Rongga mulut dapat diibaratkan sebagai jendela tubuh, karena merupakan gambaran klinis dari keadaan tubuh sesungguhnya. Apakah itu merupakan kondisi berbahaya atau tanda adanya penyakit keganasan (kanker). Keadaan rongga mulut yang tidak baik pada dasarnya merupakan gambaran dari penyakit sistemik umum. Sayangnya, pengetahuan tentang keadaan bagian tubuh yang ini sering kali diabaikan. Rongga mulut seakan-akan hanya dianggap sebatas bagian tubuh yang dilengkapi gigi untuk mengunyah.
Kondisi lingkungan rongga mulut sangat kompleks. Bagian ini terdiri dari jaringan keras – seperti gigi – serta jaringan lunak yang berada di dalamnya. Lidah, kulit pipi bagian dalam, gusi, bahkan bibir adalah berbagai organ yang dapat mencerminkan kondisi tertentu apabila muncul penyakit-penyakit sistemik tertentu.
Sama juga halnya dengan sendi yang menggerakkan rahang bawah, yang merupakan mekanisme yang menunjang fungsi rongga mulut sebagai salah satu organ pencernaan. Karena itu, kondisi rongga mulut dapat menunjukkan sehat atau tidaknya sistem pencernaan pada tubuh.
Berbagai masalah yang terjadi di dalam rongga mulut dan mekanisme mulut sering diabaikan, karena biasanya keluhan-keluhan yang muncul dianggap tidak terlalu mengganggu. Gejala-gejala tersebut pun sering kali terjadi secara berangsur dan biasanya terjadi dalam jangka waktu lama. Pemahaman yang tepat tentang penyakit rongga mulut dapat mendukung pelacakan, penegakan diagnosis, dan pengobatan penyakit sistemik yang mendasarinya.
Kenali penyakit yang dipengaruhi kondisi rongga mulut
Berikut ini adalah sejumlah gangguan kesehatan atau penyakit sistemik yang berkaitan dengan keadaan rongga mulut:
1. Penyakit darah
- Anemia
Gejala yang bisa dilihat dari rongga mulut bisa berupa hilangnya papilla (permukaan yang kasar karena adanya tonjolan) lidah, lidah merah dan lunak, kadang terlihat ada jalur-jalur pada lidah disertai kemerahan. Dapat pula terjadi cheilitis, yaitu luka pada sudut bibir yang tak kunjung sembuh
- Leukimia
Biasanya terjadi hipertrofi gingiva, yaitu keadaan gusi yang membesar dan seperti meradang, dan mukosistis mukosa, yaitu penipisan pada kulit di dalam rongga mulut sehingga terkadang menimbulkan luka
Jenis kanker yang menyerang sel plasma ini dapat menyebabkan pembengkakan rahang, nyeri, kebas, gigi goyah, dan fraktur patologis (yaitu fraktur yang terjadi pada tulang karena adanya kelainan atau penyakit yang menyebabkan kelemahan pada tulang)
2. Penyakit rheumatologik
Penyakit ini dapat menyebabkan xerostomia (penyakit mulut kering) yang persisten, yaitu keadaan kelenjar air liur yang tidak berfungsi secara normal dan sekresi air liur sangat sedikit, sehingga mulut menjadi sangat kering.
- Scleroderma (sklerosis sistemik progresif)
Bisa terlihat dari bibir pasien sclerodema tampak berkerut karena konstriksi mulut, sehingga menyebabkan kesulitan dalam membuka mulut. Fungsi rahang juga terganggu.
- Lupus eritematosus sistemik
Penyakit ini dapat menimbulkan lesi atau luka yang meluas di dalam rongga mulut. Bagian tengah daerah ini akan menjadi merah dan menjadi ulcer (luka yang berkawah dalam), sedangkan bagian tepi meninggi dan terjadi hiperkeratotik (kulit yang mengeras).
- Artritis rematoid
Sendi rahang sering terkait dalam kondisi artritis rematoid. Hal ini sering dicirikan dengan terjadinya erosi pada kondilus, yaitu tonjolan bulat pada tulang dan diliputi tulang rawan yang membentuk persendian dengan tulang lain. Keadaan ini mengakibatkan berkurangnya gerakan mandibula (rahang bawah) serta nyeri ketika digerakkan
Selanjutnya
3. Penyakit onkologi
- Metastasis
Metastasis merupakan penyebaran kanker dari situs awal ke tempat lain di dalam tubuh. Pada 30 persen kasus, lesi metastasis pada rongga mulut merupakan indikasi pertama adanya keganasan yang tidak terdeteksi tubuh. Kondisi ini terlihat dari luka atau lesi yang tidak kunjung sembuh,dan kelainan pada gusi yang menebal dan mengeras.
- Histiositosis Sel Langerhans (HSL)
Penyakit ini bisa menyebabkan gangguan klinis dari yang sangat agresif, penyakit mirip leukimia parah pada bayi, hingga lesi soliter (tunggal) pada tulang. Hilangnya tulang alveolar (tulang yang membentuk dan membentuk soket gigi) pada anak-anak dengan eksfoliasi dini gigi susu harus diduga adanya HSL. HSL dapat terjadi pada usia remaja dan dewasa. Dari tulang-tulang rahang, mandibula adalah yang paling sering terlibat. Tanda-tanda yang muncul adalah nyeri, pembengkakan, ulserasi, dan gigi tanggal
4. Kelainan endokrin
- Diabetes melitus
Dalam kondisi ini akan terjadi penurunan aliran saliva (xerostomia) dan meningkatnya glukosa saliva. Terjadi juga perubahan pengecapan dan sindrom mulut yang tak terkontrol. Xerostomia merupakan faktor kecenderungan khusus ke arah berkembangnya infeksi rongga mulut.
Adanya infeksi candidiasis pada mulut (candidiasis oral) yang persisten pada pasien muda yang menunjukkan mulai terjadinya endocrine-candidiasis syndrome.
Kondisi ini tampak dari hilangnya lamina dura (ligamen) di sekitar akar gigi yang terlihat pada gambaran radiologis.
- Hiperkortisolisme
Bisa terjadi fraktur patologis pada rahang bawah, rahang atas, atau tulang alveolar yang terjadi karena trauma benturan akibat osteoporosis
- Hiperadrenokortisisme
Kondisi ini dapat mengakibatkan melanosis mukosa mulut. Bercak pada mulut yang disertai perubahan warna kecokelatan dapat terjadi di dasar mulut, lidah, dan bagian lain mukosa mulut
5. Penyakit ginjal
Uremik stomatitis. Walau jarang terjadi, kondisi ini bisa dialami pasien dengan gagal ginjal yang parah, berupa lesi putih, merah, atau abu-abu pada mukosa rongga mulut. Pada pasien terdapat bentukan papula kemerahan yang terdiri dari pseudomembran abu-abu di atas bercak eritematosa yang sakit atau dapat pula berbentuk mukosa kemerahan atau ulserasi
6. Penyakit gastrointestinal
- Penyakit Chron
Biasanya penyakit ini berupa luka atau lesi atau luka pada rongga mulut yang mendahului lesi intestinal selama bertahun-tahun.
- Kolitis ulseratif
Wujud penyakit itu adalah mikroabses intraepitelial multiple tanpa nyeri dalam garis lurus atay berkelok-kelok di mukosa lidah, palatum lunak (langit-langit), dan ventral lidah.
Penjabaran berbagai kondisi rongga mulut yang dijabarkan di atas tidak dimaksudkan untuk menakut-nakuti Anda, tapi untuk mengajak Anda lebih peduli dan waspada terhadap kesehatan rongga mulut. Selain dengan senantiasa menjaga kebersihan mulut, jangan ragu untuk mengunjungi dokter gigi untuk memastikan keadaan gigi dan mulut, khususnya jika ada gangguan pada rongga mulut yang tidak biasa dan tak kunjung sembuh.
[RN/ RVS]