Saat menjalani masa kehamilan seorang wanita akan mengalami berbagai perubahan fisik. Keadaaan ini kemudian akan turut memengaruhi kondisi tubuh secara keseluruhan. Salah satu yang paling sering terjadi adalah munculnya masalah gigi sensitif.
Gigi sensitif sendiri merupakan kondisi ketika bagian dentin yang merupakan jalan masuk menuju saraf gigi kehilangan pelindungnya. Akibatnya, paparan terhadap panas atau dingin dapat langsung mengenai saraf gigi.
Namun, masih banyak ibu hamil yang tidak menyadari pentingnya mengatasi masalah gigi saat kehamilan. Sebagian besar dari mereka tidak sadar jika hal tersebut dapat berpengaruh langsung pada kondisi janin.
Oleh karena itu, untuk mengedukasi para ibu hamil terkait hubungan masalah gigi dengan kondisi kehamilan, pada hari Sabtu (11/5) lalu, digelar talkshow dengan tema "Mempersiapkan Perubahan Fisik Selama Kehamilan Termasuk Mengatasi Gigi Sensitif" di Pepsodent Dental Expert Center, Gandaria City Mall, Jakarta Selatan.
Acara talkshow ini dapat terlaksana berkat kolaborasi Pepsodent Dental Expert Center, KlikDokter, dan Hallo Bumil - aplikasi panduan kehamilan interaktif. Pepsodent Dental Expert Center sendiri bisa dibilang sebagai pusat edutainment kesehatan gigi pertama di Indonesia, di mana semua orang juga dapat memeriksakan kondisi giginya secara gratis.
Masalah gigi saat kehamilan
Dengan dipandu dr. Alvin Nursalim, SpPD dari KlikDokter, talkshow ini menghadirkan drg. Andy Wirahadikusumah, Sp Pros dan dr. Dinda Derdameisya, SpOG sebagai narasumber.
"Selama proses kehamilan, akan ada beberapa perubahan fisik. Salah satunya adalah pada gigi, seperti menjadi sensitif dan gusi berdarah. Padahal sebelum hamil, si ibu tidak pernah mengalami masalah tersebut," jelas drg. Andy saat membuka talkshow.
Setelah itu, dr. Dinda sedikit menjelaskan penyebab timbulnya masalah gigi saat hamil. "Terjadi perubahan hormon saat masa kehamilan, sehingga membuat aliran darah di gusi menjadi lebih tinggi. Akibatnya, gigi pun menjadi lebih sensitif," jelasnya.
Masih menurut dr. Dinda, ada dua masalah gigi yang paling sering terjadi pada masa kehamilan:
-
Pembengkakan dan peradangan gusi.
Puncaknya biasa terjadi pada trimester kedua dan biasanya akan sembuh dengan sendirinya setelah kehamilan.
-
Gigi sensitif.
Selain perubahan hormon yang telah disebut di atas, gigi sensitif saat masa kehamilan juga dapat terjadi akibat seringnya mual dan muntah, sehingga kondisi di dalam mulut menjadi cukup asam. Satu lagi, gigi sensitif dapat muncul jika si ibu banyak mengidam makanan yang aneh-aneh.
Menurut dr. Dinda, jika tidak ditangani dengan tepat, masalah gigi juga dapat berdampak langsung dan membahayakan kondisi janin. Hal ini, terutama terjadi pada kasus gigi berlubang. Lubang tersebut dapat menjadi akses masuknya virus yang menimbulkan infeksi, yang kemudian dapat memicu terjadinya kontraksi dan ketuban pecah.
Menangani masalah gigi saat kehamilan
Saat menjalani masa kehamilan, proses pencabutan gigi memang tidak boleh dilakukan. "Namun, infeksi yang telah terjadi pada gigi dan gusi tetap harus ditangani agar tidak semakin sakit dan menjalar. Mitos takut ke dokter gigi saat menjalani masa kehamilan karena takut mendapat obat yang salah harus dibuang jauh-jauh dari pikiran. Dokter gigi adalah profesional yang sangat memperhitungkan semua kondisi pasiennya, termasuk jika sedang hamil," jelas drg. Andy.
Gigi sensitif memang sulit dicegah, tapi drg. Andy punya beberapa tips untuk mengurangi gejalanya selama masa kehamilan. Antara lain adalah:
- Pemeriksaan awal sangat penting, lebih baik lagi dilakukan sebelum memasuki kehamilan jika sudah berencana.
- Jaga kebersihan mulut.
- Gunakan sikat gigi berbulu halus.
- Gunakan pasta gigi khusus untuk gigi sensitif.
- Gunakan dental floss atau benang pembersih gigi untuk membersihkan sela-sela gigi yang tidak terjangkau sikat gigi.
Jika sebelum memasuki masa kehamilan belum sempat memeriksakan kondisi gigi, maka menurut dr. Dinda, periode trimester kedua kehamilan adalah waktu yang paling disarankan. Hal tersebut dikarenakan kondisi janin yang sudah lebih stabil dibanding periode sebelumnya.
Selama masa kehamilan, pemeriksaan rutin ke dokter gigi juga tetap harus dilakukan. Masih ada beberapa penindakan pada gigi yang masih boleh dilakukan, salah satunya adalah penambalan, meski dengan syarat tidak menimbulkan rasa sakit.
Satu lagi, untuk menjaga kondisi gigi, gusi, dan mulut selama masa kehamilan, drg. Andy menyarankan para ibu agar rajin mengonsumsi suplemen dan vitamin, terutama C yang baik untuk menjaga daya tahan tubuh. Saat daya tahan tubuh menurun, maka risiko gangguan di mulut seperti sariawan pun semakin mudah terjadi.
Setelah digelarnya talkshow ini, diharapkan para ibu dapat lebih memperhatikan masalah gigi sensitif yang dialaminya selama masa kehamilan dan tidak ragu lagi untuk berkonsultasi ke dokter gigi. Karena jika tidak ditangani dengan tepat, gangguan gigi juga dapat berisiko membahayakan janin secara langsung.
[RVS]