Menyikat gigi setiap hari merupakan salah satu cara untuk menjaga kebersihan gigi. Namun sayang, masih banyak orang melakukan cara sikat gigi yang salah atau asal sikat saja.
Kesalahan menyikat gigi ini malah bisa merusak gigi dan perlekatan gusi, lho. Agar terhindar dari bahayanya, Anda perlu mengenali beberapa kesalahan dalam menyikat gigi berikut ini:
1. Tidak Cukup Lama Menggosok Gigi
Salah satu kesalahan menyikat gigi yang paling umum adalah menyikat gigi dengan terburu-buru. Padahal, durasi menyikat gigi yang direkomendasikan American Dental Association adalah dua menit. Durasi tersebut digunakan selama satu menit untuk gigi-gigi rahang atas, lalu satu menit berikutnya untuk gigi-gigi rahang bawah.
Menurut The Journal of Dental Hygiene, menyikat dua menit dapat membersihkan plak gigi 26 persen lebih banyak ketimbang menyikat gigi selama 45 detik.
Untuk memastikan durasi Anda menyikat gigi, Anda bisa menggunakan sikat gigi elektrik. Anda juga bisa memasang timer di ponsel, atau lebih mudahnya lagi lihatlah waktu di jam dinding kamar mandi Anda.
2. Menyikat Gigi Terlalu Keras
Meskipun menyikat gigi dengan tekanan yang keras bisa memberikan sensasi bahwa gigi telah benar-benar bersih, ini tentu tidak benar. Justru kebiasaan menyikat gigi dengan keras dapat membahayakan gigi.
Artikel Lainnya: Jangan Asal, Ini Cara Memilih Sikat Gigi yang Baik dan Benar
Aktivitas tersebut dapat menekan perlekatan gusi ke gigi sehingga dapat menyebabkan terjadinya penurunan gusi. Akibatnya sebagian dari akar gigi bisa terbuka. Area yang terbuka itu bisa menjadi lebih sensitif terhadap panas dan dingin.
Selain itu, cara sikat gigi yang salah dapat membuat sebagian akar yang terbuka lebih mudah terkikis oleh gesekan sikat gigi. Kondisi tersebut rentan menyebabkan terjadinya gigi berlubang.
3. Menggunakan Sikat Gigi dengan Bulu Sikat Keras
Cara menyikat gigi yang salah juga tidak lepas dari pemilihan jenis sikat gigi. Kini di pasaran banyak sekali varian sikat gigi dengan bulu sikat jenis hard, medium, dan soft. Karena itu, cermatlah dalam memilih sikat gigi yang cocok untuk Anda.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Jika mengalami gusi berdarah saat menyikat gigi, bisa jadi salah satu penyebabnya adalah pemilihan jenis bulu sikat gigi yang terlalu keras.
- Jika memiliki gusi yang normal berwarna merah muda, tidak mudah berdarah, dan tidak mengalami penurunan gusi, Anda lebih bebas untuk memilih sikat gigi.
- Jika memiliki beberapa gigi yang mengalami penurunan gusi atau gigi sensitif, disarankan menggunakan bulu sikat lembut.
4. Kepala Sikat Gigi Terlalu Besar
Penggunaan sikat gigi yang terlalu besar menjadi salah satu kesalahan dalam menyikat gigi. Kepala sikat harus pas dengan mulut Anda, tidak terlalu kecil atau besar. Jadi, sebelum menyikat gigi, Anda harus tahu ukuran rahang dan mulut Anda, apakah tergolong sempit atau lebar.
Selain bulu sikat, kepala sikat gigi pun variatif. Ada yang berbentuk seperti kapsul dan lebih panjang, ada yang membulat di tengah dan lebih pendek, dan ada pula yang mengecil di bagian ujung.
Jika Anda yang punya bukaan mulut lebar dan besar, Anda bisa lebih leluasa untuk memilih sikat gigi diinginkan.
Artikel Lainnya: Seberapa Sering Sikat Gigi Harus Diganti?
Sementara, jika bukaan mulut Anda lebih sempit atau memiliki gigi yang penuh sampai paling ujung belakang, pilihlah sikat gigi dengan kepala yang mengecil di bagian ujung. Dengan begitu, sikat gigi akan mampu membersihkan sampai ke celah terujung di gigi geraham paling belakang.
5. Sikat Gigi Lama Tak Diganti
Sikat gigi yang lama tidak diganti adalah jenis sikat gigi yang salah untuk digunakan. Pasalnya, bulu sikat gigi yang sudah lama biasanya ‘mekar’ dan melengkung sehingga bulunya yang tidak lagi tegak.
Bila tetap digunakan, aktivitas sikat gigi menjadi tidak efektif untuk membersihkan sisa makanan dan plak gigi. Malahan, kondisi ini dapat merusak area gusi yang berbatasan dengan gigi. Akibatnya gusi akan iritasi atau lecet karena tergores bulu sikat.
Oleh karena itu, sebaiknya ganti sikat gigi Anda setiap tiga bulan sekali. Ini dilakukan demi mendapatkan manfaat maksimal dari menyikat gigi.
6. Anda Tidak Flossing dengan Benar
Menjaga kebersihan gigi tak cukup hanya dengan menyikat gigi. Perlu juga dilakukan flossing atau membersihkan gigi dengan benang, agar sisa makanan dan plak di sela-sela gigi bisa bersih sepenuhnya. Nah, cara sikat gigi yang salah juga meliputi flossing yang tidak tepat.
Menurut The American Dental Association, tindakan flossing dapat membersihkan plak di antara sela-sela gigi hingga 80 persen.
Artikel Lainnya: Jangan Sikat Gigi Usai Makan, Ini Alasannya!
Namun, bila dilakukan dengan cara yang salah, flossing dapat menyebabkan sisa makan terdorong ke dalam saku gusi, dan malah masuk lebih dalam lagi. Kondisi tersebut berisiko menyebabkan karies pada akar gigi.
7. Menyikat Gigi dengan Teknik yang Salah
Meski rajin dilakukan, cara sikat gigi yang salah kerap kali ditemui, misalnya menggosok gigi dengan gerakan atas bawah. Padahal, gerakan ini akan mendorong gusi ke arah akar sehingga dapat menyebabkan sebagian akar gigi terbuka. Pada sebagian orang, kondisi ini akan membuat gigi menjadi sensitif.
Oleh karena itu, sebaiknya ikuti cara sikat gigi yang benar berikut ini:
- Arahkan bulu sikat gigi ke pangkal gigi (perbatasan gigi dan gusi) dengan sudut 45 derajat terhadap gusi.
- Tempatkan ujung bulu sikat pada batas antara gusi dan gigi.
- Getarkan dan gosok dengan lima gerakan tanpa memindahkan ujung bulu sikat dari garis gusi.
- Arahkan bulu sikat gigi 45 derajat menghadap perbatasan gusi dan gigi.
- Gerakkan ke arah permukaan kunyah gigi sebanyak 5 kali.
- Lakukan ini di setiap sisi gigi.
8. Tidak Menyikat Gigi Sebelum Tidur
Tidak menyikat gigi sebelum tidur setelah ngemil termasuk kesalahan menyikat gigi. Kebiasaan ini dapat kerusakan gigi karena sisa makanan yang tidak dibersihkan akan menempel di gigi semalaman.
Selain itu, pada waktu tidur, produksi air ludah berkurang sehingga mulut akan menjadi lebih kering. Fungsi air ludah adalah untuk daya self cleansing gigi, membersihkan daerah di sekeliling leher gigi, tempat biasanya sisa makanan menumpuk.
Jika hal ini dilakukan setiap hari, lama kelamaan permukaan gigi yang terkena serangan asam dari bakteri akan terkikis sehingga menyebabkan karies gigi. Jadi, masih lebih baik Anda terlewat sikat gigi saat mandi sore, daripada melewatkan rutinitas sikat gigi sebelum tidur.
Artikel Lainnya: Menyikat Gigi Sebaiknya Seberapa Sering?
9. Terlalu Sering Menyikat Gigi
Salah satu kesalahan lain dalam menyikat gigi adalah terlalu sering menyikat gigi. Bila Anda langsung sikat gigi setelah makan, kebiasaan ini perlu dihindari. Pasalnya, sikat gigi dilakukan terlalu sering, apalagi dengan tekanan yang keras, berpotensi merusak perlekatan gusi.
Terutama jika Anda makan makanan atau minuman yang bersifat asam, misalnya jus, soda, alkohol, air lemon, jeruk, saus cuka, dan sebagainya.
Sebaiknya tunggu satu jam sebelum menyikat gigi. Sebab, asam dari makanan dapat melunakkan lapisan email gigi. Jika lapisan email yang lunak disikat, maka mineralnya akan larut dan hilang dari permukaan gigi.
Hal ini akan menyebabkan demineralisasi. Jika terjadi terus menerus, maka akan menyebabkan karies gigi dan bisa memicu terjadinya gigi berlubang.
10. Melewatkan Sisi Bagian Dalam Gigi
Sikat gigi yang salah juga terjadi ketika Anda terlalu fokus pada bagian luar gigi. Alasannya, gigi bagian itulah yang paling terlihat saat kita berbicara atau tertawa. Namun sebenarnya, yang paling esensial untuk dibersihkan adalah sisi bagian dalam gigi.
Saat kita mengunyah, gigi bagian dalam paling banyak berkontak dengan makanan. Oleh karena itu, gigi bagian dalam inilah yang harus disikat lebih dulu dan tidak boleh terlewat.
Cara menyikat gigi bagian dalam gigi, yakni arahkan bulu sikat ke sisi bagian dalam gigi dengan kemiringan 45 derajat menghadap gusi. Lalu, gerakkan maju mundur per 2-3 gigi sekali gosok.
Menjaga kesehatan gigi dan rongga mulut dapat dilakukan dengan mulai memperhatikan cara menyikat gigi. Perbaiki cara sikat gigi yang mungkin salah selama ini, agar manfaat menyikat gigi jadi lebih optimal.
Ingin tahu lebih lanjut mengenai topik ini? Anda dapat berkonsultasi melalui fitur Live Chat di aplikasi KlikDokter.
[WA]