Ada beragam tujuan seseorang memasang tato, yakni meningkatkan kepercayaan diri, mengabadikan momentum tertentu, atau juga untuk meningkatkan daya tarik.
Umumnya, tato dilakukan pada kulit. Namun, apakah Anda tahu bahwa tato juga dapat dilakukan pada gigi?
Meski belum banyak digandrungi masyarakat Indonesia, ternyata tato gigi sudah banyak dilakukan.
Lalu, apa dampak melakukan tato pada gigi? Apakah berbahaya bagi tubuh? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
Artikel Lainnya: Wujudkan Gigi Cantik dan Indah dengan Perawatan Estetik Gigi
Sekilas Tentang Tato Gigi
Tato dianggap sebagai salah satu seni lukis yang diterapkan pada tubuh. Pada umumnya, orang-orang melakukan tato pada bagian tubuhnya. Lalu, bagaimana dengan tato gigi?
Ternyata, tato gigi sudah dilakukan lebih dari lima belas tahun yang lalu. Perawatan tato gigi ini banyak dilakukan di Amerika. Sementara, di Indonesia sendiri hal ini masih jarang.
Sebelumnya, Anda perlu memahami jika penggunaan tato pada gigi tidak sama dengan tato pada kulit. Jadi, prosedur ini tidak semenyeramkan seperti yang mungkin Anda bayangkan.
Jika Anda membayangkan pemasangan tato pada gigi sama halnya dengan mentato kulit, yaitu dengan mengukir tinta menggunakan jarum, buang jauh-jauh pemikiran itu.
Artikel Lainnya: Cara Merawat Crown Gigi Sementara
Bagaimana sebenarnya prosedur tato gigi? Faktanya, tato tidak diaplikasikan langsung pada gigi yang masih sehat, melainkan diaplikasikan pada mahkota jaket gigi atau crown gigi.
Teknik ini dilakukan bukan tanpa alasan. Penjaketan gigi dapat mengatasi sejumlah masalah kerusakan pada gigi, misalnya gigi berlubang yang tidak dapat ditambal. Maka, alternatifnya adalah pembuatan jaket.
Selain itu, pemasangan crown gigi juga dapat dilakukan pada kasus gigi patah. Dokter akan menyambungkan kembali gigi patah tersebut dengan menggunakan teknik crown dan bridge.
Crown gigi memiliki karakteristik yang menyerupai gigi asli. Kemudian, sebelum dipasangkan, ahli gigi akan mengukir gambar di atas crown gigi sesuai bentuk yang diinginkan.
Ada yang mengaplikasikan tatonya secara langsung, ada pula yang melakukan pengeboran untuk melubangi mahkota sesuai bentuk sebelum dilakukan pengisian dengan bahan tertentu.
Selain itu, ada beragam jenis, warna, bentuk, dan ukuran yang dapat diaplikasikan pada gigi.
Saat ini tato pada gigi dimanfaatkan oleh beberapa peneliti untuk mengembangkan alat pendeteksi bakteri yang disimpan dalam tato gigi. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dokter gigi untuk mengetahui kondisi bakteri pada rongga mulut.
Artikel Lainnya: Bakteri dan Virus yang Dapat Bersarang di Sikat Gigi Anda
Berbahayakah bagi Kesehatan?
Sampai saat ini, belum ada keluhan yang dilaporkan terkait penggunaan tato gigi. Tato yang telah dipasang pada crown gigi juga dapat bertahan hingga beberapa tahun dan tidak akan merusak gigi.
Akan tetapi, secara klinis pembentukan plak pada tato gigi dapat berlangsung lebih cepat. Hal ini karena terdapat kandungan pewarnaan pada tato.
Perlu Anda ketahui bahwa semakin banyak plak gigi, maka semakin meningkat pula risiko gigi mengalami gangguan, seperti karies dan kasus periodontal.
Pada beberapa kasus, tato gigi juga semakin lama semakin terkikis akibat tekanan yang disebabkan oleh makanan dan sikat gigi.
Oleh karena itu, orang dengan tato gigi harus terus menjaga kesehatan giginya. Pasalnya, tato pada gigi pasti mengandung beberapa bahan kimia yang dapat mengakibatkan munculnya penyakit gigi.
Demikian penjelasan seputar tato gigi dan bahayanya. Sebelum memutuskan untuk mentato gigi Anda, terlebih dahulu konsultasikan kepada dokter gigi mengenai rencana Anda.
Dapatkan informasi menarik lainnya seputar kesehatan dengan mengunduh aplikasi KlikDokter. Konsultasikan juga masalah kesehatan Anda kepada dokter lewat fitur Live Chat 24 jam. Gratis!
[WA]
Referensi:
Garg K, Chawla PS, Singh G. Tattooth: tooth tattoo, a new rage in body art. International Journal of Advanced Biotechnology and Research. 2012: 3 (1); 498-501.
Neetu Kharat, Anuroop Singhai, Prasant M.C, Ashishkumar K. Patil, Fareedi Mukram Ali. “A Tooth Tattoo with a purpose: An Innovative Approach”. Journal of Evolution of Medical and Dental Sciences 2014; Vol. 3, Issue 04, January 27; Page: 921-925.