Celiac merupakan penyakit autoimun yang terjadi karena tubuh tidak dapat menoleransi makanan yang mengandung gluten.
Gluten adalah jenis protein yang terkandung di dalam biji-bijian. Protein ini ditemukan pada olahan makanan berbahan gandum dan jelai, seperti roti, sereal, maupun pasta.
Jika mengidap celiac, sistem kekebalan tubuh akan menurun ketika mengonsumsi makanan berbahan gluten. Umumnya, celiac dapat menyebabkan saluran pencernaan terganggu.
Selain itu, celiac juga dapat memengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Mengapa hal ini terjadi? Simak tinjauan medis soal bahaya penyakit celiac pada gigi dan mulut berikut ini:
1. Gigi Berlubang
Penyakit celiac dapat berkembang dan didiagnosis pada usia berapa pun. Penyakit ini juga bisa terjadi sebelum anak menginjak usia 7 tahun.
Di usia tersebut, gigi permanen si kecil sedang tumbuh. Celiac dapat menyebabkan perkembangan gigi permanen anak terganggu.
Artikel Lainnya: Gluten, Benarkah Harus Sepenuhnya Dihindari?
Berdasarkan Very Well Health, anak yang mengidap celiac dapat mengalami kerusakan enamel (lapisan gigi paling luar). Kondisi ini disebut pula sebagai hipoplasia enamel.
Hipoplasia enamel menyebabkan si kecil cenderung memiliki gigi berwarna kekuningan dan kecokelatan. Selain itu, kerusakan enamel juga menyebabkan gigi tampak bergerigi dan berlubang.
Risiko gigi berlubang juga kian tinggi jika penderita celiac kekurangan kalsium dan kadar vitamin D.
Bahaya penyakit celiac dapat menyebabkan usus kecil pengidapnya tidak berfungsi dengan baik. Akibatnya, pengidap celiac rentan mengalami kekurangan gizi.
Hal ini karena usus yang berperan menyerap nutrisi makanan terganggu. Akhirnya, nutrisi penting yang turut menyehatkan gigi seperti kalsium dan vitamin D berkurang.
2. Gigi Tumbuh Lebih Lambat
Sebuah penelitian mengungkapkan celiac dapat menyebabkan pertumbuhan gigi susu dan gigi permanen anak terhambat.
Akibatnya, pertumbuhan gigi anak celiac lebih lambat. Hal ini dibandingkan dengan anak yang tidak mengidap penyakit intoleransi gluten.
Meski begitu, penelitian lanjutan diperlukan guna memperoleh bukti kuat soal pengaruh celiac pada pertumbuhan gigi anak.
3. Sariawan
Bahaya penyakit celiac pada kesehatan gigi dan mulut selanjutnya adalah menyebabkan sariawan.
Penelitian mengungkapkan pengidap celiac lebih rentan mengalami sariawan. Hal ini dibandingkan dengan mereka yang tidak mengidap celiac.
Masih dari Very Well Health, sebanyak 16 persen anak-anak dan 26 persen orang dewasa dalam penelitian tersebut bahkan melaporkan mengalami sariawan berulang.
Sariawan sendiri umumnya dapat terjadi selama 7-14 hari. Pada penderita celiac, kondisi ini mungkin disebabkan oleh menurunnya sistem kekebalan tubuh.
Dokter gigi Callista Argentina menjelaskan, “Jika orang tersebut (penderita celiac) makan yang mengandung gluten, maka akan menurunkan sistem imun. Sistem imun menurun inilah yang menyebabkan sariawan.”
Selain itu, sariawan pada penderita celiac juga bisa dikarenakan kekurangan nutrisi seperti zat besi, folat, dan vitamin B12.
Artikel Lainnya: Catat! Ini 4 Kebiasaan yang Pengaruhi Kesehatan Gigi
4. Mulut Kering
Penderita celiac juga kerap mengeluhkan mulut kering. Pada gilirannya, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan gigi.
Mulut kering kronis pada penderita celiac kemungkinan besar disebabkan oleh penyakit autoimun bernama sindrom Sjögren.
Sindrom Sjögren menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar yang memproduksi kelembapan untuk mata dan mulut.
Penyakit autoimun ini membuat mata mengalami kekeringan secara tidak wajar. Selain itu, produksi air liur di mulut juga lebih sedikit.
Padahal, air liur berfungsi mengontrol pertumbuhan bakteri penyebab kerusakan gigi. Tidak heran, orang yang mengidap sindrom Sjögren rentan mengalaminya.
Riset dalam jurnal Reumatologia Clinica mengungkapkan sekitar 15 persen pengidap sindrom Sjögren memiliki penyakit celiac.
Itu dia bahaya penyakit celiac pada kesehatan gigi dan mulut. Jika ingin tanya lebih lanjut seputar komplikasi kesehatan pada gigi dan mulut, gunakan LiveChat dokter gigi.
(FR/AYU)