Gigi berjejal dan tumpang tindih (maloklusi) merupakan penyebab penampilan rongga mulut yang tidak rapi. Keadaan tersebut untungnya bisa diatasi dengan perawatan ortodontik alias kawat gigi.
Ya, kawat gigi merupakan cara terbaik untuk membantu mengatasi masalah gigi berjejal. Perawatan ini pun bahkan bisa difungsikan untuk menunjang penampilan, agar terlihat lebih kekinian.
Namun siapa sangka, di balik fungsinya yang beragam, kawat gigi ternyata bisa mendatangkan kerugian. Disebutkan bahwa perawatan yang satu ini dapat meningkatkan risiko terjadinya gigi sensitif.
Perawatan ortodontik atau kawat gigi
Perawatan ortodontik atau lebih dikenal dengan kawat gigi (behel) adalah alat yang mampu memperbaiki posisi gigi yang tidak rata atau tidak berada pada tempatnya. Posisi gigi yang demikian tentu harus segera diperbaiki, karena nantinya akan mengganggu kesehatan, jaringan sekitar, dan juga sendi tulang rahang.
Selain untuk tujuan tersebut, perawatan ortodontik juga bisa memperbaiki penampilan seseorang. Ini karena penggunaan kawat gigi atau behel bisa memperbaiki postur wajah, sehingga senyum terlihat lebih nyata.
Meski demikian, perawatan yang satu ini tidak dapat dilakukan sembarangan, lantaran terdapat standar operasional dalam setiap prosedurnya. Contohnya: pasien diwajibkan untuk kontrol ke dokter gigi setiap dua minggu atau satu bulan sekali secara rutin. Jika hal itu tidak dipatuhi, prosedur kawat gigi yang sebelumnya diterapkan mungkin tak akan memberikan hasil yang optimal.
Kawat gigi vs gigi sensitif
Meski tak terjadi pada tiap orang yang mendapatkan perawatan ini, namun gigi bisa saja menjadi lebih sensitif akibat penggunaan kawat gigi atau behel. Terdapat tiga alasan mengapa kawat gigi bisa menyebabkan gigi sensitif, yaitu:
1. Proses pemakaian behel
Rasa ngilu akibat gigi sensitif dapat terjadi akibat pergerakan gigi dari pemakaian behel. Dalam setiap kontrol, dokter gigi akan melakukan tarikan pada gigi-gigi ke arah yang diinginkan. Kawat yang dipasang pada bracket akan menghasilkan gaya untuk menggeser gigi.
2. Cara sikat gigi yang tidak tepat
Gigi sensitif juga bisa terjadi jika pengguna kawat gigi terlalu keras saat menyikat gigi. Ini karena gerakan menyikat gigi yang terlalu keras dapat menyebabkan perunan gusi, sehingga akar gigi terekspos ke luar.
3. Tidak rutin kontrol
Pemakaian kawat gigi atau behel membuat Anda harus rutin kontrol ke dokter gigi. Jika Anda luput atau enggan melakukan hal ini, plak akan timbul di permukaan gigi Anda. Selain itu, lapisan email gigi juga akan menipis dan rusak, hingga akhirnya menjadi karies. Ujung dari masalah ini adalah gigi sensitif, yang akan terasa ngilu saat terpapar dingin atau panas.
Melihat adanya kemungkinan efek samping tersebut, Anda dianjurkan untuk melakukan perawatan ortodontik hanya di dokter gigi yang ahli, sehingga kesehatan gigi dan mulut dapat terjaga. Jangan coba-coba untuk memasang kawat gigi atau behel di tukang gigi. Ingatlah bahwa prosedur pemasangan serta perawatan kawat gigi yang tidak dilakukan dengan baik dan benar bisa menyebabkan terjadinya gigi sensitive. Selain itu juga bisa mengakibatkan masalah rongga mulut lain yang lebih berbahaya.
[NB/ RVS]