Cara Alami Mengatasi Mulut Kering

Mulut kering terjadi ketika kelenjar penghasil air liur tidak berfungsi dengan baik. Air liur memiliki peranan penting bagi tubuh untuk menetralkan asam dan mencegah pertumbuhan bakteri di rongga mulut.

Selain itu, air liur berfungsi meningkatkan indra pengecap untuk mendeteksi rasa, mengunyah, serta menelan makanan. Saat pasokan air liur berkurang, mulut kering pun bisa terjadi. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut juga dengan xerostomia atau hiposalivasi. 

Kondisi mulut kering tentu akan membuat penderitanya merasa tidak nyaman. Oleh karena itu, beberapa perawatan dapat dipilih untuk mengatasinya. Berikut beberapa cara alami untuk mengatasi mulut kering yang bisa Anda coba.

Sebuah penelitian menemukan bahwa dehidrasi menjadi salah satu faktor penyebab mulut kering. Mengonsumsi air putih dalam jumlah cukup dapat menjaga rongga mulut tetap terhidrasi sehingga membantu meredakan mulut kering. 

Dengan meningkatkan asupan air, dehidrasi ringan dapat teratasi.

Tidak sedikit kasus mulut kering yang disebabkan oleh efek samping konsumsi obat-obatan. Sebuah tinjauan studi menemukan beberapa jenis obat umum yang dapat menyebabkan mulut kering, 

Beberapa obat tersebut, di antaranya antihistamin, antihipertensi, dan obat hormon. Oleh karena itu, jika Anda mengonsumsi obat-obat tersebut dan mengalami gejala mulut kering, segera konsultasikan kepada dokter. 

Artikel Lainnya: Mulut Pahit Saat Bangun Tidur, Apa Sebabnya?

Beberapa kebiasaan buruk seperti terlalu sering mengonsumsi kafein, minuman beralkohol, maupun merokok dapat menyebabkan dehidrasi sehingga memicu mulut menjadi kering.

Oleh karena itu, Anda dapat mengurangi intensitas atau berhenti melakukan kebiasaan tersebut untuk mengurangi gejala mulut kering.

Mengisap atau mengunyah permen karet tanpa gula dapat membantu meningkatkan produksi air liur dan meredakan gejala mulut kering dalam jangka pendek.

Mengunyah permen karet merupakan stimulan yang dapat merangsang kelenjar air liur. Cara ini membuat kelenjar tersebut memproduksi air liur lebih banyak.

Mulut kering bisa menjadi gejala serta penyebab dari kebersihan mulut yang buruk. Menjaga kebersihan mulut sangat penting untuk melindungi kesehatan mulut.

Selain rutin menyikat gigi dengan pasta gigi berfluoride, penggunaan benang gigi (dental floss) juga perlu dilakukan minimal satu kali sehari sebagai cara menjaga kebersihan gigi serta mulut.

Artikel Lainnya: Air Liur Kering Jadi Gejala COVID-19 di India

Obat kumur efektif meningkatkan kebersihan mulut secara keseluruhan. Namun, hindari obat kumur mengandung alkohol dan pilihlah yang mengandung xylitol di dalamnya. 

Sebab obat kumur yang mengandung xylitol dapat membantu meningkatkan produksi air liur sehingga keluhan mulut kering dapat berkurang. 

Bernapas melalui mulut dapat memperparah kondisi mulut kering dan berisiko menyebabkan masalah kesehatan mulut lainnya. 

Cobalah bernapas melalui hidung lebih sering, terutama saat mengalami ketidaknyamanan akibat mulut kering.

Makanan-makanan yang memiliki kandungan garam tinggi, pedas, lengket dapat meningkatkan risiko terjadinya mulut kering. Untuk mencegah dan mengatasi mulut kering, disarankan mengonsumsi makanan tinggi protein dan teksturnya lembut.

Selain itu, Anda juga dapat mengonsumsi buah-buahan untuk mengurangi gejala mulut kering. Buah-buahan yang baik dikonsumsi, seperti pisang, apel, melon, dan anggur.

Itu dia beberapa cara alami yang dapat dilakukan untuk mengatasi mulut kering. Apabila tidak juga berhasil dan keluhan tidak berkurang, sebaiknya segera berkonsultasi kepada dokter. Bisa jadi, mulut kering disebabkan oleh kondisi kesehatan lain yang lebih serius. 

Cari tahu informasi kesehatan gigi dan mulut lainnya dengan membaca artikel di aplikasi KlikDokter.

(OVI/JKT)

Referensi:

Healthline. Diakses 2021. Dry Mouth Remedies 

Medical News Today. Diakses 2021. How to treat a dry mouth at home

University of Michigan Health. Diakses 2021. Dry Mouth: Home Treatment and Prevention.

Wileys Online Library. Diakses 2021. The effect of chewing gum on dry mouth, interdialytic weight gain, and intradialytic symptoms: A prospective, randomized controlled trial