Indonesia merupakan negara ke-5 dengan konsumsi tembakau tertinggi di dunia. Data tersebut tidak mengherankan. Pasalnya, sebagian besar masyarakat Indonesia adalah perokok.
Dampak rokok terhadap kesehatan sudah menjadi rahasia umum. Satu batang rokok yang dibakar mengeluarkan 4.000 bahan-bahan kimia. Nikotin, karbon monoksida, dan lainnya adalah zat beracun yang dapat menyebabkan kanker.
Namun, selain dapat menyebabkan penyakit mematikan, dampak merokok juga bisa berakibat pada gigi ompong!
Bagaimana Merokok Menyebabkan Gigi Ompong?
Nikotin adalah zat beracun yang berperan dalam menimbulkan ketergantungan. Jadi, tak heran jika perokok aktif merasa sulit untuk berhenti merokok.
Nikotin merupakan zat berbentuk cairan, tidak berwarna, mudah menguap, dan dapat berubah warna menjadi cokelat. Zat berbahaya ini berperan dalam menghambat pertumbuhan sel dan perlekatan serat penghubung antara gusi serta akar gigi (ligament periodontal fibroblast).
Artikel Lainnya: Rokok Herbal Apakah Lebih Baik dari Rokok Tembakau?
Sebuah penelitian mengenai dampak rokok pada gigi dilakukan oleh Universitas Kedokteran Gigi Islam Sultan Agung, Semarang. Hasilnya, perokok aktif memiliki risiko lebih tinggi mengalami karies gigi maupun karies akar gigi dibandingkan yang bukan perokok.
Hal tersebut terjadi karena perokok aktif mengalami penurunan produksi air ludah. Padahal, air ludah berfungsi melindungi gigi dari serangan bakteri.
Ompong Akibat Rokok yang Merusak Gusi
Dampak rokok pada gigi terjadi akibat racun dalam rokok yang dapat mengiritasi jaringan lunak mulut. Pada rongga mulut, racun tersebut juga berpotensi menyebabkan infeksi mukosa, dry socket, dan memperlambat penyembuhan luka.
Racun rokok juga dapat mengurangi asupan aliran darah ke seluruh gusi. Selain itu, perubahan panas akibat merokok juga menyebabkan perubahan aliran darah dan produksi air ludah, serta mengiritasi mukosa secara langsung.
Oleh karena itu, risiko terjadinya gigi ompong pada perokok menjadi tiga kali lebih tinggi.
Kerusakan jaringan penyangga gigi (periodontal) berawal dari banyaknya akumulasi plak pada gigi dan gusi. Tar yang mengendap pada gigi menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar sehingga plak mudah menempel.
Artikel Lainnya: Cara agar Sukses Berhenti Merokok
Akumulasi plak pada saku gusi, ditambah dengan kondisi kebersihan mulut yang buruk, menyebabkan terjadinya radang gusi (gingivitis). Radang gusi yang tidak dirawat, lama-kelamaan dapat berlanjut menjadi radang jaringan penyangga gigi (periodontitis).
Jika kondisi ini tidak dirawat juga, akumulasi sel-sel radang kronis akan menyebabkan hilangnya kolagen pada jaringan yang mengikat gusi ke akar gigi. Dengan demikian, terjadilah penurunan gusi.
Apabila penurunan gusi juga tidak dirawat dengan baik, maka sel-sel tersebut akan merusak tulang alveolar. Gigi pun menjadi goyang dan harus dicabut. Hal inilah yang menjadikan rokok menjadi penyebab gigi ompong.
Hindari Gigi Ompong dengan Berhenti Merokok
Untuk mencegah gigi ompong karena rokok, tentu saja Anda dianjurkan untuk menghentikan kebiasaan ini. Walaupun sulit, Anda bisa mencoba beberapa langkah sederhana.
Pertama, pastikan alasan kuat Anda untuk berhenti, lalu biasakan untuk tidak membawa rokok, dan hindari pula situasi yang menggoda Anda untuk merokok, misalnya hangout dengan teman-teman perokok.
Perlu Anda ingat juga bahwa saat berhenti merokok untuk pertama kali, Anda mungkin akan merasa kehilangan rasa tenang. Jadi, konsumsilah lebih banyak buah-buahan dan sayuran.
Hindari pula minuman beralkohol. Sebaliknya, perbanyak konsumsi air putih atau jus buah. Hal ini akan membantu Anda terhindar dari keinginan untuk merokok.
Nah, itulah dampak merokok pada gigi yang tentu sangat merugikan. Mengetahui dampak merokok tersebut, sekarang ada satu lagi alasan bagi Anda untuk segera menghentikan kebiasaan ini. Dengan demikian, Anda tak hanya merasakan kesehatan pada gigi, tetapi juga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Apabila memiliki pertanyaan seputar kesehatan gigi dan mulut, tanyakan saja kepada dokter secara langsung melalui layanan Live Chat 24 jam di aplikasi KlikDokter.
[WA]