Demi menjaga senyum yang indah, penggunaan gigi palsu sangatlah penting bagi seseorang yang kehilangan satu atau beberapa giginya. Oleh karena itu, pemilihan desain dan bahan gigi palsu yang tepat harus diperhatikan. Belum lagi, penggunaan gigi palsu yang tidak sesuai bisa memberikan dampak negatif bagi kesehatan gigi dan mulut.
Hati-hati Memilih Gigi Palsu
Kini di pinggir jalan telah banyak berjajar kios ahli gigi yang menawarkan jasa pembuatan gigi palsu secara instan dan dibanderol dengan harga murah. Pembuatannya pun lebih cepat dibandingkan membuat gigi palsu di dokter gigi. Namun apakah gigi palsu tersebut sudah sesuai standar kesehatan gigi?
Untuk pembuatan gigi palsu tentunya diperlukan serangkaian pemeriksaan yang akan dilakukan oleh dokter gigi. Hal yang paling penting untuk diperhatikan sebelum pemasangan gigi palsu adalah gigi yang rusak atau yang akan digantikan dengan gigi palsu harus sudah dilakukan pencabutan.
Karena pada praktiknya, kesalahan yang sering dilakukan oleh ahli gigi adalah mengkikir gigi yang rusak sampai habis sebatas gusi, sehingga masih menyisakan akar gigi, kemudian langsung menutupnya dengan gigi palsu lepasan berbahan akrilik.
Cara tersebut sebenarnya tidak tepat, karena dapat menyebabkan sisa akar gigi menjadi infeksi, sehingga menimbulkan rasa sakit dan juga berbau busuk. Selain itu, bagian yang harus diperhatikan pada saat menentukan desain gigi palsu adalah memperhatikan gigi tetangga serta gusi di sekitarnya.
Jangan sampai gigi palsu yang digunakan justru merusak gigi tetangga dan gusi disekitarnya. Gigi palsu lepasan yang terlalu cekat mencengkeram gigi tetangga maupun gusi disekitarnya dapat menyebabkan kerusakan gusi pada gigi.
Jika dibiarkan, hal ini akan menyebabkan pengikisan di bagian leher gigi dan penurunan gusi. Agar aman, sebaiknya lakukan pemasangan gigi palsu hanya di dokter gigi bersertifikat yang telah teruji kualitas dan keamanannya.
Bahaya Penggunaan Gigi Palsu Lepasan
Pada jenis gigi palsu yang dapat dilepas dan dipasang sendiri, kegiatan melepas dan memasang dapat membuat gigi yang berada di sampingnya menjadi goyang. Bila sudah demikian, gusi dapat terluka dan timbul sariawan.
Itulah sebabnya gigi palsu tidak boleh berukuran terlalu kecil atau terlalu longgar. Kemudian untuk menghindari risiko tertelan, gigi palsu juga harus memiliki daya cekat yang baik.
Penggunaan gigi palsu lepasan ini dapat meningkatkan risiko gigi berlubang, kerusakan gusi dan jaringan sekitarnya, juga menimbulkan beban tekanan tambahan pada gigi yang sehat. Oleh sebab itu, penggunaannya harus disertai dengan pemeriksaan rutin ke dokter gigi yang menangani.
Pada dasarnya semua jenis gigi palsu yang dipasang di dalam mulut berperan menambah penumpukan plak dan bakteri, baik jenis gigi palsu lepasan berbahan akrilik maupun metal (kerangka logam).
Suatu penelitian yang dimuat dalam jurnal Faculty of Dentistry dari University of Sydney menyatakan pasien yang menggunakan gigi palsu lepasan memiliki bakteri Streptococcus mutans dalam air ludah yang jumlahnya terus meningkat.
Jika terdapat sariawan, penumpukan plak tersebut bisa menyebabkan gusi berdarah dan bau mulut.
Sebagian besar penderita pengguna gigi palsu lepasan berusia lanjut. Biasanya pada jaringan gusi dan tulang pada rongga mulutnya telah terdapat gangguan.
Oleh karena itu, lansia yang menggunakan gigi palsu tersebut harus memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup dalam merawat gigi palsu. Selain itu, keadaan jaringan gusi dan tulangnya juga harus selalu dikontrol untuk mencegah kemunculan masalah gigi dan mulut yang lebih parah.
[NP/ RVS]