Padahal gigi sehat-sehat saja atau sedang tidak mengalami sakit gigi, tetapi mendadak gigi sakit saat di pesawat. Pernah mengalaminya? Kondisi tersebut dinamakan aerodontalgia, yaitu nyeri gigi yang bisa terjadi akibat perubahan barometrik.
Istilah “aerodontalgia” diperkirakan lahir saat masa Perang Dunia II ketika beberpa pilot mengalami nyeri gigi saat terbang tinggi dengan pesawat unpressurized, yaitu pesawat yang tidak memiliki sistem yang mengatur tekanan udara di kabin. Penyebabnya adalah penurunan tekanan atmosfer ketika pesawat naik ke ketinggian tinggi.
Belakangan juga diketahui bahwa nyeri yang sama juga biasa dialami oleh para penyelam, yang menyelam di perairan dalam. Penyebabnya sama, yaitu perubahan tekanan barometrik yang menyebabkan ekspansi udara internal atau gas di dalam gigi saat naik ke permukaan. Pada masa itu, istilah kedokteran giginya berubah dari “aerodontalgia” menjadi “barodontalgia”, yang menggabungkan keduanya.
Penyebab sakit gigi saat di pesawat
Ada beberapa hal yang bisa membuat seseorang merasakan nyeri gigi saat sedang melakukan perjalanan dengan pesawat, yaitu:
- Karies gigi atau gigi yang berlubang
- Penambalan atau restorasi yang rusak
- Karies sekunder
- Infeksi bakteri pada gigi atau pulpitis
- Kematian pada pulpa gigi (nekrosis pulpa)
- Pengisian saluran akar yang tidak adekuat
- Peradangan pada akar gigi (periodontitis)
- Terdapat jarak antara gigi dan gusi sehingga membentuk sebuah kantong (kantong periodontal)
- Impaksi gigi pada gigi bungsu atau kondisi pascaoperasi
- Kista retensi mukosa (kelenjar ludah yang terhambat)
Selain penyebab yang disebutkan di atas, penyebab lainnya juga bisa karena penyumbatan sinus, yang diperburuk oleh tekanan atmosfer rendah. Akibatnya, timbul rasa sakit pada gigi rahang atas. Ini dikenal sebagai barodontalgia tidak langsung dan disebabkan oleh tekanan pada saraf alveolar superior.
Barodontalgia tidak langsung adalah nyeri tumpul dan tidak jelas, yang umumnya melibatkan gigi posterior di rahang atas bagian belakang, dan dirasakan makin sakit saat pesawat mendarat.
Sedangkan pada barodontalgia langsung, sebaliknya, biasanya berkembang segera setelah lepas landas dan terlokalisasi dengan baik. Biasanya, penderita dapat mengidentifikasi bagian gigi yang sakit.
Mengapa sakit gigi bisa terjadi saat di pesawat?
Fenomena ini terjadi disebabkan oleh karena perubahan tekanan atmosfer saat pesawat berada di ketinggian. Ketika kondisi gigi mulai memburuk, pembusukan yang terbentuk akan menggerogoti gigi. Hal ini sering kali membuat udara-udara terjebak di dalam gigi. Saat naik pesawat, udara yang terjebak tersebut tidak bisa mengimbangi tekanan pada kabin, sehingga menimbulkan nyeri gigi.
Selain itu, terkadang udara juga dapat terperangkap di dalam tambalan yang sudah lama dan memiliki celah atau perawatan gigi lainnya, seperti pengisian saluran akar. Hal tersebut disebabkan karena udara yang terjebak dan tidak bisa keluar. Bahkan, jika bisa keluar pun secara perlahan, dan udara tersebut tidak bisa mengimbangi perubahan secara cepat dalam tekanan kabin.
Di sisi lain, perlu juga diperhatikan bahwa gigi rahang atas tubuh tepat di bawah rongga sinus (rongga-rongga udara di belakang tulang pipi, tulang hidung, dan tulang dahi). Udara di dalam rongga tersebut turut mengalami perubahan tekanan, sehingga menimbulkan nyeri pada bagian sinus yang sensasinya menyerupai nyeri gigi.
Dengan melakukan diagnosis yang benar, perawatan yang tepat pun dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut. Fédération Dentaire Internationale (FDI) merekomendasikan untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan melakukan pemeriksaan secara rutin setiap tahun, terutama untuk pilot dan kru pesawat lainnya.
Meskipun jarang, sakit gigi di pesawat alias aerodontalgia bisa menyebabkan risiko yang cukup serius jika tidak ditangani. Oleh karena itu, melakukan pencegahan agar rasa nyeri tidak muncul akan membuat perjalanan nyaman dan bebas khawatir. Bila pernah merasakan sakit gigi di pesawat, baiknya periksakan kondisi gigi ke dokter gigi, khususnya jika Anda sering bepergian dengan pesawat terbang.
(RN)