Apakah Anda termasuk penggemar madu? Ya, bahan makanan alami yang satu ini memang terkenal sangat manis dan bikin ketagihan. Faktanya, madu merupakan pemanis alami yang produksinya dibantu oleh lebah dan memiliki kandungan pH yang asam.
Madu tidak memiliki masa kedaluwarsa, yang artinya akan tahan selama-lamanya asalkan disimpan dengan baik dan benar, yaitu di wadah tertutup rapat yang kering dan terhindar dari panas.
Selain rasa yang manis dan tak punya masa kedaluwarsa, madu kaya akan manfaat dan gizi yang baik untuk kesehatan. Berdasarkan penjelasan dr. Nitish Basant Adnani dari KlikDokter, kandungan hidrogen peroksida dan tingkat keasaman alami pada madu terbukti dapat mencegah proses pertumbuhan bakteri.
“Maka dari itu, madu menjadi salah satu bahan alami yang terbukti efektif dalam mempercepat proses penyembuhan luka maupun mengatasi keluhan di lambung. Salah satu uji klinis menunjukkan, beberapa jenis madu efektif dalam menghambat pertumbuhan puluhan jenis bakteri termasuk E. coli dan Salmonella,” ujar dr. Nitish.
Meski khasiatnya nyata, tak sedikit orang yang berpikir bahwa madu sama seperti pemanis jenis lain yang mampu memberikan dampak buruk pada kesehatan. Salah satu efek samping yang disebut ada pada madu adalah menyebabkan kerusakan gigi. Bagaimana penelitian berbicara?
Fakta tentang madu dan kerusakan gigi
Angapan yang menyebutkan bahwa madu dapat menyebabkan kerusakan gigi adalah fakta. Ini karena madu mengandung persentase yang sangat tinggi dari gula alami. Kandungan itu dapat memicu erosi asam pada gigi. Parahnya, madu juga dapat menempel di gigi dan bagian dalam mulut lebih lama, sehingga meningkatkan kemungkinan gigi rusak.
Melansir dari Livestrong, gigi Anda terdiri dari empat lapisan utama. Enamel di bagian luar gigi menawarkan permukaan pelindung yang keras untuk mengunyah dan menggigit makanan. Sementara dentin―lapisan yang lebih lembut―terletak di bawah enamel.
Lapisan atas tersebut melindungi pulpa pada bagian bawah, tempat terdapat saraf dan darah. Sementara itu, akar gigi terdapat di bagian pangkal. Kerusakan gigi mengikis setiap lapisan, sehingga bisa mencapai hingga ke akar.
Sederet peristiwa itu mampu menyebabkan ketidaknyamanan dan rasa sakit yang parah. Bakteri dalam mulut dapat menciptakan kadar asam yang menyerang gigi, terutama ketika Anda makan gula seperti yang ditemukan dalam madu.
Efek jangka panjang konsumsi madu
Perlu Anda ketahui, konsumsi madu secara berlebihan tidak hanya menyebabkan kerusakan gigi. Berdasarkan pemaparan dr. Kartika Mayasari, hal tersebut juga dapat memicu:
- Masalah lambung, yang meliputi kram perut, kembung, dan diare. Hal ini disebabkan oleh kandungan fruktosa pada madu yang akan menyebabkan terganggunya kemampuan usus untuk menyerap nutrisi, sehingga dapat menyebabkan nyeri perut berkelanjutan.
- Timbulnya masalah pada saluran pencernaan. Kemampuan usus untuk menyerap nutrisi juga akan mengalami gangguan secara permanen. Selain itu, yang lebih berbahaya adalah terjadinya ketidakpekaan insulin yang bisa menyebabkan jumlah gula dalam darah meningkat, hingga berujung pada diabetes melitus tipe 2.
Mengetahui bahwa madu bisa menyebabkan kerusakan gigi dan segudang masalah kesehatan lain, tak ada salahnya bagi para pecinta madu untuk membatasi konsumsi pemanis alami yang satu ini. Ingatlah bahwa segala sesuatu yang dikonsumsi berlebihan sangat tidak baik bagi kesehatan. Jadi, jangan lagi konsumsi madu terlalu banyak, ya.
[NB/ RVS]