Gigi merupakan satu kesatuan dengan struktur sekitar, seperti jaringan otot pengunyah, wajah, dan tulang rahang. Jika terjadi gangguan pertumbuhan gigi, susunan gigi dapat terpengaruh.
Beberapa di antara kita mungkin memiliki susunan gigi tidak beraturan. Ada yang tumpang tindih, berjejal, gigi depan maju, atau gigitan silang antara rahang atas dan bawah.
Susunan gigi tidak beraturan dan hubungan gigi antara rahang atas dengan bawah tidak ideal disebut maloklusi. Penyebab maloklusi di antaranya gangguan perkembangan janin, gangguan pertumbuhan gigi, mengisap jempol, dan sebagainya.
Untuk memperbaiki kondisi maloklusi, perawatan ortodonti diperlukan. Mari ketahui lebih lanjut mengenai seluk-beluk perawatan gigi ortodonti berikut ini.
Artikel lainnya: Perawatan Gigi yang Bisa Anda Lakukan Sendiri di Rumah
Pengertian dan Manfaat Perawatan Ortodonti
Menurut British Society of Orthodontics, orthodontik adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari pertumbuhan dan perkembangan tulang rahang dan wajah yang dapat memengaruhi posisi gigi.
Manfaat perawatan ortodontik, antara lain:
1. Memperbaiki Susunan Gigi
Gigi depan yang maju, memiliki gigitan silang, atau berjejal dapat memengaruhi profil wajah. Bila dilihat dari samping, profil wajah bisa cembung, datar, atau rata. Hal ini tentu memengaruhi estetika.
Manfaat perawatan ortodontik adalah memperbaiki susunan gigi agar lebih rapi, sehingga pengunyahan dan estetika wajah lebih baik. Wajah pun bisa lebih simetris.
Susunan gigi yang lebih teratur juga dapat mempermudah pembersihan gigi. Gigi berjejal dan tumpang tindih biasanya sulit dibersihkan, sehingga lebih rentan terhadap karies (lubang gigi), penyakit periodontal (jaringan pendukung gigi), atau cedera.
2. Mengatasi Gigi Tertanam di Dalam Tulang Rahang
Perawatan ortodonti disertai dengan teknik windowing dapat mengatasi gigi yang tertanam di dalam tulang rahang, yang menyebabkan gigi lain berantakan atau berjejal.
Gigi yang susunannya tidak atau kurang ideal dapat menyebabkan gangguan fungsi kunyah atau masalah sendi rahang. Masalah ini juga dapat mengganggu proses menelan dan berbicara.
Perawatan orthodontik mencakup banyak hal, mulai dari pengetahuan yang lebih mendalam tentang tumbuh kembang, penetapan diagnosis, hingga pemasangan alat.
Pemasangan alat orthodontik sebaiknya dilakukan oleh dokter gigi spesialis orthodontik, bukan dokter gigi umum (general practitioner), kecuali bila dokter gigi umum sudah mengikuti kursus ortodontik.
Perawatan gigi orthodontik lebih baik dilakukan saat pasien masih dalam tahap tumbuh kembang. Bila perawatan ini dilakukan saat dewasa, kemungkinan waktu perawatan akan lebih panjang karena tulang rahangnya lebih padat.
Namun, ada juga risikonya bila perawatan ortodonti dilakukan saat masih anak-anak atau remaja, yaitu rekurensi.
Rekurensi adalah kondisi susunan gigi kembali tidak beraturan setelah perawatan selesai karena proses tumbuh kembang masih berlanjut.
Artikel lainnya: Bagaimana Susunan Gigi Pengaruhi Bentuk Wajah?
Jenis-Jenis Perawatan Ortodonti
Pemilihan jenis alat sangat bergantung pada diagnosis dan berat atau ringannya kasus maloklusi. Secara garis besar, alat orthodontik dapat dibagi dua, yaitu:
1. Alat Orthodontik Cekat (Fixed Orthodontic Appliances)
Perawatan ortodonti ini terdiri dari beberapa komponen, yaitu bracket, kawat, karet, dan aksesoris lainnya misalnya alat ekspansi, molar band, dan lainnya.
Alat ortodontik cekat tidak bisa dilepas-pasang sendiri. Perawatan ini bisa sekitar delapan belas bulan sampai seterusnya, tergantung tingkat kesulitan dan kedisiplinan pasien.
Pada kasus maloklusi berat, alat orthodontik cekat dibutuhkan dengan pemasangan maupun pelepasan oleh dokter gigi spesialis orthodontik.
Ada juga alat orthodontik cekat yang dipasang pada permukaan dalam gigi. Jadi, saat tersenyum, pasien tidak terlihat menggunakan kawat gigi. Hal ini biasanya berkaitan dengan alasan estetika.
Pada kasus-kasus berat ketika pertumbuhan rahang atas atau bawah tidak normal atau tidak berkembang, perlu dilakukan pembedahan korektif sebelum pemasangan alat orthodontik.
2. Alat Orthodontik Lepasan (Removable Orthodontic Appliances)
Jenis perawatan ortodonti lepasan terdiri dari komponen plat akrilik dengan klamer dan bisa dilepas-pasang. Namun, alat ini harus terus digunakan seharian.
Alat ortodontik lepasan hanya dilepas saat dibersihkan dan disikat dengan sikat gigi bersih, serta saat berolahraga terutama berenang.
Biasanya kasus maloklusi ringan yang tidak memerlukan pencabutan membutuhkan alat orthodontik lepasan.
Alat ini dapat dilepas sewaktu-waktu oleh pasien. Oleh karena itu, tingkat keberhasilan perawatan sangat bergantung pada kedisiplinan pasien.
Salah satu alat orthodontik lepasan adalah expantion arch. Alat ini digunakan untuk mengekspansi langit-langit, sehingga didapatkan ruangan untuk pergeseran gigi.
Perawatan orthodontik berdasar pada prinsip-prinsip biomekanika. Gigi yang susunannya kurang ideal dibetulkan dengan menggeser gigi hingga mencapai posisi yang ideal.
Supaya bisa bergeser, dibutuhkan pemasangan alat orthodontik yang akan diaktivasi setiap interval waktu tertentu saat pasien datang untuk kontrol.
Saat alat diaktivasi, terjadi penekanan pada gigi yang diteruskan pada tulang rahang, sehingga akhirnya gigi akan bergeser. It sebabnya, terkadang pasien akan merasa sakit atau tidak nyaman saat pemasangan atau aktivasi alat.
Namun, tekanan yang diberikan adalah tekanan ringan yang tidak berlebihan. Karena, jika berlebihan, kematian pada gigi dapat terjadi.
Pada beberapa kasus maloklusi yang cukup berat, tidak cukup ruangan yang tersedia agar gigi dapat bergeser.
Untuk itu, pencabutan gigi perlu dilakukan. Jumlah dan letak gigi yang dicabut sangat bergantung pada masing-masing kasus. Namun, umumnya ada dua gigi yang dicabut pada masing-masing rahang atas dan bawah.
Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk perawatan orthodontik berbeda-beda pada setiap kasus. Hal ini pun sangat bergantung pada tingkat keparahan kasus dan faktor kedisiplinan pasien.
Bila kasusnya ringan tapi pasiennya tidak rajin kontrol ke dokter gigi, maka bisa jadi perawatan akan berlangsung lama.
Saat pasien dijadwalkan kontrol, itulah waktu bagi dokter gigi untuk melihat tingkat kemajuan kondisi dan memberi aktivasi pada alat orthodontik, sehingga menyebabkan pergeseran gigi.
Artikel lainnya: Mengenal Dokter Gigi Spesialis Ortodonti dan Perannya
Prosedur Perawatan Ortodonti
Secara singkat, tahapan perawatan ortodonti adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pemeriksaan
Pemeriksaan kondisi gigi secara menyeluruh diperlukan. Bila ada gigi yang perlu penambalan, pembersihan karang gigi, atau pencabutan, maka tindakan terkait harus dilakukan sebelum perawatan orthodonti dimulai.
Rontgen panoramic juga dibutuhkan untuk menunjang pemeriksaan.
2. Tahap Pencetakan dan Pengambilan Foto
Pencetakan pada gigi pasien akan dilakukan. Pada model gigi yang didapat dari pencetakan ini, evaluasi maloklusi dan kebutuhan ruang dilakukan. Lalu, foto gigi pasien dan profil wajah dari samping dan depan akan diambil.
Foto lainnya yang juga diperlukan untuk menunjang diagnosis dan rencana perawatan adalah foto cephalometri. Setelah itu, analisis foto baru dilakukan. Setelah semua evaluasi tuntas, diagnosis dan rencana perawatan dapat ditetapkan.
3. Tahap Pemasangan Alat Orthodonti
Biasanya behel gigi direkatkan dengan menggunakan lem khusus, lalu dipasangkan kawat dan karet.
4. Tahap Kontrol Rutin Bulanan
Kontrol behel rutin biasanya dilakukan 2-3 minggu sekali. Saat pasien kontrol, dokter gigi dapat memeriksa kondisi rongga mulut secara umum, mengamati pergerakan gigi, aktivasi alat, membersihkan gigi, mengganti karet, dan melanjutkan rencana perawatan sampai terjadi perubahan yang diinginkan.
5. Tahap Penyelesaian
Jika perawatan ortodonti dianggap selesai, evaluasi perawatan dilakukan untuk memastikan apakah posisi dan hubungan gigi sudah sesuai rencana.
Kemudian, tahap fiksasi dilakukan selama enam bulan untuk menahan supaya tidak ada pergerakan lagi dari gigi-gigi.
6. Tahap Melepas Behel Gigi
Saat alat orthodontik dilepas, sisa lem yang masih menempel dibersihkan dari permukaan gigi. Biasanya dokter gigi sekaligus melakukan pembersihan karang gigi yang rutin dilakukan setiap enam bulan sekali.
Setelah itu, gigi pasien dicetak untuk pembuatan retainer. Retainer adalah alat yang bisa menyerupai alat orthodontik lepasan, atau retainer transparan yang terbuat dari bahan plastik khusus yang di-vacuum.
Pemasangan alat ini bertujuan untuk mencegah gigi berubah posisi lagi atau kambuh (relapse).
Artikel lainnya: 10 Kondisi Gigi yang Perlu Pakai Behel, Apa Saja?
Pentingnya Kebersihan Gigi dan Mulut dalam Perawatan Ortodonti
Kawat orthodontik pada alat orthodontik cekat sangat berpotensi menjadi tempat berkumpulnya plak. Tidak jarang terjadi karies di bawah bracket gigi. Terkadang karies baru ketahuan setelah alat orthodontik dilepas.
Oleh karena itu, kebersihan mulut harus dijaga dengan baik saat perawatan ortodentik, khususnya bila usia pasien masih anak-anak. Pasien juga harus menggunakan sikat gigi khusus orthodontik agar dapat membersihkan daerah gigi di bawah bracket orthodontik secara optimal.
Dengan perawatan ortodonti, pasien diharapkan dapat memiliki susunan gigi yang harmonis. Pengunyahan pun lebih baik dan lebih percaya diri!
Kamu punya masalah susunan gigi? Yuk, konsultasi ke dokter gigi lewat layanan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
(FR/JKT)