikat gigi dan menggunakan benang gigi untuk hasil yang optimal. Obat kumur dapat membantu mencapai area yang sulit dijangkau dan mengurangi risiko infeksi.
4. Mengunjungi dokter gigi secara rutin
Kunjungi dokter gigi setidaknya dua kali setahun untuk pemeriksaan dan pembersihan gigi secara profesional yang dikenal dengan nama scalling.
Dokter gigi dapat mengidentifikasi masalah yang tidak terlihat dan memberikan perawatan yang diperlukan. Scalling juga membantu menghilangkan plak dan karang gigi yang tidak bisa dihilangkan dengan menyikat gigi biasa.
5. Menghindari makanan yang mudah tersangkut
Beberapa jenis makanan lebih cenderung tersangkut di gigi, seperti daging berserat, popcorn, dan makanan lengket.
Usahakan untuk mengunyah makanan dengan hati-hati dan menghindari makanan yang dapat dengan mudah tersangkut di gigi. Jika makanan tersangkut, segera bersihkan dengan benang gigi atau sikat gigi.
Membiarkan makanan nyangkut di gigi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan mulut yang serius, mulai dari pembentukan plak dan karang gigi hingga infeksi sistemik.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut dengan menyikat gigi secara teratur, menggunakan benang gigi, dan mengunjungi dokter gigi secara rutin.
Dengan melakukan tindakan pencegahan yang tepat, kita dapat menjaga kesehatan gigi dan mulut serta mencegah komplikasi kesehatan yang lebih serius.
Jaga kesehatan gigi dan mulut Kamu dengan informasi yang tepat! Download aplikasi KlikDokter sekarang akses topik kesehatan lainnya seperti perawatan gigi, kesehatan mulut, dan tips menjaga kebersihan gigi setiap hari. Jangan lupa untuk selalu #JagaSehatmu ya.
- Lalla, E., & Papapanou, P. N. (2011). Diabetes mellitus and periodontitis: a tale of two common interrelated diseases. Nature Reviews Endocrinology, 7(12), 738-748.
- Marsh, P. D. (2003). Plaque as a biofilm: pharmacological principles of drug delivery and action in the sub- and supragingival environment. Oral Diseases, 9(1), 16-22.
- Petersen, P. E., & Ogawa, H. (2012). The global burden of periodontal disease: towards integration with chronic disease prevention and control. Periodontology 2000, 60(1), 15-39.
- Chapple, I. L. C., & Genco, R. (2013). Diabetes and periodontal diseases: consensus report of the Joint EFP/AAP Workshop on Periodontitis and Systemic Diseases. Journal of Periodontology, 84(S4), S106-S112.
- Kassebaum, N. J., Smith, A. G. C., Bernabé, E., Fleming, T. D., Reynolds, A. E., Vos, T.,... & Marcenes, W. (2017). Global, regional, and national prevalence, incidence, and disability-adjusted life years for oral conditions for 195 countries, 1990–2015: a systematic analysis for the Global Burden of Disease 2015 study. The Lancet, 388(10053), 1603-1621.