Tahu tidak, salah satu mitos atau hoaks yang paling ‘laku’ adalah yang berkaitan dengan kesehatan, yang satu di antaranya adalah tentang gigi sensitif. Jangan mau tertipu, mari kenali beberapa kebenaran mitos mengatasi gigi sensitif yang banyak beredar.
Akibat pola makan dan gaya hidup yang sudah berubah, banyak orang yang punya masalah gigi sensitif. Penderitanya tak terbatas pada usia lanjut saja, tapi juga usia remaja.
Gigi sensitif ditandai dengan timbulnya rasa ngilu yang tajam dan singkat bila gigi terkena embusan udara, minuman dingin dan manis, serta makanan atau minuman yang asam dan panas. Selain itu, rasa ngilu ini juga bisa timbul saat menyikat gigi.
Penyebab timbulnya sensasi ngilu ini adalah akibat terbukanya sebagian akar gigi. Bisa karena lapisan enamel yang melindunginya rusak atau aus, atau bisa juga karena terjadinya penurunan gusi.
Kondisi ini bisa terjadi akibat gigi berlubang, gigi retak, gusi turun, dan erosi lapisan enamel dan akar gigi akibat makanan dan minuman.
Selain itu, faktor lainnya yang juga dapat menimbulkan keluhan gigi sensitif adalah:
- Menyikat gigi terlalu kencang
- Menyikat gigi dengan sikat gigi berbulu kasar
- Kebiasaan buruk menggemeretakkan gigi saat tidur alias bruksisme
- Gigi ngilu akibat tindakan perawatan gigi, misalnya bleaching atau tambal gigi
Anda juga harus memperhatikan gejala atau tanda yang mengarah ke gigi sensitif, seperti:
- Rasa ngilu atau tidak nyaman yang hilang timbul
- Rasa sakit yang tajam saat makan atau minum
- Rasa ngilunya terjadi pada gigi yang itu-itu saja
- Terdapat perubahan warna di permukaan gigi
- Rasa ngilu saat minum minuman panas dan dingin
Untuk mengatasi keluhan gigi sensitif, langkah awal yang penting dilakukan adalah mencari sumber penyebabnya. Setelah itu, baru sumbernya ditangani sehingga gigi sensitif tak lagi mengganggu.
Kebenaran tentang Mitos Seputar Mengatasi Gigi Sensitif
Meski demikian, yang banyak beredar di dunia maya, ada bahan-bahan alami yang bisa katanya bisa ampuh meredakan gigi sensitif. Berikut ini adalah contohnya:
-
Berkumur dengan Air Garam
Ada banyak tulisan yang bilang bahwa cara ini bisa mengatasi gigi sensitif, tapi faktanya tidak benar.
Berkumur air garam memang baik untuk kesehatan gigi dan mulut. Namun, Menurut jurnal medis “Indian Social Pedodontics Preventive Dentistry”, air garam efektif dapat mengurangi plak gigi dan kuman di dalam mulut, sehingga bagus jika rutin dilakukan untuk mencegah terbentuknya plak gigi dan penyakit mulut.
-
Mengoleskan Minyak Cengkih
Dalam dunia kedokteran gigi, minyak cengkih memang terkenal banyak manfaatnya. Ini berkat kandungan eugenol yang merupakan zat anti-peradangan dan antinyeri.
Di dalam jurnal medis “Contemporary Clinical Dentistry Journal”, disebutkn bahwa mengatakan bahwa eugenol secara umum memang bisa mengurangi rasa sakit dan membuat saraf jadi kebas. Namun, setelah daya kerjanya habis, rasa ngilu akan timbul kembali.
Lebih Baik Pilih Bahan yang Sudah Terbukti
Kalau Anda termasuk yang mengandalkan cara-cara di atas, lebih baik stop. Lebih baik pilih cara yang sudah terbukti.
Untuk mengatasi gigi sensitif, ada zat yang benar-benar dapat mengatasi rasa ngilu yang menyertainya, yaitu potasium nitrat.
Tertuang dalam “Journal of Clinical and Diagnostic Research” dan “Asian Journal of Pharmaceutical anda Clinical Research”, pasta gigi yang mengandung 5 persen potasium nitrat efektif dalam menyumbat pori-pori gigi dan mengurangi rasa ngilu secara cepat bila digunakan secara rutin dua kali sehari.
Ada lagi, menurut “Journal of American Dental Association”, menggunakan larutan kumur yang mengandung 3 persen potasium nitrat sebanyak dua kali sehari, ditambah dengan menyikat gigi dengan pasta gigi ber-fluoride, terbukti dapat mengatasi rasa ngilu akibat gigi sensitif. Metode ini juga bisa sekaligus mencegah gigi ngilu agar tak kambuh lagi.
Apabila metode di atas sudah dilakukan selama 2-4 minggu, tetapi rasa ngilu tetap dirasakan, kemungkinan kondisi gigi sensitif yang dialami sudah cukup berat. Kalau sudah begini, langkah terbaik adalah minta bantuan dokter gigi.
Nantinya, mungkin dokter gigi akan memberikan fluoride dengan dosis tinggi, pasta gigi kalsium yang mengandung CPP-ACP, atau bisa juga dilakukan tindakan dengan laser.
Bila cara-cara di atas masih juga tak mempan mengatasi rasa ngilu akibat gigi sensitif, maka satu-satunya cara adalah dengan melakukan perawatan saraf gigi. Jangan mengatasi gigi sensitif dengan mengandalkan mitos yang tak jelas kebenarannya. Tak lupa, lakukan cek gigi secara rutin tiap enam bulan sekali sebagai upaya pencegahan kasus gigi sensitif yang berat.
(RN/ RH)