Salah satu prosedur dalam menjaga perawatan kesehatan gigi adalah dengan melakukan minimally invasive dentistry. Tujuannya untuk melestarikan struktur gigi yang sehat. Jadi, berfokus pada pencegahan, remineralisasi, dan secara keseluruhan meminimalkan intervensi dokter gigi.
Seperti yang diungkapkan oleh drg. Callista Argentina, “Minimally invasive dentistry merupakan tindakan dalam seluruh aspek kedokteran gigi untuk mempertahankan struktur asli gigi sebanyak mungkin.”
Seperti apa mekanisme minimally invasive dentistry? Cari tahu lewat ulasan berikut ini.
Mengenal Mekanisme Minimally Invasive Dentistry
Mekanisme minimally invasive dentistry ini melibatkan pencegahan kerusakan gigi sebelum menjadi masalah yang lebih besar dan menghentikan masalah tersebut selama masih tahap awal.
Melansir Know Your Teeth, langkah awal yang dilakukan dokter gigi dalam mekanisme ini adalah mengevaluasi risiko kerusakan pada gigi Anda.
Dokter Gigi Callista juga mengungkapkan, “Pertama, perlu melakukan pendeteksian karies gigi sedini mungkin dan menilai faktor risiko yang bisa menyebabkan karies tersebut.”
Selain itu, pada pemeriksaan awal, dideteksi pula kehadiran bakteri, kualitas dan kuantitas air liur, serta diet yang semuanya itu berperan dalam pembusukan gigi. Dokter gigi pun akan menggunakan strategi untuk mencegah atau mengurangi kerusakan gigi.
Misalnya, jika memiliki tingkat bakteri mulut yang tinggi, Anda akan disarankan menggunakan obat kumur setiap hari, membatasi asupan karbohidrat tertentu, dan menjaga kebersihan mulut dengan baik.
Artikel Lainnya: Perawatan Gigi Bercelah dengan Metode Tambal Gigi
Teknik yang Digunakan
Setelah melakukan pemeriksaan awal dan memberikan arahan untuk menjaga kesehatan gigi, minimally invasive dentistry juga melibatkan beberapa teknik, di antaranya:
-
Remineralisasi
Remineralisasi merupakan proses memulikan mineral gigi. Menurut drg. Callista, “Remineralisasi struktur gigi penting bagi gigi yang mengalami demineralisasi dengan menggunakan bahan mengandung CPP-ACP.” CPP-ACP merupakan jenis fluoride yang berperan penting dalam proses remineralisasi.
-
Abrasi Udara
Saat remineralisasi gigi tidak dapat dilakukan dan terjadi pembusukan, dokter gigi dapat menggunakan abrasi udara untuk menghilangkan pembusukan. Abrasi udara digunakan sebagai pengganti bor tradisional dan mungkin tidak memerlukan anestesi.c
Alat ini menyerupai peledak pasir mikroskopis dan menggunakan aliran udara yang dikombinasikan dengan bubuk abrasif super halus.
-
Sealant
Biasanya sealant terbuat dari resin dan melindungi gigi dari bakteri penyebab pembusukan. Infiltrasi resin ini bertindak sebagai penghalang, serta melindungi gigi dari asam dan plak.
“Kini ada pula bahan sealant yang berfungsi menambal gigi sekaligus memberikan perlindungan Fluor. Sehingga, gigi tersebut perjalanan kariesnya terhenti,” ungkap drg. Callista.
Bahan yang digunakan juga tahan lama dan mampu melestarikan struktur gigi maksimum. Dengan begitu, kebutuhan akan penambalan atau perbaikan gigi di masa depan akan berkurang.
Artikel Lainnya: Punya Masalah Gigi Sensitif, Bolehkah Memutihkan Gigi?
-
Inlays dan Onlays
Keduanya dilakukan untuk restorasi gigi. Umumnya, dokter gigi menggunakan dental crown atau mahkota gigi untuk melakukan restorasi gigi yang kerusakannya luas atau lebih dari 2 sisi.
Namun, inlays dan onlays tidak mengharuskan dokter gigi menghilangkan banyak struktur asli gigi sebanyak pengasahan pada pembuatan dental crown.
Inlays mirip dengan tambalan, hanya saja dibuat khusus agar sesuai dengan rongga di gigi. Biasanya memiliki warna yang sama dengan warna gigi atau emas.
Sementara itu, onlays digunakan untuk rekonstruksi pada gigi yang sudah sangat rusak, misalnya akibat pembusukan atau cedera. Dokter Callista menambahkan bahwa prosedur onlays juga meliputi permukaan kunyah.
Teknik ini pun tidak mengharuskan dokter gigi mencabut gigi sebanyak pada prosedur dental crown.
-
Bite Splints
Terdapat beberapa orang yang menggertakkan gigi di malam hari, atau dikenal dengan nama bruxism. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan serius pada gigi dan mungkin mengharuskan Anda untuk menggunakan mahkota gigi.
Teknik bite splints akan dilakukan kepada orang dengan kondisi tersebut. Pada sebagian besar kasus dilakukan pada usia remaja atau awal 20-an untuk mencegah kerusakan berlanjut.
Teknik ini menggunakan alat yang dipakai pada malam hari atau ketika sedang mengalami stres.
Demikian penjelasan mengenai mekanisme minimally invasive dentistry. Hingga saat ini, belum ada efek samping yang berarti dari teknik yang dilakukan dalam prosedur ini.
Lebih jauh mengenai kesehatan gigi dan mulut, Anda bisa berkonsultasi langsung dengan dokter gigi lewat fitur LiveChat 24 jam di aplikasi Klikdokter.
(PUT/JKT)
Referensi:
Know Your Teeth. Diakses November 2021. What Is Minimally Invasive Dentistry?
Allure Dental Care. Diakses November 2021. Minimally Invasive Dentistry in Mountain View, CA.